Batu, NU Online Jatim
Sejumlah relawan dari Corp Brigade Pembangunan (CBP) & Korp Pelajar Putri (KPP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Batu turut serta dalam aksi penanganan bencana banjir bandang yang melanda kawasan setempat dua hari lalu.
Giat yang dilakukan diantaranya penyisiran dan pembersihan material pasca banjir bandang, pencarian korban hilang, distribusi air bersih, assessment lanjutan, penyaluran bantuan logistik dan juga kegiatan dapur umum.
"Hari ini dilakukan pendataan korban di desa Bulukerto, dan penyaluran logistik di posko NU Peduli," ujar Adi Yusuf, ketua Pimpinan Cabang (PC) IPNU kota Batu pada NU Online Jatim, Sabtu (06/11).
Sementara itu, Shafira Asfar aktivis IPPNU menjelaskan dari hasil assessment lanjutan diketahui bantuan logistik maupun tenaga sudah cukup banyak. Perlu juga diberikan 'Trauma Healing' bagi anak-anak yang menjadi korban.
"Yang dibutuhkan sekarang itu trauma healing untuk anak-anak agar tidak terjadi trauma berkepanjangan. Karena saat kejadian banyak anak-anak yang menyaksikan secara langsung," tutur Shafira.
Keperluan sekolah untuk anak-anak juga menjadi kebutuhan urgent.
“Bantuan keperluan sekolah seperti alat tulis, dan seragam sekolah juga lebih dibutuhkan mengingat banyak yang sudah terendam banjir," tambahnya.
Relawan posko gabungan yang berpusat di SMP Raden Fatah Jalan Bukit Berbunga no 216 Kota Batu ini berasal dari beberapa organisasi, banom, dan lembaga. Diantaranya LPBINU Mojokerto, Welirang Comunity, Banser Surabaya, CBP KPP Batu, Banser Tumpang, Trisula Malang, Banser Lawang, MRT FK Unisma, PROVOST Malang, dan CBP Malang.
Informasi terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kota Batu dilaporkan ada 89 KK terdampak, 35 rumah rusak, 33 rumah terendam lumpur, 7 mobil, 73 sepeda motor, dan 107 hewan ternak hanyut terbawa arus banjir bandang.
Untuk korban selamat berjumlah 6 orang, empat orang di antaranya dalam proses perawatan di Puskesmas Bumiaji, dan satu lainnya di RS Prasetya Husada Karang Ploso. Korban meninggal dunia berjumlah 7 orang. Operasi SAR dihentikan oleh Basarnas setelah ditemukannya korban terakhir yang teridentifikasi atas nama Bapak Tokip.