Blitar, NU Online Jatim
Bertepatan dengan 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Sejarah lahirnya Pancasila tidak terlepas dari peran serta para ulama. Untuk itu, Ketua Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar, Febrianto mengajak untuk terus memperkuat ideologi dalam berbangsa dan bernegara.
Ia mengatakan, bahwa dalam Pancasila sudah tercermin nilai-nilai dalam agama Islam. Di antaranya nilai tauhid, toleransi sesama manusia, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial.
“Maka dari itu, sudah jelas ideologi Pancasila selaras dengan ajaran Islam dan kultur negara Indonesia, tidak perlu diperdebatkan lagi atau malah diubah dengan yang lain,” ujarnya kepada NU Online Jatim, Selasa (31/05/2022).
Menurutnya, sebagai kader IPNU-IPPNU, utamanya yang bergerak di lingkungan kampus hendaknya terus menerapkan prinsip hubbul wathan minal iman. Hal ini merupakam salah satu upaya memperkuat ideologi bangsa dengan mengamalkan nilai-nilai yang dikandungnya.
“Apalagi IPNU-IPPNU merupakan barisan terdepan, utamanya dalam merawat dan menjaga akidah Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah,” katanya.
Dirinya menambahkan, nilai Pancasila dengan ideologi Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah memiliki keselarasan. Maka dari itu, pemahaman tentang Pancasila sebagai ideologi bangsa harus ditekankan untuk menghindari maraknya radikalisme yang menggerogoti lingkup kampus.
“Dan, salah satu upaya yang bisa dilakukan ialah dengan berdakwah melalui konten-konten yang positif,” ungkapnya.
Selain itu, hadirnya PKPT IPNU-IPPNU ialah wadah untuk menjaga tradisi ke-NU-an di lingkugan kampus, serta memiliki tanggung jawab untuk mengawal Tri Dharma Perguruan Tinggi dan pemantapan ideologi.
“Maka dari itu, kader PKPT IPNU-IPPNU UNU Blitar harus menjadi banteng utama dalam menangkal radikalisme, serta menguasai literasi digital untuk menanamkan prinsip hubbul wathan minal iman,” pungkasnya.
Diketahui, bahwa penetapan Pancasila melalui berbagai tirakat dan istikharah yang dilakukan oleh muassis NU Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy'ari. Atas ikhtiar lahir dan batin Mbah Hasyim tersebut, akhirnya rumusan Pancasila bisa diterima oleh semua pihak dan menjadi pemersatu bangsa Indonesia hingga saat ini.
