• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 6 Mei 2024

Madura

Cerita Kader Ansor di Bangkalan Dirikan Tempat Diskusi Bernama 'Teras 1934'

Cerita Kader Ansor di Bangkalan Dirikan Tempat Diskusi Bernama 'Teras 1934'
Badrun Chotib (tengah) saat berdiskusi di Teras 1934. (Foto: NOJ/Ryan Syarif Hidayatullah)
Badrun Chotib (tengah) saat berdiskusi di Teras 1934. (Foto: NOJ/Ryan Syarif Hidayatullah)

Bangkalan, NU Online Jatim

Badrun Chotib merupakan kader Gerakan Pemuda (GP) Ansor Bangkalan. Ia juga merupakan Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan masa khidmat 2023-2025.


Tidak hanya sebagai kader dan ketua, Guzdrun sapaan akrabnya seringkali terlibat dalam kegiatan ke-NU-an seperti di Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bangkalan, Ansor, dan IPNU. Ia seringkali diposisikan sebagai tim media yang merupakan bidangnya.


Ide-ide kreatifnya terus muncul dalam dirinya atas keaktifannya terjun ke lapangan, hingga ia menemukan banyak referensi untuk mendirikan tempat diskusi yang diberi nama 'Teras 1934'.


Guzdrun mengungkapkan alasan pemberian nama itu. Menurutnya, teras adalah area atau ruang terbuka untuk bersantai sekaligus berdiskusi. "Karena saya kader dan cinta kepada Ansor, jadi 1934 itu kelahiran GP Ansor," ujarnya pada Rabu (24/04/2024).


Alumni Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran Sidoarjo itu menceritakan, pendirian Teras 1934 karena ia menemukan banyak cafe di Kota Bangkalan bernuansa kuno yang terlihat indah dan menjadi pusat perhatian masyarakat.


"Saya terinspirasi, kemudian mencoba membuat tempat untuk bediskusi biar terasa seperti di cafe-cafe yang ada di kota. Tempat ini bisa juga menjadi ruang pertemuan bagi semua kalangan," terangnya.


Dirinya mengaku, dalam seminggu pasti ada yang datang. Tidak hanya dari kalangan muda NU, tapi ada juga sejumlah masyarakat yang datang dan ikut berdiskusi. Mulai dari diskusi agama, bangsa, serta sosial. Ada juga yang sekadar nongkrong sambil menikmati kopi.


"Sahabat Ansor, PMII, rekan-rekanita IPNU-IPPNU, mahasiswa, dan pemuda desa mereka antusias datang ke Teras 1934 untuk berdiskusi," ungkapnya.


Guzdrun tak menyangka bahwa Teras 1934 yang didirikannya dinilai bagus dan mendapat respon positif. Dirinya berharap, dengan adanya tempat ini bisa menjadi ruang munculnya gagasan pemuda NU dalam membangun bangsa.


"Sebagaimana lahirnya pemikiran-pemikiran luar biasa dari anak muda NU pada waktu penjajahan dahulu," tandas pemuda yang juga merupakan Sekretaris Dewan Instruktur PC GP Ansor Bangkalan.


Madura Terbaru