• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Keislaman

Keutamaan Tidur Siang Sejenak dan Shalat Sunah 4 Rakaat sebelum Dhuhur

Keutamaan Tidur Siang Sejenak dan Shalat Sunah 4 Rakaat sebelum Dhuhur
Sempatkan tidur siang sejenak dan lakukan mengerjakan shalat sunah 4 rakaat sebelum dhuhur. (Foto: NOJ/Syaifullah)
Sempatkan tidur siang sejenak dan lakukan mengerjakan shalat sunah 4 rakaat sebelum dhuhur. (Foto: NOJ/Syaifullah)

Syekh Nawawi al-Jawi dalam Syarah Maraqil Ubudiyah menjelaskan manajemen waktu yang semestinya diikuti oleh umat Islam. Hal tersebut penting agar memperoleh keberuntungan dunia dan akhirat.  


Terdapat satu bab menarik untuk dikaji bersama adalah Adab al-Isti’dad Lisairi ash-Shalawat. Bab ini diawali pembahasan persiapan menjelang shalat Dhuhur. Amalan pertama yang disebutkan dalam tulisan tersebut adalah fataqaddim al-qailulata (maka dahulukan qailulah).


Menurut Syekh Nawawi, qailulah adalah tidur di tengah hari. Salah satu keutamaannya adalah dapat menolong agar dapat bangun malam. Dan banyak artikel mengaji tentang ini, terutama arti dan ketentuannya.  


Sebagaimana telah disebutkan di atas, qailulah merupakan tidur sebentar menjelang datangnya waktu shalat Dhuhur. Dalam kitabnya Syekh Nawawi menambahkan, hendaknya bangun dari qailulah sebelum matahari tergelincir (sebelum datang waktu Dhuhur). Kemudian mengambil air wudlu hingga terdengar suara adzan dan menjawab setiap seruannya.  


Amaliah selanjutnya berdasarkan sunah Rasulullah adalah shalat sunah empat rakaat sebelum melaksanakan shalat Dhuhur. Sebagaimana redaksinya tertulis berikut ini: 


  (كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يُطَوِّلُهُنَّ) اي هذه الركعات (وَيَقُوْلُ هَذَا) اي وقت الزوال (وَقْتٌ تُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعُ لِيْ فِيْهِ) (عَمَلٌ صَالِحٌ) كما رواه أبو أيوب ألأنصاري

 

Artinya: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallama memanjangkan shalatnya (empat rakaat), dan bersabda: Waktu tergelincirnya matahari adalah waktu dibukanya pintu-pintu langit, maka saya lebih suka amal baik saya diangkat pada waktu tersebut. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Ayub al-Anshari. (Syekh Nawawi al-Jawi dalam Syarah Maraqil Ubudiyah, Semarang: Toha Putra, halaman: 36-37).  


Melanjutkan sabdanya, Rasulullah menjelaskan keutamaan shalat empat rakaat dari Abi Hurairah Radliallahu ‘Anhu: 


   (أَنَّ مَنْ صَلَاهُنَّ) اي اربع ركعات بعد زوال الشمس (فَأَحْسَنَ رَكُوْعَهُنَّ وَسُجُوْدَهُنَّ) اي وقراءتهن (صَلَّى مَعَهُ سَبْعُوْنَ أَلْفِ مَلَكٍ يَسْتَغْفِرُوْنَ لَهُ إِلَى اللَّيْلِ)

 

Artinya: Sungguh barang siapa shalat empat rakaat (setelah matahari tergelincir) dengan menyempurnakan ruku’, sujud, dan bacaannya, maka shalat bersamanya tujuh puluh ribu malaikat, dan mereka memohonkan ampunan baginya sampai waktu malam.  


Demikian itulah keutamaan yang sepertinya banyak dari umat Islam belum mengetahuinya. Atau mengetahui namun belum sempat mempraktikannya. Bagaimana tidak, waktu tersebut adalah waktu sibuk-sibuknya orang dengan urusan duniawi. Bukan saja tidak sempat untuk qailulah, makan saja sering kali terabaikan.  

 

Artikel diambil dariKeutamaan Waktu Menjelang Dhuhur

 

Dengan senantiasa memohon pertolongan kepada Allah dan ber-muhasabah diri, setidaknya dapat mulai mengatur waktu, menyeimbangkan amal dunia dan akhirat agar setiap waktunya bernilai positif. Dan pada akhirnya akan mendapatkan keberkahan waktu, umur dan mencapai kesempurnaan diri sebagai khalifah dan hamba Allah di bumi.


Keislaman Terbaru