• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Tapal Kuda

Ikhtiar Perempuan NU Tingkatkan Peran untuk Masyarakat Global

Ikhtiar Perempuan NU Tingkatkan Peran untuk Masyarakat Global
Webinar Keperempuanan yang bertajuk ‘Meneguhkan Aktualisasi Peran Global Muslimah Aswaja An-Nahdliyah’. (Foto: NOJ/ Diana Putri Maulida)
Webinar Keperempuanan yang bertajuk ‘Meneguhkan Aktualisasi Peran Global Muslimah Aswaja An-Nahdliyah’. (Foto: NOJ/ Diana Putri Maulida)

Pasuruan, NU Online Jatim

Ketua I Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Sri Mulyati mengatakan, lingkungan NU membuka peluang besar bagi perempuan untuk meneguhkan dan mengaktualisasikan peran dalam kehidupan masyarakat global. Salah satunya melalui beberapa badan otonom NU berbasis perempuan, seperti Muslimat NU, Fatayat NU, ataupun Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).

 

Penegasan tersebut ia sampakan saat Webinar Keperempuanan yang bertajuk ‘Meneguhkan Aktualisasi Peran Global Muslimah Aswaja An-Nahdliyah’. Kegiatan silaturahim Muslimat NU dan Fatayat NU sedunia yang disiarkan langsung di kanal youtube Televisi Nahdlatul Ulama, Jumat (05/02/2022).

 

Ia mengatakan, berdasarkan rekap data dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), jumlah populasi kader Muslimat NU sedunia berkisar hampir 32 juta. Keunggulan dari segi kuantitatif tersebut, lanjut Mulyati, hendaknya dibarengi dengan peningkatan kualitas.

 

"Baik itu di bidang pendidikan, keterampilan, juga pengamalan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah di lingkungan masing-masing," tambahnya.

 

Sri Mulyati menceritakan, bahwa di Malang, Jawa Timur telah ada ‘Kampung Aswaja’, masyarakatnya 80-90 persen merupakan Nahdliyin. Penamaan ‘Kampung Aswaja’ ini juga didukung dengan perangkat yang diurus oleh Nahdliyin, seperti mushala dan lain sebagainya.

 

“Memang dimulai dari lingkup terkecil. Namun, apabila setiap cabang telah ada ‘Kampung Aswaja’ atau semacamnya, bukan tidak mungkin nantinya akan berkembang sampai lingkup provinsi bahkan global,” tegasnya.

 

Dirinya berharap, gerakan seperti ‘Kampung Aswaja’ harus dimaksimalkan agar amaliyah-amaliyah NU tidak hilang ditelan zaman. Dalam pelaksanaannya, koordinasi yang baik antar elemen NU tentu sangat perlu dilakukan.

 

“Termasuk di dalamnya peran Muslimat NU, Fatayat NU, bahkan pula IPPNU sebagai organisasi perempuan NU,” imbuh dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta ini.

 

Ia menjelaskan, paham Ahlussunnah wal Jamaah harus terus-menerus dipelajari, diimplementasikan, dan disebarluaskan. Paham Aswaja, kata Mulyani, sering dikonotasikan sebagai ajaran dalam Islam yang berkaitan dengan konsep akidah, syari'ah, dan tasawuf dengan corak moderat.

 

"Salah satu ciri intrinsik paham ini adalah keseimbangan pada dalil naqliyah dan aqliyah. Keseimbangan tersebut memungkinkan adanya sikap akomodatif atas perubahan-perubahan yang berkembang dalam masyarakat sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip," tegas Mulyati.

 

Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa Ahlussunnah wal Jama'ah juga fleksibel dalam konsep ibadah, baik yang sifatnya sosial atau individual. Tidak semua aturan ibadah di dalamnya terkait dengan syari'at dan rukun. Bahkan, lebih banyak yang bersifat bebas tanpa terikat ketentuan-ketentuan.

  

"Sehingga teknis pelaksanaannya dapat berubah sesuai dengan kondisi perkembangan masyarakat yang selalu berubah," pungkasnya.


Tapal Kuda Terbaru