• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Risalah Redaksi

Ujung Bulan Maulid dan Harapan Lahirnya Insan Terbaik

Ujung Bulan Maulid dan Harapan Lahirnya Insan Terbaik
Peringatan maulid hendaknya bisa melahirkan insan terbaik seperti dicontohkan Nabi Muhammad SAW. (Foto: NOJ/ceritarelawan.id)
Peringatan maulid hendaknya bisa melahirkan insan terbaik seperti dicontohkan Nabi Muhammad SAW. (Foto: NOJ/ceritarelawan.id)

Saat ini umat Islam telah berada di ujung bulan Rabiul Awwal. Namun demikian, kemeriahan dalam mengisi bulan maulid masih demikian terasa. Kaum Muslimin, utamanya  warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin dengan penuh suka cita menggelar aneka kegiatan sebagai bentuk kecintaan atas kelahiran baginda Nabi. Bahkan tidak sedikit peringatan yang demikian meriah dilakukan umat Islam dengan beragam kekhasan yang tentu saja tidak ditemukan di waktu lain. Dari aneka peringatan yang ada dapat dikatakan bahwa ekspresi kecintaan atas kelahiran Rasulullah demikian membanggakan.


Demikian pula beragam kajian dilakukan baik secara terbatas hingga menghadirkan warga dalam jumlah besar selama bulan maulid. Para tokoh dan penceramah menjelaskan bagaimana sosok dan kiprah Rasulullah dalam keseharian, lengkap dengan perjuangan yang layak menjadi teladan.


Aneka sudut pandang juga disampaikan ulama dan akademisi yang tentu saja diambil dari beragam literatur demi menggambarkan pribadi Nabi Muhammad yang demikian agung. Umat mendapatkan asupan yang demikian bermakna selama bulan maulid. Bahkan di beberapa tempat, kemeriahan peringatan hari lahir Rasulullah terus berlangsung hingga bulan telah berganti.


Akan tetapi, tentu saja wujud kecintaan kepada baginda Nabi Muhammad hendaknya tidak berhenti dengan aneka kegiatan yang meriah. Hal yang lebih mendesak adalah bagaimana beragam acara tersebut dapat semakin menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah dan mencoba perlahan namun pasti untuk meneladani perangai mulia dari sang Nabi.


Karena, betapa akhir-akhir ini umat Islam utamanya di Tanah Air mendapatkan suguhan yang berseberangan dengan hal ideal dari peringatan maulid. Perilaku pemimpin masih sangat jauh dari menjadi pelayan bagi masyarakat. Kondisinya semakin memprihatinkan dengan sejumlah kejadian yang diunggah media arus utama dan media sosial.


Perilaku tidak patut dilakukan sejumlah kalangan, utamanya pemimpin masyarakat di berbagai tingkatan. Pastinya tidak akan cukup untuk menyebutkan sejumlah kejadian mutaakhir yang menjadi perhatian masyarakat. Pastinya, perilaku menyimpang masih melingkupi keseharian dan tentu saja cukup memprihatinkan lantaran hal tersebut terjadi di bulan kemeriahan peringatan kelahiran Rasulullah.


Sebagian kalangan tentu saja akan menyampaikan pertanyaan gugatan. Bagaimana mungkin kelahiran sosok panutan dirayakan dengan demikian meriah, akan tetapi pada saat yang sama tidak tersedia sikap dan perilaku yang membanggakan dari umatnya? Pertanyaan bernada gugatan seperti ini tentu saja harus menjadi pemantik kesadaran kolektif umat Islam di ujung bulan maulid ini.


Bahwa Nabi Muhammad SAW diutus ke muka bumi dalam rangka menyempurnakan perangai umatnya dan juga manusia secara umum. Lewat kisah heroik yang banyak dijelaskan dalam berbagai literatur, demikian pula sanjungan yang diwujudkan dalam puisi dan karya sastra akan menyulut kesadaran untuk meneladani Rasulullah.


Umat Islam dan manusia dalam berbagai profesi maupun jabatan yang disandangnya harus berupaya memberikan harapan kepada masyarakat. Bahwa ada perhatian dan tanggung jawab yang dicurahkan untuk membela kepentingan mereka. Masalah pendidikan, akses ekonomi, jaminan memperoleh layanan kesehatan, layanan umum dan seterusnya hendaknya benar-benar diperjuangkan.


Hal tersebut demikian nyata dicontohkan Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan hidupnya yang sebenarnya tidak panjang. Buka berapa lama jabatan diemban dan dikuasai, melainkan bagaimana kekuasaan tersebut dapat ditasarrufkan untuk kepentingan masyarakat paling bawah yang kerap tertindas.


Demikian pula teladan Rasulullah tidak hanya relevan untuk para pemimpin, juga pribadi kalangan biasa di masyarakat. Mereka yang memang kebanyakan tidak memiliki jabatan, selayaknya tidak banyak menuntut kepada penguasa. Yang juga harus dilakukan adalah menjadi sosok yang shalih dengan menjalankan perintah agama dan aturan negara.


Betapa damai kalau berbagai kalangan dapat tampil seperti ini. Pemimpin memiliki perhatian kepada nasib masyarakat bawah, demikian pula warga menjalankan aturan dengan penuh kesadaran. Dan sepertinya, kesadaran seperti inilah yang mendesak untuk terus dimunculkan baik saat maulid maupun di bulan lain.


Tentu saja kita harus terus menggantungkan harapan setinggi mungkin. Teladan dari Nabi Muhammad SAW baik dalam kapasitas sebagai pemimpin maupun pribadi harus terus dimunculkan dalam keseharian. Karena bila hal ini yang dilakukan oleh berbagai pihak, tidak ada lagi saling menyalahkan. Justru yang akan ditemukan adalah insan terbaik sebagaimana diharapkan dari disyariatkannya ajaran agama dan kelahiran sejumlah aturan dalam masyarakat.


Risalah Redaksi Terbaru