• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Parlemen

Anggota DPRD Surabaya Ini Tampung Keluhan Anak Eks-lokalisasi Dolly

Anggota DPRD Surabaya Ini Tampung Keluhan Anak Eks-lokalisasi Dolly
Imam Syafi'i di Panti Asuhan Bilyatimi di Jalan Dukuh Kupang Surabaya. (Foto: NOJ/A Toriq)
Imam Syafi'i di Panti Asuhan Bilyatimi di Jalan Dukuh Kupang Surabaya. (Foto: NOJ/A Toriq)

Surabaya, NU Online Jatim
Penutupan lokalisasi Dolly sejak tahun 2014 oleh Pemerintah Kota Surabaya, ternyata masih menyisakan persoalan. Sejumlah anak eks-lokalisasi Dolly, yang orang tuanya tidak diketahui keberadaannya, kesulitan mendapatkan akte kelahiran dan Kartu Keluarga (KK). Kasus ini dialami 6 anak penghuni panti asuhan Bilyatimi di Jalan Dukuh Kupang XX nomor 40.


"Panti ini rujukan dari Pondok Dolly, sebab di sana anaknya sudah besar-besar. Mereka tidak mampu mengasuh yang kecil-kecil, jadi yang kecil-kecil ditaruh di sini," kata Nur Fadilah, pengasuh Panti Asuhan Bilyatimi, saat menerima kunjungan Imam Syafi'i anggota Komisi A DPRD Surabaya, Selasa (11/10/2022) lalu.


Nur Fadilah kembali mengatakan, anak-anak eks-lokalisasi Dolly yang tidak punya akte kelahiran dan KK, kebanyakan berusia 6 tahun hingga 14 tahun. Namun ada juga yang masih berusia 11 bulan.


"Mereka tidak ada orang tuanya sama sekali. Ada yang satu, ada orang tua. Tapi orang tuanya dipenjara, terus ibunya sendiri juga bingung ngasih makan," imbuhnya.


Lebih lanjut Nur Fadilah menjelaskan, pihaknya sudah berupaya mengurus administrasi kependudukan (adminduk) untuk anak-anak tersebut. Tapi sudah 2 tahun, menemui jalan buntu.


"Sudah kami lakukan koordinasi dengan kelurahan, tapi dilimpahkan ke dinas sosial. Lalu dari dinsos kita diarahkan ke Polrestabes. Kemudian setelah di sana, kita di BAP. Lalu malah dilimpahkan ke dinsos lagi, sampai sekarang belum ada keterangan dalam ngurus administrasi anak-anak ini. Untuk ini sudah 2 tahun berjalan," terangnya.


Karena tidak memiliki adminduk, anak-anak itu tidak tersentuh program bantuan dari pemerintah, seperti KIS, KIP dan bantuan sosial lainnya. Bahkan mereka juga kesulitan untuk sekolah.


"Paling tidak pemerintah kota itu memperhatikan, walaupun tidak kebutuhannya, tapi administrasi kependudukan atau surat-surat pentingnya itu dipermudah Hal itu supaya kita sebagai pengasuh bisa gampang membawa ke puskesmas atau ke rumah sakit," harap dia.


Sementara itu Imam Syafi'i mengaku terkejut mengetahui kasus ini. Teryata penutupan lokalisasi Dolly masih menyisakan persoalan. 


"Karena ini Surabaya, harusnya tidak boleh ada yang tidak punya administrasi kependudukan. Karena kalau anak itu tidak punya NIK, tidak punya akte, nanti anak itu tidak bisa sekolah terus pemerintah tidak bisa mengintervensi," ujarnya. 


Menurut Imam, pihak panti sudah bekerja sama dengan Dinas Sosial Pemkot Surabaya untuk mendapatkan bantuan permakanan. Tapi jumlahnya sedikit, hanya untuk 19 anak.


"Padahal penghuni panti ini lebih dari 19. Ternyata tidak bisa diintervensi karena mereka tidak tahu ini orang Surabaya atau bukan, karena mereka tidak punya surat-surat kependudukan," jelasnya.


Legislator Partai Nasdem itu mengatakan Dispendukcapil Kota Surabaya siap membantu, setelah dirinya melakukan koordinasi.


"Tadi sebelum saya datang ke sini saya telepon ke salah satu Kabid di Dispendukcapil, saya mau ajak tapi enggak berani, karena itu wilayahnya kepala dinasnya. Tapi dia titip pesan bahwa dispendukcapil siap membantu anak-anak ini untuk memperoleh haknya, mendapatkan administrasi kependudukan mereka," pungkas Imam.
 


Editor:

Parlemen Terbaru