Sumenep, NU Online Jatim
dr Rifmi Utami menjelaskan perilaku Personal Menstrual Hygiene adalah perilaku individu yang berkaitan dengan tindakan untuk memelihara kesehatan dan mengupayakan kebersihan pada daerah kewanitaan saat menstruasi. Adapun indikator perilaku yaitu menambah frekuensi mandi.
Pernyataan tersebut disampaikan saat mengisi Ngaji Keputrian yang dihelat oleh Pengurus Cabang (PC) Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Sumenep di Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa Guluk-Guluk, Sumenep, Sabtu (03/02/2024).
Dirinya mengimbau pada santriwati agar membersihkan bekas keringat di sekitar kelamin secara teratur, bersihkan dengan air bersih (air hangat lebih baik) dan menggunakan sabun yang lembut.
“Basuh miss V setelah buang air kecil. Cara membersihkanya adalah dari arah vagina menuju anus, supaya bakteri dari anus tidak berpindah ke vagina. Setelah membasuh sampai bersih, jangan lupa untuk mengeringkannya dengan handuk atau tisu yang lembut,” ujarnya kepada NU Online Jatim, Ahad (04/02/2024).
Menurutnya, jika penggunaan sabun pembersih sering dilakukan ke area kewanitaan bisa mengganggu keseimbangan pH vagina dan membunuh bakteri baik. Jadi memakai sabun boleh, tapi jangan keseringan.
Dokter muda yang tergabung dalam IKA Universitas Airlangga Cabang Sumenep ini mengimbau agar mencukur rambut vagina seperlunya saja. Karena rambut di sekitar vagina berfungsi melindungi vagina dari bakteri, kotoran, gesekan, dan keringat.
“Harus rajin mengganti celana dalam yang berbahan kain katun. Kita wajib membersihkan vagina saat menstruasi, tapi jangan lupa rajin mengganti pembalut, terutama saat sudah terasa lembab atau basah. Tipsnya, gunakan air hangat atau air dan sabun yang berbahan lembut,” ungkapnya.
Selain itu, ia mengimbau agar tidak keseringan mengonsumsi makanan yang mengandung gula. Jika keseringan, maka berisiko infeksi jamur pada vagina. Hampir sebagian besar bahan makanan yang membuat bau mulut, akan berdampak bau vagina, seperti bawang, asparagus, dan brokoli.
Mitos dan Fakta Menstruasi
dr Rifmi Utami memaparkan, ada mitos yang menyatakan bahwa minum air soda mempercepat menstruasi masih perlu dipertanyakan kebenarannya secara ilmiah. Karena sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan kebenarannya. Secara teoritis, minuman bersoda membuat seseorang lebih segar. Namun tidak disarankan mengonsumsi minuman bersoda secara rutin, karena dapat mempengaruhi keseimbangan nutrisi dalam tubuh dan dapat mempengaruhi siklus menstruasi.
Ada pula larangan makan daging dan ikan saat menstruasi. Mitos ini justru berakibat buruk bagi kesehatan yang memerlukan nutrisi, khususnya zat besi ketika menstruasi. Ia menyarakankan memperbanyak asupan makanan nutrisi dengan kandungan gizi dan protein yang tinggi, seperti sayuran, ikan, telur dan daging.
Bahkan ada pula mitos yang melarang perempuan keramas saat menstruasi. Saat menstruasi, perempuan justru disarankan menjaga kebersihan tubuh, termasuk rambut. Jika dilakukan, maka meningkatkan percaya diri, bersih dan wangi.
Mitos selanjutnya dilarang memotong kuku dan rambut. Faktanya, memotong kuku dan rambut bagian dari kebersihan diri dan dapat dilakukan kapan saja, termasuk saat menstruasi. Sementara mitos tidak boleh banyak beraktivitas saat menstruasi, itu salah.
“Perempuan yang menstruasi dapat beraktivitas. Namun disarankan selalu membawa pakaian dalam, pembalut cadangan, kertas atau pembungkus untuk pembalut agar aktivitas dapat berjalan nyaman dan menyenangkan,” tandasnya.
