Kerap lupa adalah termasuk kelemahan. Bagaimana tidak? Aneka informasi dan kabar yang diterima akhirnya hilang tanpa bekas lantaran tidak memiliki ingatan yang kuat.
Hal tersebut bisa menjadi kerugian bagi kalangan santri, pelajar, mahasiswa dan sejenisnya. Karena materi pelajaran dan kuliah tidak dapat tersimpan lama di memori ingatan yang ujung-ujungnya berimbas kepada kemampuan akademik.
Menurut cerita yang dikutip dari kompilasi kalam Habib Ahmad bin Hasan Al-Athas, ada seorang laki yang sowan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Kala itu dirinya mengeluh seperti ini: Ya Rasulallah, sungguh saya ini adalah orang yang pelupa. Tolong ajari kami sesuatu.
Kemudian Nabi Muhammad SAW mengajarkan: Baca kalimat ini setiap hari.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ نَفْسِيْ مُطْمَئِنَّةً، تُؤْمِنُ بِلِقَائِكَ، وَتَرْضَى بِقَضَائِكَ
Allâhumma ij’al nafsî muthmainnatan, tu’minu bi liqâika wa tardlâ bi qadlâika
Artinya: Ya Allah, jadikan jiwa kami menjadi tenang, beriman akan adanya pertemuan dengan-Mu, dan rela atas garis yang Engkau tentukan.
Setelah ijazah dari Rasulullah tadi dibaca tiga kali sehari, pemuda tersebut mengaku: Setelah saya membaca itu, saya tidak pernah lupa tentang apapun. (Lihat Habib Zain bin Ibrâhîm bin Sumaith, Al-Manhajus Sâwî, Dârul Ilmi wad Da’wah, [Hadramaut, 2005], halaman 234),
Silakan untuk dibaca secara istikamah, semoga akan mengurangi sifat lupa.