Kepala sekolah, pimpinan sekolah, dan guru yang memperhatikan masa depan sekolahnya merupakan insan pendidikan yang punya tanggung jawab besar. Mereka menjadi garda terdepan dalam menentukan kualitas pendidikan di Indonesia, karena sekolah-sekolahlah yang menjadi tulang punggung sistem pendidikan. Menghidupkan sekolah itu tidak hanya bicara tentang menghidupkan tempat kita bekerja. Menghidupkan sekolah adalah menjaga kawah-kawah yang melahirkan pemimpin-pemimpin negeri ini tidak akan pernah mati. Jadi menjaga keberadaan sekolah-sekolah kita ini adalah sebuah jihad dan perjuangan yang tidak boleh kita anggap remeh.
Pimpinan sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan arahan serta meningkatkan kualitas para guru dan tenaga kependidikan agar menjadi lebih baik. Hal ini termasuk dalam upaya membangun branding sekolah, yang bukan hanya menjadi tanggung jawab kepala sekolah, tetapi juga seluruh komunitas pendidikan di sekolah.
Dalam hal Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di sekolah negeri, terdapat berbagai jalur yang dapat ditempuh, seperti jalur zonasi, afirmasi, perpindahan orang tua, dan prestasi. Para penyusun strategi penerimaan peserta didik perlu memperhatikan setiap jalur dengan cermat. Hal ini karena hambatan atau penyebab kerugian di setiap jalur harus diantisipasi. Mengingat apa yang menjadi kekuatan di sekolah lain bisa menjadi kelemahan di sekolah kita.
Sebagai contoh, dalam jalur zonasi, jumlah siswa yang sebelumnya banyak karena zonasi bisa berkurang atau malah meningkat. Begitu juga dengan jalur afirmasi dan jalur lainnya. Semua ini harus dicatat dengan baik oleh setiap sekolah.
Ada satu kunci yang harus dimiliki oleh seluruh pimpinan sekolah, terutama kepala sekolah, yaitu menghindari pemikiran yang membuatnya nyaman atau berada dalam zona nyaman. Seorang pimpinan sekolah yang berada dalam zona nyaman tidak akan memiliki gagasan untuk mengembangkan sekolahnya lebih jauh. Mereka harus berinovasi agar sekolah dapat berkembang lebih baik. Sebaliknya, jika kepala sekolah tidak mampu memimpin perubahan, sekolah cenderung stagnan bahkan bisa mengalami kemunduran.
Ketika kepala sekolah mengabaikan pentingnya branding sekolah, ini dapat menyebabkan sekolah yang dipimpinnya menjadi stagnan. Namun, bagi kepala sekolah yang selalu mencari inovasi dan terus mengembangkan gagasan-gagasan baru setiap hari untuk memperbesar sekolahnya, mereka dapat diandalkan untuk memimpin perubahan menuju sekolah yang lebih baik. Keyakinan mereka dalam Growth Mindset, yang tidak pernah berhenti mencari gagasan inovatif, menjadi landasan bagi perubahan yang positif. Oleh karena itu, segala perubahan dimulai dari keinginan untuk mencapai yang lebih baik.
Meskipun pelatihan dan workshop disediakan berulang kali, jika seseorang masih nyaman dalam zona tersebut, kemungkinan perubahan akan minim. Namun, ketika seseorang memiliki motivasi yang kuat untuk mencari perbaikan, maka pelatihan dan workshop akan memberikan manfaat yang signifikan dan fokus.
Untuk mengelola sebuah sekolah, langkah pertama yang harus diambil adalah fokus pada keberhasilan siswa. Ini berarti memastikan bahwa lingkungan pembelajaran dan dukungan yang diberikan di sekolah bertujuan untuk mencapai kesuksesan siswa secara akademis, emosional, dan sosial. Setelah itu, kepala sekolah dapat memperhatikan keberhasilan staf. Ini melibatkan dengan memberikan pelatihan dan dukungan yang diperlukan kepada guru dan staf agar mereka dapat terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Misalnya, jika sekolah bertujuan untuk menjadi sekolah global, guru dan staf harus diberikan pelatihan dalam bahasa Inggris, bahasa Arab, atau bahasa lainnya yang relevan.
Setelah memastikan keberhasilan siswa dan staf, langkah selanjutnya adalah membangun sistem dukungan yang berhasil. Ini mencakup mengembangkan sistem dan prosedur yang mendukung proses pembelajaran dan pengembangan siswa serta memastikan bahwa ada sistem dukungan yang efektif untuk memecahkan masalah dan mengatasi tantangan yang mungkin muncul di sekolah. Dengan demikian, urutan prioritas adalah student success, staff success, dan terakhir adalah successful systems of support.
Banyak problem sekolah yang disebabkan minimnya membangun komunikasi yang harmonis, baik antara kepala sekolah dengan wakil kepala sekolah, antara pimpinan dengan karyawan dan dengan guru. Banyaknya rumor di internal menjadi salah satu tanda kepemimpinan yang lemah bagi sekolah.
Terdapat juga masalah dalam pengembangan arahan yang tidak efektif, sehingga kelemahan ini menghalangi pembangunan visi sekolah. Sehari-hari, sering kali para guru tidak memahami visi sekolah, dan peserta didik tidak diberi arahan yang jelas mengenai tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, diperlukan upaya sosialisasi yang lebih kuat dan mungkin keharusan bagi para guru dan staf untuk memahami visi sekolah secara kolektif. Sehingga semua dapat bekerja bersama menuju tujuan yang sama.
