Keislaman

Membangun Generasi Qur'ani: Warisan Terindah dari Sebuah Keluarga Muslim

Selasa, 20 Agustus 2024 | 12:00 WIB

Membangun Generasi Qur'ani: Warisan Terindah dari Sebuah Keluarga Muslim

Membangun generasi Qurani sejak dini (Foto:NOJ/parentsquads)

Oleh: Shintya Dewi Arini*


Pada era globalisasi ini, umat muslim dihadapkan dengan tantangan dan godaan yang semakin besar, salah satunya yaitu perkembangan teknologi dan digitalisasi yang semakin meluas. Hal tersebut tentunya akan berdampak pada besar pada internal umat muslim, termasuk dalam membangun generasi yang berpegang teguh pada nilai-nilai Al-Qur'an di tengah berbagai godaan duniawi yang terkadang membuat manusia terlena. 


Generasi Qur'ani adalah mereka yang tidak hanya mampu membaca Al-Qur'an dengan fasih, tetapi juga dapat memahami maknanya, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat As-Shad ayat 29:


كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ اِلَيْكَ مُبٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوْٓا اٰيٰتِهٖ وَلِيَتَذَكَّرَ اُولُوا الْاَلْبَابِ


Artinya: “Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.


Selain itu, Imam Nawawi dalam salah satu karyanya yaitu At-Tibyan fi Adab Hamalat Al-Qur’an mengatakan bahwa hendaknya setiap pembaca Al-Qur’an, ketika membaca Al-Qur’an dalam keadaan khusyu’ dan merenungkan isi kandungan makna ayat yang dibaca.


Salah satu tokoh yang dapat kita jadikan contoh dalam hal ini yaitu Imam Syafi’i yang mampu menghafal Al-Qur’an 30 Juz pada usia 7 tahun, hal tersebut merupakan sesuatu hal yang sangat luar biasa. 


Mengutip dari buku Biografi Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i karya Wildan Jauhari, Lc, sanad bacaan Al-Quran Imam Syafi’i menyambung sampai Nabi Muhammad saw, dimana Imam Syafi’i mengatakan, “Aku berguru kepada Ismail bin Qostantin, dari gurunya Syibl, dari gurunya Abdullah bin Katsir, dari gurunya Mujahid, dari gurunya Ibnu Abbas, dari Ubai bin Ka’ab, dari Rasulullah saw.”


Peran Keluarga dalam Mengembangkan Generasi Qur’ani


Generasi Qur'ani bukan sekadar impian, melainkan sebuah keharusan untuk memastikan kelestarian ajaran Islam dan kesejahteraan umat di masa depan. Mewujudkan generasi Qur’ani dapat dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga sebagai madrasah pertama bagi anak. 


Keluarga, sebagai unit terkecil masyarakat, memiliki peran krusial dalam mewujudkan cita-cita ini. Di dalam keluarga, nilai-nilai ditanamkan, karakter dibentuk, dan pondasi keimanan mulai dibangun.  Oleh karena itu diperlukan langkah strategis dalam membangun generasi Qurani.


Langkah-langkah Membangun Generasi Qur'ani

​​​​​​​
1. Memperbaiki Kualitas Diri


Orang tua merupakan teladan utama bagi anak, hal ini karena anak-anak cenderung meniru sesuatu yang mereka lihat, bukan apa yang mereka dengar. Ketika orang tua konsisten dalam membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur'an, maka anak-anak akan secara alami mengikuti jejak tersebut. Dengan meningkatkan kualitas diri, maka kita dapat menciptakan fondasi awal bagi terbentuknya generasi Qur’ani. 


2. Menciptakan Lingkungan yang Islami


Rumah hendaknya menjadi tempat di mana nilai-nilai Islam dipraktekkan setiap hari, misalnya menanamkan kebiasaan mengucapkan salam, berdoa sebelum melakukan aktivitas, hingga adab-adab islami dalam berinteraksi antar anggota keluarga. Selain itu, dapat juga dengan membiasakan anak-anak mendengarkan murottal Al-Qur’an, sehingga suasana di rumah selalu dihiasi dengan Al-Qur’an.


3. Membiasakan Membaca Al-Qur'an Bersama


Mulai menjadikan membaca Al-Qur'an sebagai kebiasaan dan rutinitas keluarga, misalnya membaca Al-Qur’an secara rutin setelah shalat Maghrib atau waktu lain yang disepakati bersama. Kegiatan ini bukan hanya dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur'an, tetapi juga dapat mempererat ikatan keluarga.


4. Menjelaskan Makna Ayat-Ayat Al-Qur’an
 

Setelah anak dibiasakan membaca Al-Qur’an, maka harus diiringi juga dengan menjelaskan makna dan konteks ayat-ayat yang dibaca. Hal ini akan membantu anak-anak dalam memahami relevansi Al-Qur'an dalam kehidupan mereka. Berikanlah penjelasan yang mudah dipahami oleh anak, sehingga anak akan merasa bahwa mempelajari ayat Al-Qur’an merupakan sebuah hal yang menyenangkan.


5. Mengintegrasikan Ajaran Al-Qur'an dalam Keseharian


Terapkan nilai-nilai Al-Qur'an dalam kegiatan sehari-hari dan mengamalkannya dalam berbagai situasi. Misalnya, Ketika sedang menghadapi konflik, maka ajarkan sebagaimana Al-Qur'an mengajarkan cara menyelesaikan masalah dengan bijaksana. Dengan demikian, kita dapat membuat anak terbiasa dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai landasan utama dalam menjalankan setiap aktivitas.
 

Tantangan dan Solusi


Membangun generasi Qur'ani bukanlah suatu perjalanan tanpa hambatan, namun bukan berarti tidak ada solusi untuk mengatasi hal tersebut. Dalam membangun generasi Qur’ani, kita harus dapat menciptakan lingkungan yang mendukung, akan tetapi di zaman sekarang dimana pergaulan bebas semakin marak, maka hal tersebut semakin sulit. Hal tersebut dapat diatasi dengan memperkuat landasan keimanan anak dan mengajarkan mereka untuk memilih pergaulan yang baik.
 

Selain itu, kesulitan dalam memahami Bahasa Arab juga menjadi masalah umum dalam mewujudkan generasi ini, terutama bagi orang tua yang ingin mengajarkan makna dan konteks ayat-ayat Al-Qur’an kepada anak.
 

Salah satu solusinya yaitu dengan mencari terjemahan dan tafsir yang mudah dipahami melalui internet, kitab tafsir, atau buku. Memahami terjemahan atau tafsir ini dapat dilakukan secara bertahap, sehingga tidak akan memberatkan.


Membangun generasi Qur'ani adalah sebuah investasi jangka panjang yang akan memberikan dampak luas, tidak hanya bagi keluarga tetapi juga bagi masyarakat dan umat muslim. Generasi Qur’ani adalah warisan terindah yang dapat diberikan oleh sebuah keluarga muslim kepada generasi penerusnya.
 

Semoga dengan upaya ini, kita dapat menyaksikan tumbuhnya generasi muslim yang memiliki kuat imannya, luhur akhlaknya, dan dapat menjadi pemimpin masa depan yang membawa rahmat bagi seluruh alam.


*Alumni Ma’had Al-Jami’ah yang sekarang sedang menempuh program studi S1 Sejarah Peradaban Islam di Universitas Islam Negeri Salatiga.