Tapal Kuda

Workshop GSM Situbondo-Bondowoso Tekankan Pentingnya Pendidikan bagi Generasi Muda

Jumat, 1 November 2024 | 15:00 WIB

Workshop GSM Situbondo-Bondowoso Tekankan Pentingnya Pendidikan bagi Generasi Muda

Workshop GSM di IAI At-Taqwa Bondowoso. (Foto: NOJ/WIldan Miftahussurur)

Bondowoso, NU Online Jatim

Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, Komunitas Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Situbondo-Bondowoso (Sibon) menyelenggarakan Workshop yang bertempat di Aula Institut Agama Islam (IAI) At-Taqwa pada Selasa-Rabu (29-30/10/2024).


Acara ini menghadirkan Muhammad Nur Rizal, pendiri GSM dan Novi Poespita Candra, co-founder GSM sebagai pembicara utama. Rizal menekankan pentingnya pendidikan yang mampu membekali generasi muda untuk merdeka dari keterjajahan digital.


Menurutnya, perkembangan Artificial Intelligence (AI) di berbagai bidang kini semakin mengancam keberadaan profesi-profesi penting seperti guru, dosen, hingga ilmuwan. Walaupun AI terbukti meningkatkan produktivitas di berbagai sektor, seperti perdagangan, pendidikan, dan kesehatan.


“Kita membutuhkan pendidikan yang tidak hanya fokus pada kecerdasan akademik. Pendidikan harus membangun karakter kritis, kreatif, dan etis, sekaligus memberikan pemahaman mendalam akan budaya dan identitas bangsa kita,” ujarnya, Kamis (31/10/2024).


Ia menyebut, dengan memupuk rasa keindonesiaan, generasi penerus diharapkan tidak hanya mampu beradaptasi, tetapi juga memanfaatkan teknologi dengan bijaksana di tengah derasnya arus perubahan global.


Workshop ini melibatkan lebih dari 750 guru dan orang tua dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga SMA/SMK, serta sekitar 230 mahasiswa dari berbagai kampus di Bondowoso, Situbondo, dan Jember.


Pemimpin Komunitas GSM Sibon sekaligus Kepala SMK Negeri 3 Bondowoso, Anik Sudiartini menyatakan, gerakan GSM telah memberikan dampak nyata bagi dunia pendidikan di wilayah ini. Ia berharap semangat GSM ini dapat tersebar lebih luas sehingga semua pihak dapat berperan dalam gerakan perubahan pendidikan ini.


Di samping itu, peserta workshop juga membahas perbandingan pendidikan Indonesia dengan negara-negara maju seperti China dan Jepang yang mengedepankan pengembangan karakter, kreativitas, dan keterampilan hidup yang terintegrasi dengan seni dan budaya.


Melalui inspirasi ini, GSM mendorong para pendidik di Indonesia untuk melahirkan generasi yang tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga siap menghadapi tantangan dan ketidakpastian di era digital yang terus berkembang.