• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Tapal Kuda

Keren, Siswa MA Nuris Jember Bantu Produktifitas Jamur Tiram Lewat 'Sikomis'

Keren, Siswa MA Nuris Jember Bantu Produktifitas Jamur Tiram Lewat 'Sikomis'
Shiva Amalia Pinanti dan Abdi Musyaffa Maulana, siswa MA Nuris Jember. (Foto: NOJ/ Aryudi A Razaq)
Shiva Amalia Pinanti dan Abdi Musyaffa Maulana, siswa MA Nuris Jember. (Foto: NOJ/ Aryudi A Razaq)

Jember, NU Online Jatim
Para petani jamur tiram layak berterima kasih kepada Shiva Amalia Pinanti dan Abdi Musyaffa Maulana. Pasalnya, murid kelas XI IPA dan XI IPA 1 Madrasah Aliyah (MA) Unggulan Nurul Islam Jember ini punya gagasan menarik terkait dengan peningkatan produksi budidaya jamur tiram.


Gagasan tersebut dituangkan dalam sebuah esai berjudul ‘Sikomis (Sistem Kontrol Otomatis) pada Penerapan Budidaya Jamur Tiram Berbasis AI dan IoT guna Meningkatkan Hasil Produktivitas’. Esai tersebut berhasil meraih juaa 3 dalam ajang Olimpiade Esai Ilmiah EPIC-ITERA yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Teknik Fisika, Institut Teknologi Sumatera, akhir Oktober 2022 lalu.


“Untuk membuat esai itu, kami mengunjungi sejumlah petani jamur tiram sebagai bentuk survei lapangan,” kata Shiva saat ditemui NU Online Jatim di Kompleks Pondok Pesantren Nuris Kelurahan Antirogo Kecamatan Sumbersari, Jember, Selasa (22/11/2022).


Dikatakan, bahwa ada temuan menarik saat survei lapangan dilakukan. Ternyata, iklim yang tidak menentu bisa menyebabkan kondisi suhu dan kelembaban dalam kumbung sangat berpengaruh pada pertumbuhan jamur tiram.


Untuk mengatasi hal itu, kata Shiva, para petani jamur membuat lubang ventilasi di bagian atas kumbung. Ventilasi tersebut bisa dibuka dan ditutup untuk menyesuaikan kondisi suhu dan kelembaban agar jamur tumbuh secara optimal.


“Untuk membuka dan menutup ventilasi kumbung tersebut, petani melakukannya secara manual, yaitu dengan memanjat bambu-bambu yang menjadi tiang penyangga kumbung,” terangnya.


Menurut Shiva, pekerjaan tutup-menutup ventilasi itu cukup berisiko. Sebab, tinggi kumbung untuk budidaya jamur tiram berkisar antara 4-5 meter. Kondisi bambu penyangga yang sudah lapuk tak pelak membuat petani harus waspada dan berhati-hati saat menaiki kumbung, bahkan tak jarang petani mengalami kecelakaan.


“Kami kemudian berpikir bagaimana cara menutup ventilasi itu dengan cara tidak manual,” tambahnya.


Shiva dan Abdi akhirnya membuat sistem kontrol otomatis atau Sikomis, melalui pemanfaatan AI (Artificial Intelligence). Otomasi yang ditawarkan yakni mengatur suhu, kelembaban, dan ventilasi yang ada di dalam kumbung supaya sesuai dengan yang dibutuhkan jamur tiram.


“Hasil dari penurunan dan peningkatan suhu maupun kelembaban, akan dikirim ke petani melalui notifikasi smartphone dan dapat diketahui melalui Android, untuk memaksimalkan dari IoT (Internet of Thing),” ungkap Shiva.


Ia menambahkan, dengan Sikomis ventilasi pada kumbung dapat tertutup dan terbuka melalui kontrol smartphone. Ventilasi tidak hanya berfungsi untuk mensirkulasi udara akan tetapi juga berfungsi mempercepat penyesuaian kondisi udara dalam kumbung.


“Dengan demikian petani jamur dapat mengontrol kondisi kumbungnya di mana saja dan kapan saja tanpa perlu pergi ke kumbung,” jelasnya.


Penulis: Aryudi A Razaq


Tapal Kuda Terbaru