• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 8 Mei 2024

Keislaman

Hendak Melayat Korban Tragedi Kanjuruhan? Berikut 4 Etika Takziah

Hendak Melayat Korban Tragedi Kanjuruhan? Berikut 4 Etika Takziah
Ada 4 etika yang harus diperhatikan saat takziah. Termasuk melayat keluarga korban tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang. (Foto: NOJ/Madchan Jazuli)
Ada 4 etika yang harus diperhatikan saat takziah. Termasuk melayat keluarga korban tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang. (Foto: NOJ/Madchan Jazuli)

Indonesia sedang berduka karena setidaknya ada 125 orang meninggal imbas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Dan sebagai bentuk solidaritas dan meringankan beban, umat Islam disunahkan untuk melakukan takziah atau melayat kepada keluarga korban.


Bagaimana etika yang harus diperhatikan saat melakukan takziah atau melayat? Imam al-Ghazali dalam risalahnya berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman: 437), menyebutkan ada empat adab orang bertakziah:  


آداب المعزّي: خفض الجناح، وإظهار الحزن، وقلة الحديث، وترك التبسم فإنه يورث الحقد


Artinya: Adab orang bertakziah, yakni menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu, menampakkan rasa duka, tidak banyak berbicara, tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka.   


Dari kutipan di atas dapat diuraikan keempat adab orang bertakziah sebagai berikut:


1. Menghindari Hal yang Tidak Pantas atau Tabu

Bertakziah sudah pasti berbeda dengan menghadiri pesta perkawinan. Oleh karena itu cara kita berpakaian dalam bertakziah tidak sebaiknya disamakan dengan cara kita menghadiri pesta perkawinan yang cenderung glamor. Demikian pula cara kita bersolek atau berdandan juga tidak sebaiknya terlalu menor atau memakai parfum yang terlalu kuat baunya. Suasana takziah adalah suasana berkabung dan bukan suasana bersuka cita. Hendaknya cara kita berpakaian dan berdandan sewajarnya saja dengan tetap menjunjung tinggi asas kepatutan dan kesopanan.  


2. Menampakkan Rasa Duka 

Setiap kematian seseorang pasti menimbulkan perasaan duka yang mendalam terutama bagi keluarga atau kerabat dekat yang ditinggalkannya. Oleh karena itu orang yang bertakziah dianjurkan untuk ikut merasakan rasa duka itu dengan menampakkan wajah duka sambil mengucapkan secara tulus rasa bela sungkawa. Sangat baik apabila ungkapan bela sungkawa itu diikuti dengan doa semoga tabah dan sabar menerima musibah yang memang sudah merupakan suratan takdir dari Allah SWT.    


3. Tidak Banyak Bicara 

Dalam suasana duka, orang yang sedang tertimpa musibah kematian, biasanya cenderung diam dan tidak ingin diajak berbicara lama-lama. Oleh karena itu orang yang bertakziah jika ingin mengajak berbicara kepada pihak yang sedang berduka cukup seperlunya saja. 


Demikian pula di antara orang-orang-orang yang bertakziah (mu'azziyin dan mu'azziyat) sebaiknya kalau berbicara satu sama lain cukup seperlunya dan pelan agar tidak menimbulkan suasana berisik. Apalagi tertawa terbahak-bahak, sungguh hal ini tidak baik dan tidak etis dari sudut mana pun.    


4. Tidak Mengumbar Senyum 

Poin keempat ini memiliki kaitan erat dengan poin-poin sebelumnya, yakni tidak mendukung ketiganya. Oleh karena itu meskipun dalam keadaan normal senyum termasuk sedekah, tetapi dalam konteks takziah para mu'azziyin dan mu'azziyat sebaiknya bisa menahan diri untuk tidak mengumbar senyum. Tentu saja senyum dalam batas-batas yang wajar masih bisa ditolerir. 


Intinya adalah senyum memiliki makna kegembiraan yang dalam konteks takziah tidak baik khususnya jika ditujukan kepada pihak yang sedang berduka sebab hal ini sama saja tidak menghormati perasaannya.    


Keempat adab tersebut hendaknya menjadi pedoman bagi umat Islam dalam bertakziah kepada orang lain, baik orang tersebut masih kerabat dekat, tetangga, atau sekadar teman. Apalagi saat ini tengah terjadi peristiwa di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan setidaknya 125 orang tersebut.

 


Hal yang harus selalu diingat adalah bahwa takziah identik dengan ikut berduka. Oleh karena itu jika bermaksud membawa anak-anak yang masih kecil dan suka rewel atau sulit diatur seperti suka teriak-teriak, dan sebagainya, hendaknya dipertimbangkan. Sebab, hal itu bisa menimbulkan suasana lain yang tidak mendukung suasana duka tersebut. Dalam tradisi masyarakat Jawa anak-anak tidak sebaiknya diajak serta bertakziah kecuali memang sangat terpaksa. 


Keislaman Terbaru