Jombang, NU Online Jatim
Diet merupakan istilah untuk pola makan yang cara dan jenisnya telah diatur. Ada beberapa metode diet yang sudah banyak dilakukan, seperti halnya diet paleo, mediterania, dan ada juga diet intermittent fasting atau yang kerap dikenal diet puasa.
Diet sendiri bertujuan untuk menjaga kesehatan tubuh secara teratur dan menyeluruh. Terkadang diet juga digunakan untuk mengatur dan menurunkan berat badan. Akan tetapi banyak orang yang salah dalam melakukan diet sehingga tujuan yang diinginkan tidak tercapai, lantas bagaimana diet yang benar dan efesien itu?
Jadi, menurut dr. Ita Fajria Tamim diet yang benar adalah tidak hanya semata-mata hanya mengurangi kalori saja. Dan banyak dari orang-orang yang melakukan program diet akan tetapi tidak paham akan hal ini.
“Usaha menurunkan berat badan tidak semata-mata hanya mengurangi kalori saja. Karena ada sebagian orang yang sudah mengurangi makan akan tetapi dietnya gagal,” ujarnya yang dikutip dari Youtube NU Online, Jumat (01/03/2024).
Menurutnya diet yang gagal itu dikenakan beberapa aktifitas sehari-hari, di antaranya adalah salah memilih bentuk olahraga. Karena jika sampai salah memilih bentuk olahraga dapat membuat berat badan bertambah. Selanjutnya, dikarenakan makan terlalu sedikit, hal ini dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk membakar kalori.
“Hal ketiga yang menyebabkan diet gagal adalah dengan tidak mengkonsumsi karbohidrat sama sekali. Karbohidrat sangatlah penting bagi tubuh, maka dari itu mengkonsumsi karbohidrat itu boleh dikurangi asalkan jangan ditinggalkan sama sekali,” jelasnya.
Ning Ita melanjutkan, terkait hal yang dapat menggagalkan diet yang lainnya adalah terlalu banyak mengkonsumsi camilan dengan kadar gula tinggi serta minuman berkalori. Yang ini harus kita batasi dan kontrol karena jika tidak lama-kelamaan berat badan kita akan bertambah tanpa disadari.
“Yang terakhir disebabkan kurangnya tidur dan minum air putih. Dan yang terpenting janganlah salah memilih program diet, agar maksud dan tujuan kita melakukan diet bisa tercapai,” pungkasnya.
Penulis: M. Rufait Balya