• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 19 Maret 2024

Matraman

Gus Miftah dan Bupati Ponorogo Meriahkan Haul Kiai Ageng Besari

Gus Miftah dan Bupati Ponorogo Meriahkan Haul Kiai Ageng Besari
Bupati Ponorogo dan Gus Miftah meramaikan penutupan haul Kiai Haji Ageng Muhammad Besari ke-275 di Jetis. (Foto: NOJ/Eko Yoga)
Bupati Ponorogo dan Gus Miftah meramaikan penutupan haul Kiai Haji Ageng Muhammad Besari ke-275 di Jetis. (Foto: NOJ/Eko Yoga)

Ponorogo, NU Online Jatim
Ribuan jamaah meramaikan penutupan haul Kiai Haji Ageng Muhammad Besari ke-275, Selasa (14/06/2022) malam. Kegiatan dipusatkan di halaman komplek makam Tegalsari, Kecamatan Jetis, Ponorogo. Tak hanya meriah, haul salah satu waliullah itu juga diisi sejumlah tradisi sehingga melibatkan warga dan jamaah.  


Acara yang diawali dengan shalawatan dari grup al-Banjari Jamuna Ramaido itu mampu memukau hadirin. Mereka larut dalam pembacaan shalawat. 


Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko saat sambutan mengatakan bahwa Kiai Haji Ageng Muhammad Besari yang sudah hampir tiga abad berpulang ke rahmatullah, memiliki peninggalan yang membahana di seantero jagad. 


"Pesantren yang megah-megah hampir semuanya adalah dzurriyah dan cucu-cucu beliau," katanya di hadapan hadirin. 


Kang Bupati Sugiri mengungkapkan bahwa hal yang melekat dari tradisi kawasan Reog Ponorogo adalah kental dengan budaya dan santri. Maka pada haul kali ini, semuanya tidak boleh keluar dari akar budaya tersebut. 


"Kami membangun Ponorogo ke depan dengan tetap berbasis santri dan budaya dan mudah-mudahan ikhtiar ini bisa dimudahkan oleh Allah SWT,” harapnya. 


Sedangkan KH Miftah Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah pada tausiahnya menjelaskan teladan dari Mbah Besari. Disampaikan pula garis keturunan trah Tegalsari, termasuk kisah karamah Kiai Hasan Besari selaku cucu Mbah Ageng Besari hingga kisah Reog versi Suryo Ngalam.


Gus Miftah tidak lupa menjelaskan tentang alat musik kompang yakni penyebutan alat musik religi Islam khas Ponorogo yang dipopulerkan santri Tegalsari. Demikian pula mengingatkan kepada Pemerintah Kabupaten Ponorogo untuk segera membukukan sejarah Tegalsari. 


"Ini penting," tegasnya. 


Pada puncak penutupan haul, ribuan jamaah melantunkan doa untuk salah satu wali Allah di bumi Reog itu yang dipimpin KH Luqman Al-Hakim Harist Dimyati selaku Pengasuh Pondok Pesantren Tremas, Pacitan. 


Sebagai informasi, rangkaian haul digelar dengan berbagai kegiatan yang dimulai pra haul di Masjid Setono, Tegalsari. Kemudian pembukaan haul pada Sabtu (11/06/2022), semaan Al-Qur’an dari Jam’iyyatul Qurra wal Huffaz se-Kabupaten Ponorogo yang dilaksanakan di seluruh Desa Tegalsari. Lalu ada ambengan di Masjid Tegalsari pada Ahad (12/06/2022), lomba banjari pada Senin (13/06/2022), kirab budaya, serta penutupan haul pada Selasa (14/06/2022). 


Editor:

Matraman Terbaru