• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Pustaka

Menangani Dinamika Psikologis Santri tanpa Kekerasan

Menangani Dinamika Psikologis Santri tanpa Kekerasan
Buku Konseling Pesantren. (Foto: NOJ/ Firdausi)
Buku Konseling Pesantren. (Foto: NOJ/ Firdausi)

Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua tempat menggembleng generasi bangsa agar berakhlak mulia dan memahami nilai-nilai keislaman secara komprehensif. Zaman ini, problem di lingkungan pesantren semakin kompleks seiring perkembangan zaman. Baik dari problem usia ideal mondok di pesantren, dinamika psikologis santri remaja, serta pengaruh internet yang mulai menggurita di pesantren.


Buku ini memberikan solusi pada pengurus pesantren tentang penanganan psikis santri. Buku ini semakin menarik karena Zamzami Sabiq sebagai penulis, merupakan pegiat di Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Sumenep sebagai pimpinan dan aktif sebagai Sekretaris di Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Sumenep yang membidangi pesantren-pesantren.


Pada prinsipnya, penulis menjelaskan bahwa takzir sebagai sanksi mengacu pada sifat mendidik (ta’dib). Yakni, dengan memperhatikan situasi sosial dan kondisi pelaku (i’tibar ahwal an-nas), dan dilakukan secara bertahap (at-tadrij).


Prinsip ta’dib menjadi acuan utama yang membuat pelaku jera dan menjadi orang baik. Sebab pada dasarnya takzir yang diberlakukan pesantren condong ke hukuman yang bersifat fisik daripada bersifat material, seperti disuruh mengaji, membersihkan lingkungan, dan sejenisnya. (Hal. 54).


Dalam tradisi pesantren, praktik takzir dilakukan dengan lemah lembut sebagaimana dicontohkan para wali saat merintis pesantren. Tak ada satupun dalam sejarah seorang pengurus pesantren memberikan takzir melampaui batas. Jika sampai meninggal dunia, itu dinamakan kekerasan terhadap santri. Karena prinsip pokok dalam menerapkan takzir merupakan jalan terakhir yang dilakukan secara terbatas dan tidak menyakiti santri.


Takzir hendaknya bersifat memberikan penanganan pada santri yang bermasalah secara terstruktur (tertata rapi) dan sesuai dengan tata tertib yang berlaku. Yakni, hukuman yang diberikan untuk menyadarkan bahwa perbuatan yang dilakukan menyimpang dan memunculkan rasa pecaya diri untuk berubah menjadi lebih baik hingga tidak mengulangi lagi.


Untuk menerapkan takzir, penulis mengimbau agar pengurus pesantren memperhatikan beberapa ketentuan, yaitu: pemberian takzir harus tetap dalam jalinan cinta, kasih dan sayang; harus didasarkan kepada alasan keharusan; harus menimbulkan kesan di hati santri; harus menimbulkan keinsafan dan penyesalan kepada santri; dan diikuti dengan pemberian maaf, harapan dan kepercayaan.


Tak hanya itu, penulis menekankan untuk menghindari takzir dengan cara kekerasan (violence), karena akan berdampak buruk pada santri. Tindak kekerasan akan membuat santri tidak menghentikan perilakunya, tapi justru menimbulkan trauma secara psikologis yang berkepanjangan yang nantinya berdampak pada kurang baik pada kejiwaannya.


Menurutnya, santri yang mendapat perlakuan kekerasan dimungkinkan cenderung bersikap agresif dan sulit mengendalikan emosi. Untuk itu, takzir lebih diarahkan pada pendidikan dan pemahaman atas kesalahan yang sudah dilakukan santri. Karena pesantren merupakan tempat yang ramah terhadap siapapun termasuk pada santri.


Esensi yang terkandung dalam buku ini mengungkap bahwa pengawasan terhadap segala aktivitas santri perlu dilakukan oleh semua pihak, baik orang tua, pengasuh, pengurus, dan santri senior.


Kekerasan hendaknya bisa dikurangi dengan memberikan pemahaman akan pentingnya saling menghargai dan menyayangi antar santri dan seluruh penghuni pesantren. Pemahaman itu bisa diberikan dalam pembelajaran santri dan jika diperlukan memasukkan dalam kurikulum pesantren tentang anti perundungan serta ditambah dengan pengawasan yang ketat.

 

Identitas Buku

Judul: Konseling Pesantren
Penulis: Zamzami Sabiq
Penerbit: Bintang Pustaka Madani
Tahun Terbit: 2021
Tebal: 108 Halaman
ISBN: 978-623-386-030-7
Peresensi: Firdausi, Ketua Lembaga Ta’lif wan-Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Sumenep.


Pustaka Terbaru