Malang, NU Online Jatim
Selepas Hari Raya Idul Adha, stok melimpah bagi masyarakat yang mendapatkan daging kurban sapi maupun kambing. Ada yang perlu diperhatikan dalam memasak daging agar tetap sehat, salah satunya tidak mengolah makan bersantan berlebihan.
Hal itu diutarakan oleh Pengurus Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU), dr Syifa Mustika mengatakan, dalam memasak pemberian daging kurban dari takmir masjid atau mushala harus dengan tepat, tidak asal enak, tetapi justru meningkatkan kadar kolesterol.
"Bisa dimasak dengan direbus, dibikin kuah sup, atau dipanggang lebih baik. Daripada digoreng, apalagi dimasak bersantan harus dihindari itu jangan sampai berlebihan," ungkapnya, Jum'at (30/06/2023).
Dokter spesialis penyakit dalam ini mewanti-wanti dalam makan daging kurban. Pertama adalah mengenali dulu ada faktor risiko atau tidak selepas makan daging tersebut. Bila ada riwayat penyakit atau komorbid seperti kolesterol, hipertensi, diabetes, asam urat perlu diwaspadai.
"Jadi kenali itu dulu, kalau ada faktor risiko, hati-hati konsumsi. Jangan berlebihan, tetapi masih tetap boleh," bebernya.
Dokter yang juga praktik di Rumah Sakit Lavalette, Kota Malang ini menjelaskan, jika memakan daging secara over bisa meningkatkan risiko penyakit bawaan. Dirinya yakin dengan kualitas daging kurban sudah sehat dan terjamin.
Selanjutnya, dr Syifa meminta agar masyarakat tidak memakan daging secara mentah. Tetap harus dibersihkan terlebih dahulu, direbus, lalu dimasak terlebih dahulu. Termasuk setelah mengkonsumi bisa dengan minum air putih yang cukup sebagai keseimbangan tubuh.
"Selain daging, tetap mesti didampingi serat seperti sayur dan buah, serta banyak minum air putih," tandasnya.
