Malang, NU Online Jatim
Berawal dari adanya keprihatinan terhadap bank sampah di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu yang sudah tidak berjalan lagi (mangkrak) membuat para mahasiswa anggota Kandidat Sarjana Mengabdi (KSM) Tematik Universitas Islam Malang (Unisma) kelompok 72 tergerak untuk membangkitkan kembali fungsi bank sampah di desa tersebut.
Warga yang menjadi sasaran untuk dikelola sampahnya adalah RW 05 Dusun Krajan. Pelaksanaan kegiatan ini dimulai dari RT 01 RW 05 yang kemudian akan berjalan rutin dilaksanakan seminggu sekali di hari minggu, dan diharapkan berjalan dengan baik sampai waktu yang tidak ditentukan.
Pengadaan kembali bank sampah di Desa Torongrejo tersebut dimaksudkan untuk mengkonstruksi kembali daya berfikir masyarakat terhadap sampah, khususnya sampah kering. Dalam pengamatan kelompok 72, masyarakat kurang memiliki kesadaran akan kepedulian terhadap sampah. Sehingga pengadaan kembali bank sampah di rasa penting untuk diterapkan di lingkungan masyarakat desa setempat.
Sekretaris Desa Torongrejo, Doni Firmansyah berharap pada mahasiswa KSM Tematik 72 untuk memberikan kontribusi di desa khususnya dalam mendorong masyarakat untuk lebih aware terhadap pengelolaan sampah. Pelaksanaan bank sampah pada prinsipnya adalah salah satu solusi inovatif berupa rekayasa sosial untuk mengajak masyarakat memilah sampah.
“Menggantikan sampah dengan uang atau barang berupa kebutuhan pokok seperti sembako yang dapat ditabung, akhirnya masyarakat ter-edukasi untuk menghargai sampah sesuai jenis dan nilainya,” ucapnya.
Tahap awal dari program kegiatan bank sampah ini yakni dengan pemberian sampel di hari Minggu. Minggu ke 1, tim KSM Tematik menyiapkan alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program bank sampah. Minggu ke 2, tim KSM Tematik memberikan sampel kepada masyarakat berupa bak sampah kering sebanyak 20 unit dan dibagikan ke setiap rumah.
“Sewaktu pemberian bak sampah kering, masyarakat merasa terbantu dan mendukung peserta KSM Tematik Unisma terkait pengadaan bank sampah ini,” terangnya.
Menurutnya, mereka merasa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, tidak hanya menjaga kebersihan dan peduli dengan lingkungan, tapi juga mendapat keuntungan dari hasil pengumpulan bank sampah.
Dengan demikian, kegiatan ini juga dapat mempengaruhi perubahan pola pikir masyarakat mengenai sampah yang notabene sebagai barang sepele, tetapi dapat bermanfaat. Sehingga masyarakat memiliki kesadaran untuk lebih menjaga kebersihan lingkungan sekitar, merawat alam, dan terciptanya kerukunan bermasyarakat.
Ketua Kelompok 72, Dwi Okie mengatakan, sebagai tahap percontohan memang dipilih 20 warga untuk melakukan pengumpulan sampah, harapannya ketika nanti pengelolaan bank sampah sudah berjalan dan memberikan hasil, maka akan menjadi contoh juga untuk warga lainnya untuk ikut serta dalam pengelolaan bank sampah ini.
“Hasil kerja kelompok 72 nantinya akan menjadi inisiasi dan dapat diteruskan oleh masyarakat desa yang tentunya akan memudahkan dalam mengelola sampah serta bermanfaat kembali untuk pendapatan masyarakat Desa Torongrejo,” terangnya.
Dosen Pembimbing Lapangan KSM Tematik Kelompok 72, Dewi Diah Fakhriyyah, SE., MSA., mengapresiasi program kerja untuk melakukan pengadaan bank sampah di Desa Torongrejo.
“Program ini nantinya akan berlanjut untuk membuat kerajinan dari sampah plastik yang telah dikumpulkan, harapannya dari pengelolaan sampah tersebut nantinya akan menjadi salah satu pendapatan bagi masyarakat desa Torongrejo,” tandasnya.
