• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Madura

Pesantren di Jatim Diimbau Bentuk Santri Tangguh Bencana

Pesantren di Jatim Diimbau Bentuk Santri Tangguh Bencana
Pengenalan relawan kebencanaan di Pondok Pesantren Assirojiyyah Sampang. (Foto: NOJ/Fahromi Nashihuddin)
Pengenalan relawan kebencanaan di Pondok Pesantren Assirojiyyah Sampang. (Foto: NOJ/Fahromi Nashihuddin)

Sampang, NU Online Jatim
Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kabupaten Sampang, Muhammad Hasan Jailani mendorong semua pondok pesantren di Jawa Timur, khususnya di Madura, untuk membentuk Santri Tangguh Bencana atau Sanggub.


"Ini harus kita dorong bagaimana pondok pesantren di seluruh Jawa Timur khususnya Madura harus segera berdiri Sanggub," ucapnya seteleh memberikan materi pengenalan relawan kebencanaan di Pondok Pesantren Assirojiyyah Sampang, Rabu (18/08/2022).


Menurutnya, Jawa Timur yang berbasis Nahdliyin dengan pondok pesantren besar dan jumlah santri yang banyak haruslah dibekali pengetahuan berkaitan dengan penanggulan bencana.


"Artinya, santri baik santriwan dan santriwati harus mengetahui bagaimana cara mengenal seperti apa itu bencana dan bagaimana cara menanggulanginya," ujarnya.


Dirinya menilai, jika semakin banyak Sanggub berdiri di pesantren di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur, maka jejaring sesama santri akan menjadi kekuatan besar untuk mengurangi resiko terjadinya bencana.


"Santri-santri itu harus dikenalkan bagaimana mitigasi kebencanaan, seperti bagaimana mengurangi resiko bencana, karena sebenarnya santri yang lebih dekat dengan titik kebencanaan," terangnya.


Ia menambahkan, Pondok Pesantren Assirojiyyah merupakan deklarasi pertama Sanggub yang diakui di seluruh Jawa Timur. Kemudian, saat ini Sanggub mulai bergeser ke beberapa kabupaten/kota.


Sementara Ketua Panitia Sanggub Pondok Pesantren Assirojiyyah, Nur Amin mengatakan ada sebanyak 123 santri yang mengikuti pelatihan kebencanaan. Kegiatan tersebut melibatkan BPBD, FPRB, LPBI NU, dan PMI Sampang.


Menurutnya, ini merupakan tahun ketiga Pondok Pesantren Assirojiyyah membentuk Sanggub. Dengan adanya pelatihan materi dan praktek mitigasi, semua santri sudah siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana.


"Manfaatnya tidak hanya dirasakan santri, semua warga sekitar juga turut merasakan seperti ketika terjadi banjir, santri menjadi relawan yang membantu mereka," pungkasnya.


Madura Terbaru