Malang, NU Online Jatim
Mahasiswa Universitas Negeri Malang (Unisma) berhasil mendapatkan pendanaan melalui program Rumah Budaya dan Peradaban (Rudaya). Mereka adalah Afriska Nur Azizah, Mia Yustiningrum, Rahmaputri Salsabilla Harsono, Aurellia Fairuzzia (Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Agama Islam), serta Dyah Vivi Andriana (Prodi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi) dan dosen pembimbing Dr Zuhkhriyan Zakaria.
Kesenian kerap dikaitkan menghasilkan karya seni yang indah, unik, dan bermakna. Ia menjadi wadah penyampaian ekspresi budaya suatu entitas dan identitas bangsa yang patut dilestarikan. Jangan sampai eksistensinya terkalahkan oleh perkembangan zaman yang semakin pesat. Sebagai tanda syukur dan hormat terhadap masa lalu.
Bangsa Indonesia dikenal budaya yang beragam dan warisan dari nenek moyang. Karena keberagaman itulah yang menjadikan Indonesia memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang memiliki makna berbeda-beda tetapi tetap satu. Berangkat dari pemikiran demikian, mahasiswa Unisma berusaha untuk terus melestarikan budaya bangsa.
Program ini mengusung tema Api Daya yang membantu membentuk jiwa-jiwa nasionalisme anak terhadap budaya melalui kerja sama dengan Sanggar Srikandi Tumpang yang di dalamnya terdapat sebuah kegiatan yang patut diapresiasi, yaitu karawitan anak. Karawitan yang seluruhnya akan dilakonkan oleh anak-anak usia dasar.
Tentu melatih anak tidak akan mudah, apalagi mengenai kegiatan budaya yang di dalamnya terdapat ragam aksi. Namun hal tersebut juga akan memiliki dampak yang besar di masa yang akan mendatang. Selain menumbuhkan motivasi pada anak juga akan memberikan ruang bagi anak untuk berkreasi. hal ini tidak akan tumbuh secara langsung, namun membutuhkan waktu secara bertahap dan dalam tempo waktu yang juga tidak terbatas.
Tim Rudaya Mahasiswa Unisma berharap program ini dapat terselenggara dengan baik dan membangun relasi bersama pihak-pihak yang mampu menghidupkan semangat untuk terus melestarikan budaya yang ada di lingkungan sekitarnya. Karena jika bukan kita yang mulai dari sekarang, maka siapa lagi.
