• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Matraman

Cegah Kegaduhan, PSNU Pagar Nusa Tulungagung Imbau Tahan Kenakan Atribut

Cegah Kegaduhan, PSNU Pagar Nusa Tulungagung Imbau Tahan Kenakan Atribut
Mochammad Ubaidillah Suwito, Pembina PSNU Pagar Nusa Tulungagung. (Foto: NOJ/Dokumen Pribadi)
Mochammad Ubaidillah Suwito, Pembina PSNU Pagar Nusa Tulungagung. (Foto: NOJ/Dokumen Pribadi)

Tulungagung, NU Online Jatim

Beberapa pekan terakhir kegaduhan antar perguruan silat di daerah Kediri, Tulungagung dan sekitarnya kembali terulang. Pembina Pimpinan Cabang (PC) Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa Kabupaten Tulungagung, Mochammad Ubaidillah Suwito mengimbau agar semua menahan diri dan tidak menggunakan atribut perguruan.

 

"Untuk mennyikapi kondisi terkini sesuai instruksi dari pusat, dimohon Pagar Nusa atau Gasmi untuk tidak memakai atribut dulu. Kecuali pada saat latihan atau acara resmi," tulis Mochammad Ubaidillah Suwito, Jum'at (13/01/2023).

 

Menurut Mbah Wito, sapaan akrabnya menggaris bawahi apa yang telah disampaikan dalam Rapat Koordinasi Forkopimda bersama tokoh agama, tokoh masyarakat, dan Paguyuban Pencak Silat di Pendhapa Kongas Arum Kusumaningbongso kemarin perihal tujuan pencak silat.

 

"Pada intinya kami dari perguruan manapun tujuannya sama. Demi Indonesia dan NKRI," ujarnya disambut riuh tepuk tangan hadirin.

 

Pengasuh Padepokan Gasmi Kabupaten Tulungagung ini meminta aparat dalam menyelesaikan kasus yang menimpa antar perguruan tidak tebang pilih. Siapa pun orang yang bersalah melakukan tindak pidana harus diproses sebagaimana mestinya.

 

"Yang jelas semua tadi, pada intinya ketegasan seorang aparat. Tidak pandang bulu tidak ada  iming-iming apa pun," bebernya.

 

Pria yang juga sebagai pengusaha marmer ini menambahkan dalam memproses pidana harus adil. Beliau menukil sila kedua Pancasila, keadilan sosial yang adil dan beradab. Tidak ada embel-embel latar belakang pelaku sehingga bisa lolos dari jeratan hukum.

 

"Jadi adil, jangan ada itu-itu. Siapa pun yang salah tetap salah," ujarnya.

 

Mbah Wito mengaku, peran Forkopimda juga penting dalam kasus pergolakan antar perguruan silat. Hendaknya pemerintah bersikap netral, tidak memihak ataupun menjadikan berat sebelah soal perhatian lebih kepada salah satu perguruan silat. 

 

"Ketiga adalah dari forkopimda jangan sampai ada yang menjadi anak tiri, semua perguruan sama," tandasnya.

 

Sementara, Kapolres Tulungagung, AKBP Eko Hartanto menanggapi selaras pernyataan Pembina PSNU Pagar Nusa Tulungagung. Akan tetapi, belum menjiwai hingga tataran grassroots atau sampai bawah. Ketika tokoh, pelatih memberikan wawasan seharusnya dilakukan tidak membuat gesekan antar perguruan. 

 

AKBP Eko dalam menangani kasus tersebut berkomitmen tidak akan tebang pilih. Semua warga perguruan silat yang ada di Tulungagung ketika dengan sengaja membuat kerusuhan atau melakukan tindak pidana akan diproses sebagaimana mestinya.

 

"Saya tanggung jawab penuh atas situasi Kamtibmas di Tulungagung. Saya tidak ada tawar-menawar kalau sudah tindak pidana,  Pak Kajari, kasih pemberatan. Ini berulang kali, saya meminta maaf saya berbicara seperti ini karena sudah pegal saya," ujarnya dengan penekanan tinggi.


Matraman Terbaru