• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Malang Raya

Kiai Cikut: Maulid dan Hari Santri Momentum Tepat Teladani Akhlak Nabi

Kiai Cikut: Maulid dan Hari Santri Momentum Tepat Teladani Akhlak Nabi
Peringatan hari santri dan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al-Musthofa, Blitar. (Foto: NOJ/Imam Kusnin A)
Peringatan hari santri dan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al-Musthofa, Blitar. (Foto: NOJ/Imam Kusnin A)

Blitar, NU Online Jatim              

Agama Islam menempatkan akhlak dalam posisi penting yang harus dipegang teguh para pemeluknya. Bahkan, tiap aspek dari ajaran Islam selalu berorientasi pada pembinaan akhlak yang mulia atau akhlakul karimah.

 

Bahwa Nabi Muhammad SAW telah menjelaskan bahwa diutusnya ke dunia untuk menyempurnakan akhlak mulia. Karenanya, perangai mulia inilah yang harus selalu menjadi pijakan manusia, khususnya umat Islam.

 

Demikian materi yang disampaikan KH Syaikuddin Rohman saat acara peringatan Hari Santri dan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al-Musthofa, Udanawu, Kabupaten Blitar, Rabu (21/10/2020).       

 

Menurut Kiai Cikut panggilan akrabnya, dalam menilai keimanan seseorang, juga diminta untuk dilihat bagaimana akhlak yang bersangkutan. Hal tersebut juga sebagaimana pesan Nabi Muhammad SAW bahwa yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.

 

Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Blitar ini mengemukakan bahwa untuk mengembalikan akhlak masyarakat, seperti yang diajarkan oleh agama perlu kiranya mencontoh perilaku hidup Nabi Muhammad SAW.

 

“Di dalam Al-Quran sendiri telah didapati begitu banyak ayat yang berbicara masalah akhlak. Bahkan Allah sendiri memuji nilai moral dan akhlak mereka,” kata alumnus Pesantren Lirboyo tersebut.

 

Disampaikan tanda mereka yang memiliki akhlak mulia adalah lebih takut kepada Allah daripada yang lain, juga memiliki harga diri dengan dibalut rendah hati.

 

“Mereka dapat dipercaya, menepati janji, penyabar, dan bila mendapatkan musibah akan berkata ‘Kami kepunyaan Allah dan pada-Nya akan kembali,” jelasnya.'

 

Ciri berikutnya adalah, saat berjalan menjauhi sifat membuang muka dan sikap congkak. Demikian pula jauh dari sifat serakah dan kikir. Termasuk tidak mau menyebarkan perbuatan keji di kalangan orang beriman.

 

Kehadiran Kiai Cikut memeriahkan Maulid Nabi dan peringatan hari santri yang diselenggarakan Takmir Masjid Al Musthofa Udanawu Blitar  dengan Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Blitar.                                          

 

Kegiatan diawali usai shalat Maghrib denga istighotsah bersama. Dilanjutkan jamaah isyak, lalu ceramah  maulid oleh Kiai Syaikuddin Rohman. Dan acara ditutup dengan pembacaan shalawat Nabi oleh para santri pesantren Al-Ma'arif, asuhan Kiai Taufiq, pengurus PC ISNU Blitar. Panitia tidak mengundang banyak orang karena masih kondisi pandemi, terbatas jamaah masjid dan sebagian pengurus ISNU.

 

Editor: Syaifullah


Editor:

Malang Raya Terbaru