• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 9 Mei 2024

Keislaman

11 Kondisi yang Dianjurkan Membaca Alhamdulillah

11 Kondisi yang Dianjurkan Membaca Alhamdulillah
Sempatkan membaca hamdalam dalam 11 kondisi berikut. (Foto: NOJ/NGt)
Sempatkan membaca hamdalam dalam 11 kondisi berikut. (Foto: NOJ/NGt)

Dalam banyak keterangan disebutkan bahwa sangat sedikit kalangan yang berkenan untuk bersyukur atas aneka nikmat yang telah diterima. Baik kebaikan berupa kesehatan, kesempatan, tambahan ilmu pengetahuan, memiliki makanan, minuman, dan seterusnya.


Sebagai bentuk rasa syukur atas beragam kenikmatan yang diterima manusia, khususnya umat Islam maka sudah selayaknya menyempatkan berucap kalimat syukur yakni alhamdulillah. Diharapkan dengan melakukan hal tersebut, maka kebaikan yang telah diterima akan kian ditambah, bukan sebagai hamba yang mengingkari nikmat.


Perlu diketahui bahwa dalam beberapa literatur keislaman, kata alhamdulillah bahkan selalu berada di awal kata pengantar muallif atau pengarang kita. Hampir seluruh muallif mengawali karyanya dengan bacaan alhamdulillah. Namun, ternyata alhamdulillah tidak hanya disunahkan untuk dibaca setelah mendapat nikmat saja.


Imam an-Nawawi dalam Al-Adzkâr an-Nâwâwî menjelaskan beberapa hal yang disunahkan untuk membaca alhamdulillah atau hamdalah


 قال العلماء : فيستحب البداءة بالحمد لله لكل مصنف ، ودارس ، ومدرس ، وخطيب ، وخاطب ، وبين يدي سائر الأمور المهمة

 

Artinya: Disunahkan memulai dengan ‘alhamdulillah’ untuk setiap muallif, orang yang belajar, orang yang mengajar, orang yang diceramahi dan orang yang berceramah, serta dalam perkara-perkara penting yang lain. (Imam an-Nawawi, Al-Adzkâr an-Nâwâwî, [Beirut: Dâr Kutub Islamiyah, 2004 M), j. 1, halaman: 172.)

 

Berikut ini keadaan yang mana umat Islam sangat disarankan untuk membaca hamdalah.

1. Disunahkan membaca alhamdulillah dalam setiap permulaan menulis karya

2. Disunahkan juga membaca alhamdulillah di permulaan belajar maupun mengajar  

3. Saat berceramah, baik untuk orang yang berceramah maupun orang yang mendengarkan ceramah.


Hal ini disebutkan oleh Imam as-Syafii, bahwa ia sangat menganjurkan setiap orang yang melakukan hal-hal penting untuk membaca alhamdulillah, termasuk ceramah. 


قال الشافعي رحمه الله : أحب أن يقدم المرء بين يدي خطبته وكل أمر طلبه : حمد الله تعالى ، والثناء عليه سبحانه وتعالى ، والصلاة على رسول الله ﷺ

 

Artinya: Imam as-Syafii Rahimahullah berkata: Aku lebih suka orang yang mengawali setiap khutbahnya (ceramahnya) dan setiap hal yang dicari dengan: Memuji kepada Allah SWT (membaca alhamdulillah) dan membaca shalawat kepada Rasulullah SAW. (lihat: Imam an-Nawawi, al-Adzkâr an-Nâwâwî, [Beirut: Dâr Kutub Islamiyah, 2004 M), j. 1, halaman: 172.)


Tidak hanya sunah, dalam khutbah jumat, membaca alhamdulillah bahkan menjadi salah satu rukun khutbah Jumat. Jjika tidak ditepati, maka khutbah tersebut tidak sah.

 

4. Setelah selesai makan dan minum 


 يستحب بعد الفراغ من الطعام والشراب ، والعطاس ، وعند خطبة المرأة - وهو طلب زواجها - وكذا عند عقد النكاح ، وبعد الخروج من الخلاء

 

Artinya: Disunahkan (membaca alhamdulillah) setelah makan dan minum, setelah bersin dan ketika melamar seorang perempuan, yaitu meminta menjadi istrinya, begitu juga ketika akad nikah, dan setelah keluar dari toilet. (Imam an-Nawawi, Al-Adzkâr an-Nâwâwî, [Beirut: Dâr Kutub Islamiyah, 2004 M), j. 1, halaman: 172.)

 

5. Mengucapkan alhamdulillah setelah bersin

6. Ketika melamar seorang perempuan

7. Ketika akad nikah

8. Setelah keluar dari toilet  

9. Saat mengawali dan mengakhiri doa 

10. Ketika mendapatkan nikmat atau terhindar dari bencana

11. Ketika salah satu keluarga ada yang meninggal dunia

Dalam kasus yang disebutkan dalam hadits, bahwa Allah menjanjikan surga bagi seorang hamba yang ditinggal mati oleh anaknya, kemudian ia membaca hamdalah dan istirja’ (inna lillahi wa inna ilaihi rajiun). Perhatikan keterangan berikut: 


عن أبي موسى الأشعري رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : " إذا مات ولد العبد قال الله تعالى لملائكته : قبضتم ولد عبدي ؟ فيقولون : نعم ، فيقول : قبضتم ثمرة فؤاده ؟ فيقولون : نعم ؟ فيقول : فماذا قال عبدي ؟ فيقولون : حمدك واسترجع ، فيقول الله تعالى : ابنوا لعبدي بيتا في الجنة ، وسموه بيت الحمد " قال الترمذي : حديث حسن.

 

Artinya: Dari Abu Musa al-Asyari RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: Jika seorang anak hamba Allah meninggal, Allah SWT akan berkata kepada para malaikatnya: Kalian sudah mengambil ruh anak hamba-Ku? Para malaikat tersebut kemudian menjawab: Ya. Allah SWT kemudian bertanya lagi: Kalian sudah mengambil ruh buah hatinya? Para malaikat pun menjawab: Ya. Allah SWT kemudian bertanya lagi: Apa yang diucapkan hamba-Ku? Para malaikat menjawab: Ia memujimu dan beristirja. Maka Allah  SWT berfirman: Bangunkan untuk hamba-Ku sebuah rumah di surga, dan namailah dengan bait al-hamd. Imam at-Tirmidzi berkata bahwa hadits ini adalah hasan. (Imam an-Nawawi, Al-Adzkâr an-Nâwî, [Beirut: Dâr Kutub Islamiyah, 2004 M], j. 1, halaman: 173).

 


Demikian sejumlah keadaan yang disarankan bagi umat Islam, khsusnya warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin untuk senantiasa membiasakan diri bersyukur. Cara paling sederhana dalam mewujudkan syukur tersebut adalah dengan membaca alhamdulillah. Wallahu a’lam.


Editor:

Keislaman Terbaru