Kitab Tanbihatul Wajibat: Peringatan bagi Penyelenggara Maulid Nabi

K.H. M. Hasyim Asy’ari adalah ulama yang menguasai banyak fan keilmuan agama Islam (mutafannin), yang mengabdikan dirinya untuk memperjuangkan ajaran ahlussunnah wal jamaah di tanah air.
 

Sebagai ulama besar, KH. M. Hasyim Asyari memiliki beberapa karya tulis di berbagai bidang, utamanya tentang akhlak, tasawuf, akidah, fikih, hadis. Sebagai seorang penulis produktif, beliau banyak menuangkannya ke dalam bahasa Arab, pegon, salah satunya adalah kitab Tanbihat al-Wajibat liman Yashna’ al-maulid bi al-munkarat.
 

Kitab ini ditulis oleh K.H. Hasyim Asy’ari dalam rangka merespon tradisi maulid di Sewulan Madiun. Selain itu masih banyak pula keterangan yang terkandung di dalamnya. Di dalam kitab ini juga ditampilkan keanekaragaman pemikiran para ulama’ seperti: Syaikh Tajudddin ‘Umar bin Ali al-Lakhamy yang mengharamkan maulid Nabi SAW, kemudian di tanggapi oleh Syaikh Yusuf al-Dahlawi, pendapat yang tidak mempunyai pijakan.
 

Uniknya, pembahasan dalam kitab At-Tanbihat al-Wajibat liman Yashna’ al-maulid bi al-munkarat yang di sampaikan tidak terbatas pada kajian-kajian fiqh saja, melainkan dicantumkan pula kutipan para mufasir, seperti al-Baidhawi. 
 

Selain itu pula, K.H. Hasyim Asy’ari juga merujuk keterangan para muhadisin untuk mengamati kualitas hadis yang di jadikan pedoman atau hujjah naqliyah dan penggalian dan pengambilan hukum, semisal : Imam Bukhari,Imam Muslim, Imam Dawud, Imam Ibn Majah. KH. Hasyim juga menukil beberapa pendapat dari madzhab Hanafi dan Maliki sebagai perbandingan, seperti Syaikh Zhahiruddin al-Marghinany  dan Syaikh Abu Abdillah bin al-Hajj al-Maliky.
 

Ciri khas penulisannya seringkali menggunakan bahasa yang sederhana dan tidak monoton, sehingga tidak membuat bosan bagi pembaca dan mudah dipahami para pembaca dan dapat dijadikan pegangan untuk umat Islam, khususnya warga Nahdliyin. Bahkan, kitab ini sudah beredar terjemahannya.
​​​​​​​

 

Sebagai catatan akhir, kitab At-Tanbihat al-Wajibat liman Yashna’ al-maulid bi al-munkarat dengan kelebihan dan kekurangannya di rasa hanya cukup sebagai pelajaran tambahan dan sangat jarang di gunakan sebagai materi utama di pondok-pondok pesantren. Padahal sangat penting untuk memberikan penjelasan dan aturan bagi para penyelenggara maulid Nabi.