• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 24 Juni 2024

Pustaka

Merefleksikan Realitas Hidup ala Gus Sholah

Merefleksikan Realitas Hidup ala Gus Sholah
Ilustrasi KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah. (Foto: NOJ/ Istimewa)
Ilustrasi KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah. (Foto: NOJ/ Istimewa)

Buku yang berjudul “Berpikir, Bertanya, Berkarya untuk Indonesia” ini merupakan sebuah kumpulan tulisan refleksi KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah selama masa hidupnya. Di dalamnya tersaji tujuh bab, yakni Keluarga dan Kesehatan; Dunia Pendidikan; Dunia Usaha; Agama; Kebudayaan dan Kemanusiaan; Sejarah; Sebuah Perbedaan; Politik, Keorganisasian, Kenegaraan dan Kebangsaan; serta Hukum. Buku ini lahir sebagai ajakan kepada semua pihak untuk merefleksikan kembali atas pemikiran-pemikiran Gus Sholah dalam tulisan-tulisannya.

 

Sebagaimana pada bagian pengantar dzurriyah oleh Irfan Wahid yang biasa dipanggil Gus Ipang, Pendiri Tebuireng Initiatives, mengatakan bahwa Gus Sholah selalu mengajak kepada semua pihak untuk selalu sadar dan berupaya memperbaiki kesalahan walaupun tidak mudah. Tidak hanya itu, Gus Sholah juga mengajak untuk melakukan perubahan dan terus mendorong hal tersebut menuju yang lebih baik.

 

Gus Sholah berdawuh: “Kita tidak perlu saling menyalahkan, tetapi harus mencari dimana kesalahan kita, sehingga tidak mudah buyar”. Melalui hal ini, Gus Ipang merasa sangat beruntung bila serpihan-serpihan pemikiran Gus Sholah dapat terdokumentasikan dengan baik sehingga terlahirlah buku ini.

 

Sebelum lebih jauh membahas buku ini, Gus Sholah disebut mempunyai kemampuan untuk membaca realitas kehidupan berbangsa dan beragama secara cermat, tepat, tajam, dan terukur. Ia juga dikenal pemberani, kritis, inovatif, dan pandai merangkul. Jika ada suatu hal yang dipandang tidak tepat dan mengganggu pikiran, ia akan berusaha mencari jawabannya. Bahkan, Gus Sholah selalu mengemas dalam sebuah tulisan singkat (opini) kemudian dikirim lewat media massa. Seakan mengundang sekaligus mengajak khalayak luas untuk mendiskusikan bersama.

 

Ada beberapa judul menarik, menurut penulis, yang akan didapatkan dari buku yang diterbitkan oleh Pustaka Tebuireng ini. Pertama, pada bab II yang mengulas perihal dunia pendidikan. Dikatakan oleh Gus Sholah: “Jika ada hal mengusikmu, bertanyalah. Sebab dari pertanyaan akan lahir sebuah pengetahuan. Namun, terus bertanya tanpa berbuat apa-apa, itu sia-sia. Jadi lebih baik setelah bertanya, berbuatlah. Itu jauh lebih baik dan berguna untuk semua”.

 

Daripada hanya bertanya dan tidak berbuat apa-apa tentang hal yang mengusiknya, ia memilih mengerjakan apa yang ia bisa, yaitu berkiprah di dunia pendidikan. Baginya pendidikan adalah pilar. Dalam hal ini, Gus Sholah menceritakan bahwa ada tiga syarat kepada santri, siswa, dan staff lainnya agar bersikap jujur, anti kekerasan, dan bersih. Sebuah kejujuran dan anti-kekerasan bagi Gus Sholah sangat penting karena tidak hanya ingin melahirkan generasi muda dan pintar, tetapi hanya menipu dan menyakiti sesama.

 

Tidak hanya itu, Gus Sholah selalu mengajak anak didiknya berdiskusi mengenai perkembangan bangsa. Berdiskusi dengan sudut pandang agama, sosial, kemasyarakatan atau negara. Bukan untuk mengajarkan dogma, tetapi mengingatkan kepada anak didiknya bahwa perbedaan itu akan selalu ada.

 

Kedua, yakni pada bab IV, yang berjudul ‘Membentuk Kebudayaan Indonesia’. Dalam hal ini proses membentuk kebudayaan Indonesia adalah suatu proses panjang yang tidak akan pernah berakhir karena bersifat dinamis. Walaupun proses tidak akan berakhir, garis besar sebuah kebudayaan yang akan diwujudkan itu seharusnya bisa terlihat, tetapi sampai kini belum bisa melihat secara jelas gambaran kebudayaan Indonesia dalam arti postitif.

 

Di sisi lain, budaya yang kerap dilakukan sehari-hari perlu ditinggalkan, seperti suka membicarakan orang lain, merusak fasilitas umum, buang sampah sembarangan, tidak mau antri, suka mengambil yang bukan haknya, malas, menunda pekerjaan, tidak menghargai waktu, suka jalan pintas, dan masih banyak lainnya. Gus Sholah hanya ingin kita untuk berubah dan memperbaiki diri.

 

Beberapa hal di atas menunjukkan bahwa kelebihan dalam buku ini bukan hanya sekadar bimbingan bagi anak didik, tetapi juga memperluas wawasan melalui refleksi yang mencakup berbagai aspek kehidupan. Dalam buku ini, Gus Sholah mengajak pembaca untuk merenungkan pemikirannya yang disampaikan melalui tulisan-tulisannya, dengan menyoroti pentingnya kesadaran diri, upaya perbaikan yang berkelanjutan, dan sikap kritis terhadap realitas kehidupan. Melalui karya ini, Gus Sholah mengajak pembaca untuk berpikir, bertanya, dan berbuat demi kemajuan Indonesia.

 

Secara keseluruhan buku ini sangat bagus untuk dibaca oleh kalangan remaja maupun dewasa, karena mencakup seluruh aspek kehidupan yang benar-benar terjadi. Dengan penuh kebijaksanaan, Gus Sholah mengajak pembaca untuk merenungkan dan memperdalam pemahaman tentang kompleksitas realitas kehidupan, serta memberikan inspirasi untuk bertindak secara bijaksana dalam menghadapinya.

 

Identitas Buku:

Judul: Berpikir, Bertanya, Berkarya untuk Indonesia
Penulis: Dr (HC) Ir KH. Salahuddin Wahid
Penerbit: Pustaka Tebuireng
Tahun terbit: 2023
Tebal: 253 halaman
ISBN: 978-602-8805-99-5
Peresensi: Muzdalivah, Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam di Universitas Hasyim Asy'ari ​​​​​​​(Unhasy) Tebuireng, Jombang.


Pustaka Terbaru