• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Pendidikan

Mengenal Siti Nur Azizah, Alumni FH Unisma Putri Wapres

Mengenal Siti Nur Azizah, Alumni FH Unisma Putri Wapres
Siti Nur Azizah dengan salah satu penghargaannya. (Foto: NOJ/tugumalang)
Siti Nur Azizah dengan salah satu penghargaannya. (Foto: NOJ/tugumalang)

Malang, NU Online Jatim

Putri keempat Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin dan almarhumah Siti Churiyyah, Siti Nur Azizah ini merupakan sosok perempuan ramah, dan ternyata masuk dalam jajaran alumni Universitas Islam Malang (Unisma).


Dirinya lahir di Jakarta, 05 September 1972 dengan mengawali pendidikan jenjang S-1 di Unisma Fakultas Hukum Program Studi (Prodi) Ilmu Hukum. Saat itu, di tahun 1991 masih disebut jurusan Hukum Perdata.


“Saya berkuliah S-1 tahun 1991-1994 dan wisuda tahun 1995. Memang saat masuk kuliah kebetulan jurusan Fakultas Hukum dulu jurusannya Hukum Perdata,” ujarnya yang dilansir dari tugumalang.com.


Dirinya menceritakan bahwa, mengenyam pendidikan di Malang adalah pengalaman yang teramat berkesan. “Saya dari Jakarta lalu kuliah di Malang itu pasti sesuatu yang berkesan, saya sangat excited (bersemangat). Suasananya tenang, udaranya juga sejuk,” jelasnya.


Menjadi putri salah seorang tokoh ulama NU membuat ibu lima anak ini memiliki pertimbangan tersendiri dalam memilih institusi pendidikan yang akan jadi almamaternya, termasuk di Unisma ini.


Di Unisma, Siti banyak menuntut ilmu untuk membangun metodologi berfikir, kemampuan menganilisis, kebangsaan yang didasari dengan nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja).


“Unisma adalah perguruan tinggi yang meletakkan dasar-dasar Aswaja yang kuat. Apa yang dipelajari di Unisma saat itu saya rasakan sekarang, terutama landasan Aswaja yang betul-betul ditanamkan di level mahasiswa pada saat itu,” terang perempuan yang juga tergabung dalam IKA-Unisma itu.


Selain itu, ia juga belajar mengasah kemampuan leadership melalui berbagai program dan aktivitas. Alhasil, ia menjadi pribadi yang percaya diri dan tidak merasa canggung saat harus berada di tengah-tengah kalangan yang notabene memiliki latar belakang bermacam-macam.


“Kemampuan leadership itu betul-betul dilatih saat itu, seperti di pondok, dilakukan kajian-kajian, belajar ngaji, diskusi dan basisnya Masjid Ainul Yaqin, tidak hanya di kampus tapi di luar kampus juga. Dampaknya terasa sekali sampai sekarang dan itu luar biasa,” paparnya.


Menurutnya, apa ditanamkan di Unisma menjadi bekal untuknya terus belajar dan berkembang. Tentu juga bersifat tawaduk karena itu dasar apa yang diajarkan dalam Aswaja dari kalangan santri, bagaimana mampu beradaptasi terus belajar dan belajar.


Ke depan, ia berharap Unisma mampu menjadi prototype Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) yang belandaskan nilai Aswaja, kebangsaan, pancasila, serta mampu berkompetisi sekaligus beradaptasi dengan kemajuan global sebagai World Class University.


“Saya harap Unisma betul-betul menjadi role model yang bisa dicontoh semua PTNU, sehingga saya melihat peran NU tidak hanya di level Nasional namun juga Internasional. Kita harus tetap optimis karena banyak ulama, ustadz di Unisma yang memumpuni dalam upaya untuk ikut mengakselerasi Unisma menjadi World Class University,” tutupnya.


Pendidikan Terbaru