• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Madura

Prof A'la: Indonesia Aman karena Barokah Ulama

Prof A'la: Indonesia Aman karena Barokah Ulama
KH Abd A'la beri materi di acara halaqah fiqih peradaban. (Foto: NOJ/Firdausi)
KH Abd A'la beri materi di acara halaqah fiqih peradaban. (Foto: NOJ/Firdausi)

Pamekasan, NU Online Jatim

Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abd A'la Basyir meyakini bahwa Indonesia aman lantaran adanya barokah dari ulama. 

 

"Ini yang mestinya dibangun oleh umat Islam di Indonesia karena penduduk muslim terbesar di Indonesia adalah warga NU," ujarnya, Rabu (27/12/2023).

 

"Secara kasat mata, sebagian orang mengatakan bahwa warga NU kere. Lalu, mengapa kok bisa mengembangkan negara yang majemuk ini? Ini karena faktor barakah sebagaimana ditampakkan ulama pendahulu seperti Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan. Ingat dasar utamanya adalah ikhlas jika ingin mendapatkan keberkahan," sambungnya.

 

Dalam memberikan materi di acara Halaqah Fiqih Peradaban di Pondok Pesantren Bustanul Ulum Sumber Anom Desa Angsanah, Palenga'an Pamekasan, ia menegaskan bahwa NU merupakan pilar dan penjaga NKRI. Artinya, NU merupakan nikmat terbesar yang dikaruniai Allah kepada bangsa Indonesia. 

 

"Jangan remehkan NU. Pesantren dan NU mampu mendialogkan ajaran Islam dengan kondisi lokal di Indonesia, menjaga kestabilan bangsa dan negara. Puncaknya di masa kini adalah NU melahirkan fiqih peradaban yang sangat besar dan keberadaannya dijadikan rujukan oleh negara asing," tuturnya.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk ini menceritakan, secara historis kitab-kitab yang diajarkan oleh ulama pada abad ke-7, tidak mungkin sama dengan lembaga pendidikan Islam lainnya. Meski NU saat itu belum lahir, ajaran model pembelajaran Wali Songo bagian dari kurikulum yang kemudian dikembangkan olah ulama NU dan menjelma menjadi peradaban yang adiluhung.

 

"Jangan memandang sebelah mata, karena peradaban NU bermula dari pesantren. Santri duduk di bawah memakai kopiah, udeng, sarung sambil menulis di kitab saat menerima transfer keilmuan dari kiai. Di balik keikhlasannya mengabdi, banyak santri menjadi pejuang, raja dan ulama besar. Jadi, awal peradaban Islam di Indonesia sebenarnya ber-ala NU hingga sampai saat ini dilestarikan," ungkapnya.

 

Menurutnya, penempatan halaqah fiqih peradaban sudah tepat sasaran. Karena secara historis Kabupaten Pamekasan merupakan eks Keresidenan Madura.

 

"Semoga halaqah ini gagasan ijtihad ulama NU terus menyebar ke pelosok pedesaan," pungkas mantan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya itu.


Madura Terbaru