• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 16 April 2024

Matraman

Antisipasi Banjir, Elemen NU di Nganjuk Kompak Adakan Ini

Antisipasi Banjir, Elemen NU di Nganjuk Kompak Adakan Ini
Peserta antusias mengikuti seminar kebencanaan antisipasi banjir. (Foto: NOJ/Hafidz Yusuf)
Peserta antusias mengikuti seminar kebencanaan antisipasi banjir. (Foto: NOJ/Hafidz Yusuf)

Nganjuk, NU Online Jatim

Gabungan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor bersama Pengurus Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Berbek, Ngetos dan Sawahan Kabupaten Nganjuk kompak berikhtiar meminimalisir dampak bencana banjir.

 

Salah satunya dengan menggelar seminar kebencanaan bertajuk ‘Bencana Banjir Mengancam Nganjuk, Mengapa?’. Kegiatan ini dipusatkan di kantor MWCNU Berbek pada Sabtu (13/11/2021).

 

Acara ini diikuti oleh 85 peserta dari Ansor, Barisan Ansor Serbaguna (Banser), Lembaga Penanggulangan Bencana dan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU), Lakpesdam NU, Pagar Nusa, Muslimat dan Fatayat NU serta tamu undangan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk, camat dan perangkat desa.

 

“Musim hujan sudah di depan mata. Sejumlah upaya dilakukan untuk meminimalisir dampak bencana banjir. Maka dibutuhkan kajian mitigasi bencana yang tepat dan terukur sebagai bahan dasar dalam perencanaan penanganan kebencanaan di Kabupaten Nganjuk,” ungkap Fatkur Rohman, Ketua Lakpesdam NU Berbek.

 

Seperti tahun sebelumnya, Fatkur menyampaikan, peristiwa banjir saat ini tidak dapat diprediksi. Untuk itu, diperlukan kewaspadaan bersama dalam membaca tanda-tanda alam khususnya elemen NU di daerah rawan.

 

"Begitu intensitas hujan di daerah tinggi meningkat, tidak menunggu lama air langsung membanjiri sejumlah wilayah yang rendah, itu yang harus kita cermati bersama," terangnya.

 

Dirinya menyebut terdapat tiga hal penting yang perlu dilakukan. Pertama, pengenalan dan pengkajian ancaman bencana. Kedua, pemahaman tentang kepekaan masyarakat, dan terakhir menganalisis kemungkinan terjadinya dampak meluasnya bencana.

 

"Ketiga hal tersebut akan memberikan tahapan tindakan antisipasi  risiko serta memudahkan kita dalam membuat mekanisme penanggulangan dampak bencana," ungkap Fatkur.

 

Berdasarkan data dari BMKG, hal ini juga diikuti dengan datangnya La Nina mulai November hingga Februari 2022. Turut mempengaruhi peningkatan pola hujan.

 

"Untuk itu, kami melakukan langkah menghadapi potensi bencana dengan melakukan tahapan antisipasi bencana untuk memastikan bahwa kami telah siap siaga," imbuhnya.

 

Sementara itu, narasumber seminar tersebut Burhanudin El Arif meminta para pimpinan perangkat daerah, camat maupun lurah untuk segera menindaklanjuti kajian risiko bencana di daerah-daerah siaga banjir.

 

Menurutnya, hutan gundul bukan satu-satunya faktor terjadinya banjir, ada faktor lain yang perlu dikaji kembali.

 

 

"Perlu kita ingat bersama, sehebat apapun rencana selalu ada kemungkinan menemui kegagalan. Namun tanpa rencana, itu artinya kita sedang merencanakan kegagalan," tandas anggota DPRD Nganjk tersebut.


Editor:

Matraman Terbaru