Keislaman

Inilah Beberapa Jenis Pertemanan

Jumat, 27 September 2024 | 07:00 WIB

Inilah Beberapa Jenis Pertemanan

Ilustrasi teman yang saling menolong (Foto:NOJ/pwnujatim)

Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak dapat hidup seorang diri. Sebab untuk beberapa hal membutuhkan bantuan orang lain. Selain itu, tanpa memiliki teman tentu akan susah dan mudah gundah, stagnan dan monoton.
 

Dalam Islam sangat menganjurkan untuk mencari teman, sahabat yang baik agar bisa memberikan manfaat kebaikan dalam perjalanan hidup seseorang. Memang, mencari dan memilih teman yang baik bukan perkara mudah, akan tetapi tanpa adanya usaha untuk mencari teman baik, maka mustahil akan menemukannya.
 

Dalam salah satu hadis disebutkan:
 

عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
 

Artinya: Dari Abu Musa, dari Nabi Muhammad, beliau bersabda: Perumpamaan teman yang baik dengan teman yang buruk bagaikan penjual minyak wangi dengan pandai besi, ada kalanya penjual minyak wangi itu akan menghadiahkan kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu mendapatkan aroma wanginya. Sedangkan pandai besi ada kalanya (percikan apinya) akan membakar bajumu atau kamu akan mendapatkan aroma tidak sedap darinya. (HR.Al-Bukhari 5108)
 

Penjelasan hadis ini dalam kitab Manar Al-Qari karya Hamzah Qasim diuraikan sebagai berikut:
 

والمعنى: أن النبي صلى الله عليه وسلم شبه الجليس الصالح في دينه وخلقه بمن يحمل معه مسكاً، وشبه جليس السوء بمن ينفخ كيراً وهو آلة من الجلد ينفخ بها الحداد على النار
 

Artinya: Nabi Muhammad mengibaratkan teman baik (dalam agama dan akhlaknya) dengan orang yang membawa minyak misik yang harum. Sedangkan teman buruk diumpamakan dengan pandai besi yang dapat memercikkan api.
 

Berteman, bersahabat merupakan bentuk interaksi sosial yang bisa mempengaruhi keadaan seseorang. Maksudnya jika pertemaannya itu benar, maka akan banyak manfaat berupa ilmu, hikmah yang didapat. Namun, jika salah mencari teman, maka kesalahan itu juga akan mengenainya.
 

Banyak orang yang terjerumus kemaksiatan karena pengaruh teman yang salah. Misalkan, seseorang bergaul dengan koruptor, umumnya dia akan terkena imbas perbuatan korup temannya, sehingga manfaat pertemanan itu tidak didapatkan.
 

Perlu diketahui bahwa redaksi hadis di atas memberikan pemahaman bahwa paling tidak ada dua manfaat jika bersahabat dengan teman yang baik; pertama, seseorang akan menjadi sosok yang baik dan, kedua ia akan mendapatkan inspirasi positif dari kebaikannya. Oleh karena itu Ibn Athaillah mengatakan dalam kitab Al-Hikam:
 

لَا تَصْحَبْ مَنْ لَا يُنْهِضُكَ حَالُهُ وَلَا يَدُلُّكَ عَلَى اللهِ مَقَالُهُ
 

Artinya: Jangan berteman (bergaul) dengan orang yang tingkah lakunya tidak membangkitkanmu (untuk meraih ridha Allah) dan ucapannya tidak menunjukkanmu kepada Allah.
 

Perlu diingat bahwa jenis pertemanan itu ada yang sifatnya ta’aruf (kenal secara sengaja) seperti kenal seseorang di pesawat, bus, kereta, fasilitas umum, dipertemukan calon dan lainnya. Ada pula pertemanan yang bersifat tarikhan (kenal sejak lama), misalnya kenal sejak di kampung, sejak masa sekolah, masa kecil dan lainnya. Ada juga pertemanan yang bersifat ahammiyatan (kepentingan saja) seperti untuk bisnis, proyek, dan lainnya.
 

Selain itu, ada pula pertemanan sebab satu profesi dan kesamaan hobi. Namun yang patut diwaspadai adalah pertemanan yang bersifat ‘aduwwun (musuh), yakni seolah baik padahal menikam dari belakang.
 

Dari beberapa jenis pertemanan di atas, sebaiknya pilih teman yang suka berbuat baik akan membentuk kebiasaan baik pada sekelilingnya. Hindari pertemanan orang yang suka melakukan keburukan, ia akan mempengaruhi sekelilingnya untuk berbuat buruk. Karena dampak negatifnya dapat menjerumuskan seseorang menuju kesengsaraan.