Pentingnya sekolah memiliki perwakilan dari kalangan peserta didik, yang sering disebut sebagai Ambassador, sering diabaikan. Padahal keberadaan Ambassador ini sangat vital demi menciptakan citra sekolah yang positif di masyarakat luas. Melalui keberadaan Ambassador, sekolah dapat mempromosikan prestasi dan kegiatan yang dilakukan oleh siswa kepada publik, sehingga meningkatkan citra sekolah secara keseluruhan. Selain itu, keberadaan Ambassador juga dapat merangsang semangat persaingan di antara kelas-kelas, dengan tujuan agar siswa-siswa termotivasi untuk berprestasi dan menjadi duta sekolah atau siswa teladan. Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk memperhatikan pembentukan dan pengembangan peran Ambassador ini.
Penting bagi seluruh kepala sekolah untuk diingat bahwa dalam mengembangkan branding sekolah, tidak boleh dilupakan bahwa sekolah terdiri dari kelas-kelas. Oleh karena itu, selain memperhatikan branding sekolah secara keseluruhan, perlu juga untuk mendorong setiap wali kelas agar membangun branding untuk kelasnya masing-masing. Ini mencakup bagaimana mereka merancang pembelajaran dan melatih siswa, sehingga setiap kelas memiliki karakteristik uniknya sendiri. Dengan pendekatan ini, diharapkan akan tercipta banyak karya dan prestasi yang bermula dari setiap kelas di sekolah.
Di dalam konteks ini, pentingnya branding mengarah pada bagaimana kita dapat mengontrol persepsi yang dibentuk oleh orang lain terhadap diri kita. Jika kita tidak aktif dalam membangun branding diri sendiri, maka kemungkinan besar orang lain akan membentuk persepsi tentang kita berdasarkan pengamatan mereka sendiri atau bahkan rumor yang beredar. Makanya, kita perlu aktif dalam menceritakan dan menunjukkan kepada orang lain tentang siapa kita sebenarnya, apa yang kita tawarkan, dan mengapa mereka harus memilih kita atau produk kita. Dengan demikian, kita dapat mengarahkan persepsi orang lain agar positif sesuai dengan apa yang kita inginkan, daripada membiarkan orang lain membuat asumsi atau rumor yang mungkin tidak sesuai dengan kenyataan.
Mengapa harus membangun branding kita? Jika tidak menciptakan branding maka kita akan menjadi komoditas. Oleh karenanya lewat branding orang memilih bersekolah di sekolah kita dengan penuh kesadaran yaitu yang disebut dengan brand awareness. Bukan masalah bahwa sekolah kita lebih baik dari sekolah lainnya, tetapi sekolah kita adalah solusi dan jawaban dari permasalahan yang mereka hadapi.
Ada yang menganggap bahwa branding hanya sebagai upaya pencitraan. Stereotip tersebut mungkin kurang tepat, karena sebenarnya branding jauh lebih dari sekadar pencitraan karena melibatkan komitmen yang kuat dan berkelanjutan. Dalam proses branding, penting bagi kita untuk memberikan dan menjaga komitmen yang konsisten. Jadi jangan sampai kita dalam promosi kemudian itu hanya sekadar menceritakan yang baik-baik saja tentang sekolah kita, tapi berikanlah komitmen jauh lebih penting daripada hanya sekadar promosi.
Sekolah-sekolah yang telah mapan dan memiliki reputasi yang kuat di masyarakat harus tetap menyadari bahwa kedewasaan dari branding mereka bisa menjadi rentan jika di sekitar mereka muncul sekolah-sekolah baru yang menawarkan nilai-nilai keunggulan. Fenomena ini tidaklah asing, bahkan perusahaan-perusahaan besar pun bisa kalah oleh start-up yang baru, karena start-up tersebut mungkin memiliki keunggulan yang lebih unik atau inovatif. Sebab itu, penting bagi sekolah-sekolah yang telah mapan untuk terus berinovasi, memperbarui diri, dan mempertahankan relevansi, agar tetap bersaing dan mempertahankan posisi di pasar pendidikan.
Sangat penting untuk merumuskan sekolah agar semakin spesifik di mata masyarakat. Semakin spesifik sekolah kita, semakin kuat pula komunikasi branding yang kita bangun. Menjadi sekolah yang spesifik berarti memiliki banyak program khas dan unggulan yang sulit ditiru oleh sekolah lain. Dengan demikian, kita dapat membedakan diri kita dari kompetisi dan menonjolkan keunggulan yang membuat sekolah kita istimewa. Dengan fokus pada program-program yang khas dan unik, kita dapat memperkuat citra sekolah kita dan menarik perhatian masyarakat.
Kita dapat mengambil banyak pelajaran dari sekolah-sekolah besar, namun penting untuk tidak hanya meniru. Kita perlu menciptakan sesuatu yang baru atau memiliki keunikan yang membuat sekolah kita berbeda. Jika sekolah kita terlihat sama dengan yang lain, maka sulit untuk membangun citra sekolah yang kuat. Orang akan memilih sekolah kita karena tidak memiliki pilihan lain, bukan karena kesadaran. Namun, jika seorang siswa memiliki pengalaman positif di sekolah kita, mereka akan berbagi cerita kepada orang lain, yang akan menjadi daya tarik tersendiri bagi sekolah kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengembangkan keunikan dan nilai tambah yang membuat sekolah kita menonjol dan menjadi daya tarik bagi masyarakat.