• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Matraman

Masjid Darus Tsanawi Penyangga Keislaman di Pantai Selatan Trenggalek

Masjid Darus Tsanawi Penyangga Keislaman di Pantai Selatan Trenggalek
Masjid Darus Tsanawi tampak dari atas. (Foto: NOJ/Tangkapan Layar Soeara NU)
Masjid Darus Tsanawi tampak dari atas. (Foto: NOJ/Tangkapan Layar Soeara NU)

Trenggalek, NU Online Jatim

Megah dan ramai menjadi pandangan pertama saat memasuki Masjid Darus Tsanawi. Masjid ini bisa dikatakan sebagai basis keislaman penyangga di daerah pesisir Pantai Selatan Trenggalek.

 

Terletak di jalur wisata, melewati akses Pantai Damas, tepatnya di Dusun Gading RT 8 RW 3, Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo. Selain masuk jalur Pantai Damas, juga hanya berjarak 2 KM dari Pantai Cengkrong. Termasuk dekat dari Pantai Prigi 3 KM, 2 sampai 3 KM ada Pantai Karanggongso, Pantai Pasir Putih dan diujung selatan ada Pantai Mutiara.

 

Masjid Darus Tsanawi berdiri pada 1963 oleh  beberapa tokoh yaitu Kiai Abbas, Kiai Tamyiz dan Kiai Mujir. Ketiganya merintis pendirian langgar sebagai pusat kegiatan pembelajaran Islam di Desa Karanggandu.

 

"Meski terletak di daerah wisata, tetapi kegiatan keagamaannya dari pagi sampai pagi lagi sangat penuh," ungkap Sekretaris Masjid Daeus Tsanawi, Agus Salim saat dikonfirmasi, Sabtu (25/03/2023).

 

Tahun ini dengan seleksi ketat, masjid ini menjadi juara 3 dalam nominator NU Award. Pasalnya, kegiatan bervariasi mulai dari kegiatan anak-anak sekolah pagi di Lembaga Ma'arif Madrasah Ibtidaiyah Karanggandu.

 

Selanjutnya, sore hari ada Madrasah Diniyah (Madin), malam hari ada kegiatan sorogan anak-anak mengaji kitab kuning. Kegiatan tersebut masih berjalan dan amalan NU dari awal masjid didirikan sampai sekarang istiqamah dilaksanakan. Tidak hanya itu, ada kegiatan Dzikir Fida' setiap malam Jumat.

 

"Juga lengkap kegiatan yasinan anak-anak sendiri, ibu-ibu, dan Fatayat NU. Kegiatan khusus remaja masjid, juga bapak ibu di lingkungan bergiliran ke masing-masing rumah. Kegiatan memakmurkan masjidnya sangat lengkap dan masih utuh orisinil kegiatan ke-NU-annya," bebernya.

 

Sedangkan di bulan suci Ramadhan, Masjid Darus Tsanawi tidak ada yang berubah. Menurut Salim ada kegiatan mengaji dan sorogan anak-anak. Lalu, pada malam hari ada tadarusan, pengajian kitab kuning seperti tahun sebelumnya.

 

"Ada sholawat Sholalahuk setelah tarawih bersama-sama mulai anak-anak sampai orang tua. Ya diringi dengan bedug yang masih orisinil. Bedug lama itu kayunya masih utuh," tandasnya.

 

Perihal bentuk fisik yang masih dipertahankan, Salim mengaku ada dua imamain yang masih dijaga. Satu untuk khutbah Sholat Jum'at, satunya untuk imam Sholat Rawatib. Sisanya sudah mengalami renovasi karena lambat laun perlu adanya perbaikan konstruksi secara fisik.

 

Karakteristik Masjid Dekat Pantai

Mengutip data dari Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTM NU) Trenggalek, topografi Kecamatan Watulimo merupakan kawasan wisata yang ada di wilayah Bumi Menak Sopal. Di kecamatan ini, terdapat sejumlah wisata bahari yang terkenal hingga ke berbagai daerah. Pantai Prigi, Pantai Pasir Putih, Pantai Karanggongso, Pantai Simbaronce, Pantai Damas, Pantai Cengkrong dan Pantai Mutiara.

 

Selain wisata pantai, di Kecamatan Watulimo terdapat destinasi wisata Gua Lawa. Dimana sudah lama terkenal hingga ke mancanegara, serta Wisata Durensari yang merupakan hutan durian terbesar se-Asia Tenggara.

 

Di kecamatan ini juga ada Pelabuhan Perikanan nusantara dan tempat pelelangan ikan terbesar se-Jawa Timur. Bahkan sedari 2018 telah berdiri Pelabuhan Niaga Prigi yang merupakan perintis Laut Selatan Jawa terkoneksi hingga pelabuhan Cilacap di Jawa dan Pelabuhan Nusa Tenggara Barat.

 

Desa Karanggandu merupakan desa paling luas di antara 12 desa yang ada di Kecamatan Watulimo. Luasannya mencapai 53 KM Persegi atau lebih dari sepertiga wilayah kecamatan. Dihuni 7400 jiwa dengan topografi pantai dan pegunungan nelayan dan peladang menjadi mata pencaharian utama penduduk karanggandu dalam ekonomi kreatif.

 

Masjid Darus Tsanawi didirikan sebagai pusat pembinaan spiritual dan pengajaran keislaman ala Ahlussunnah Wal Jamaah an-Nahdliyah bagi masyarakat pesisir. Masjid ini berdiri di atas lahan wakaf seluas 1100 Meter Persegi serta bangunan masjid sendiri luasnya 400 Meter Persegi.

 

Dengan luasan tersebut, cukup untuk menampung 450 jamaah. Kendati tidak terlalu besar, masjid tampak megah berkat paduan ornamen khas Timur Tengah dan batu marmer di setiap sisi. Ditambah kubah artistik di bagian atap dengan 4 menara berukuran sedang di setiap sudut.

 

Setiap peringatan hari besar Islam masjid ini menyelenggarakan peringatan saat tahun baru Muharram, Maulid Nabi, Isra Mi'raj,  HUT RI, Hari Santri, Nisfu Sya'ban, santunan anak yatim hingga amalan Rebo Wekasan. 

 

Di samping itu, Masjid Darus Tsanawi proaktif dan terlibat dalam program-program ke-Nu-an. Seperti Lailatul Ijtima MWCNU dan kegiatan kaderisasi Badan otonom NU.


Matraman Terbaru