• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 2 Mei 2024

Matraman

Habib Husein Ja'far: Perjuangan Nyai Nur Khodijah Antarkan Kaum Perempuan Berdaulat

Habib Husein Ja'far: Perjuangan Nyai Nur Khodijah Antarkan Kaum Perempuan Berdaulat
Habib Husein Ja'far al-Haddar dalam acara Recharge di Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar. (Foto: NOJ/Robert)
Habib Husein Ja'far al-Haddar dalam acara Recharge di Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar. (Foto: NOJ/Robert)

Jombang, NU Online Jatim

Di era zaman yang serba digital ini, banyak cara untuk menambah ilmu agama. Hal inilah yang coba dilakukan oleh para gawagis dan nawaning Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar, Jombang dengan menggelar pengajian tapi dibungkus dengan konsep yang menarik.

 

Hal ini diselenggarakan bertepatan dengan acara Pra Haul ke-45 al-Maghfurlah KH. Bisri Syansuri dan Harlah ke-109 Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar di gedung Hasyim Asy'ari MAN 4 Jombang, Selasa (26/12/2023). Acara yang bertajuk Recharge ini menghadirkan dai milenial yaitu Habib Husein Ja'far al-Haddar  dan Gus Abdurrahman Kafa, Lirboyo.

 

Habib Ja'far mengajak hadirin untuk meneladani istri KH. Bisri Syansuri ​​​​​yaitu Nyai Nur Khodijah yang merupakan pejuang emansipasi wanita. Ia menjelaskan bahwa, lewat perjuangan Nyai Nur Khodijah, kaum perempuan memiliki kekuatan yang besar dan diapresiasi dalam Islam. 

 

"Nyai Nur Khodijah diceritakan menjadi seseorang yang menginisiasi berdirinya pondok pesantren putri pertama di Indonesia. Persis seperti nama beliau Khadijah dan Nur, beliau seolah-olah menjadi cahaya yang memancarkan dari Sayyidah Khodijah kepada perempuan-perempuan masa kini, khususnya nawaning dan santri," terangnya. 

 

Ia menambahkan bahwa Nyai Nur Khodijah mencontohkan agar perempuan bisa melakukan aktivitas-aktivitas yang bermanfaat bagi sekitarnya.

 

"Bahwa perempuan itu sudah seharusnya bukan hanya dia berdiam di rumah untuk mengurusi suaminya, tapi dia juga melakukan beragam aktivitas yang bisa bermanfaat bagi orang-orang sekitarnya," tambahnya.

 

Oleh karena itu, Habib Ja'far meminta agar gawagis dan nawaning bisa berdakwah di media digital karena menurutnya di Jombang ini semuanya adalah santri. Baik santri yang sifatnya struktural dalam artian yang menetap di pondok dan juga santri yang kultural yaitu santri yang tidak menetap di pondok tapi ikut ngaji. 

 

"Oleh karena itu, gawagis dan nawaning diharap untuk menyebarkan ilmu ke platform-platform digital agar santri yang berada di luar pesantren juga bisa ikut mengaji," pungkasnya.

 

Penulis: M. Rufait Balya Barlaman


Matraman Terbaru