• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Metropolis

Rektor Unusa: Faktor Pembaharu adalah Variabel Kepemimpinan IPPNU

Rektor Unusa: Faktor Pembaharu adalah Variabel Kepemimpinan IPPNU
Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie saat menyampaikan arahan dalam Pelantikan PW IPPNU Jawa Timur, Ahad (30/07/2023). (Foto: NOJ/Doc. Panitia)
Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie saat menyampaikan arahan dalam Pelantikan PW IPPNU Jawa Timur, Ahad (30/07/2023). (Foto: NOJ/Doc. Panitia)

Surabaya, NU Online Jatim 

Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie merasa terpukau dengan semangat pengurus Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Jawa Timur (Jatim) masa khidmat 2022-2025 yang dilantik di Auditorium lantai 9 Unusa, Ahad (30/07/2023).


"Beberapa kali saya ikut menyanyikan Mars IPPNU dan saya merinding. Ada nuansa semangat yang luar biasa, tetapi tidak melupakan kewanitaan dan ke-ibu-an atau calon ibu,” ucapnya.


Menurutnya, ada baris yang bernuansa bunga, ada semangat belajar dan kesungguhan dalam keheningan. Ada juga suasana juang yang luar biasa. Mars itu sungguh mengena banget, semangat yang menjiwai rekanita IPPNU begitu pas tertuang dalam baris-baris mars IPPNU.


Dalam kesempatan ini, Rektor Unusa menyampaikan, salah satu faktor dalam pembaharuan adalah variabel kepemimpinan. Ada seorang Guru Besar Kemiliteran dan Sejarawan di Universitas Yale, John Lewis Gaddis. Ia menulis buku Grand Strategy tahun 2018. Di dalam buku itu disebutkan ada dua jenis kepemimpinan.


“Pertama yakni kepemimpinan jenis landak. Kedua yakni kepemimpinan jenis rubah. Kalau bicara landak kepemimpinannya diibaratkan kenceng sampai pada visinya tidak peduli banyak rintangan. Sementara jenis kepemimpinan rubah diibaratkan pandai melakukan manuver untuk menghindari bahaya yang dijumpai di setiap saat," terangnya.


Prof Jazidie menjelaskan, kedua jenis kepemimpinan yang disebutkan tersebut tentunya memiliki nilai-nilai positif yang perlu dikelola dengan baik. "Landak tidak pernah lupa visi utama tujuan organisasi, cuman kadang-kadang kelemahannya, karena tidak peduli dengan sekitar ya nabrak-nabrak,” paparnya.


Sementara, rubah dengan kepiawaian manuvernya dia bisa menyesuaikan, namun bahayanya begitu pandainya manuver lupa dengan visinya. Oleh karenanya, yang terbaik yakni semua menggabungkan dua jenis kepemimpinan ini, mengambil sisi positif dalam keduanya, tidak pernah lupa visi tujuan, teguh, lurus, tetapi juga taktiknya semacam rubah.


“Juga piawai mengambil kebijakan instan sesuai dengan kondisi yang dihadapi saat itu, tapi tidak pernah melupakan visinya," jelasnya.


Turut hadir di antaranya Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) Emil Elistianto Dardak, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim KH Marzuki Mustamar, Anggota MPR RI yang pernah menjabat sebagai Pers PC IPNU Surabaya (1996-1998) H Ahmad Nawardi.


Lebih lanjut, Wakil Ketua DPRD Jatim yang pernah menjabat sebagai Ketua PW IPPNU Jawa Timur (1997-2001) Hj. Anik Maslachah, Ketua Umum PP IPPNU Whasfi Velasufah, dan undangan lainnya.


Metropolis Terbaru