Madura

Harlah Ke-73, Ketua Pergunu Sumenep Tegaskan Peran Organisasi dari Masa ke Masa

Senin, 31 Maret 2025 | 19:00 WIB

Harlah Ke-73, Ketua Pergunu Sumenep Tegaskan Peran Organisasi dari Masa ke Masa

Ketua PC Pergunu Sumenep, Mohammad Shaleh. (Foto: NOJ/ Moh Khoirus Shadiqin)

Sumenep, NU Online Jatim

Ketua Pimpinan Cabang (PC) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Sumenep, Mohammad Shaleh, mempertegas peran Pergunu sejak awal berdiri, orde baru, reformasi, hingga saat ini. Ia menyebut bahwa Pergunu sebagai organisasi guru NU telah mengambil bagian dalam mengisi kemerdekaan, terutama dalam dunia pendidikan.

 

Shaleh mengatakan, sejarah berdirinya Pergunu dimulai sejak Konferensi Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU tahun 1952. Menurutnya, sejak didirikan Pergunu telah menjalankan fungsinya sebagai wadah guru NU. Pergunu sebagai badan otonom NU yang fokus pada dunia pendidikan memiliki peran penting dalam mewadahi guru, dosen, dan ustadz NU kala itu.

 

"Pergunu didirikan pada tahun 1952 sebagai badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) yang berfungsi sebagai wadah para guru NU. Pada awalnya, Pergunu berperan sebagai alat partai NU dalam dunia pendidikan yang salah satu perannya ialah mengadvokasi kebijakan dan kesejahteraan guru," ujarnya kepada NU Online Jatim, Ahad (30/03/2025).

 

Memasuki masa era orde baru, dalam kurun waktu 1965-1998, Pergunu sedikit kehilangan perannya. Rezim orde baru kala itu mengucilkan peran Pergunu dengan berbagai kebijakan. Kala itu, semua organisasi keguruan disatukan menjadi organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

 

"Pada masa orde baru, Pergunu mengalami penurunan peran karena kebijakan pemerintah yang menyatukan organisasi guru menjadi PGRI," ucap Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Ulum (STAIM) Terate, Sumenep ini.

 

Di era reformasi tahun 1998, lanjut Shaleh, Pergunu kembali pada kiprah semula sebagai organisasi guru NU. Hingga kini Pergunu tidak hanya menjadi wadah, namun telah melebarkan sayapnya sebagai organisasi yang mampu mengembangkan profesionalisme guru.

 

Sejak itu Pergunu mulai aktif dalam menyelenggarakan pelatihan kompetensi, hingga wadah advokasi kesejahteraan guru NU. "Kini Pergunu telah ikut andil dalam memajukan peran guru NU melalui berbagai program, seperti pelatihan guru dan pengembangan kurikulum," paparnya.

 

Shaleh menyebutkan, ke depan Pergunu juga akan terus ikut andil dalam menjalankan cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), terutama menjaga persatuan bangsa dan mengembangkan nilai-nilai kebangsaan. Selain itu, organisasi ini juga harus mampu menjadi agen perubahan di tengah tantangan global yang kian kompleks.

 

"Termasuk juga berperan dalam menghadapi tantangan pendidikan di Indonesia, seperti peningkatan kualitas guru dan pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Pergunu juga berperan dalam meningkatkan peran guru sebagai agen perubahan dalam masyarakat," pungkasnya.