• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 17 April 2024

Keislaman

Meneladani Akhlak Rasululullah

Meneladani Akhlak Rasululullah
Akhlak menjadi prioritas dalam beragama (Foto:NOJ/horofar)
Akhlak menjadi prioritas dalam beragama (Foto:NOJ/horofar)

Jika melihat individu atau kelompok yang melakukan kebaikan, pasti dikatakan memiliki akhlak yang baik. Berangkat dari fenomena tersebut, tak heran “andhap asor” bagian dari aspek penting dalam sebuah kebudayaan, khususnya bagi kalangan pesantren yang sejatinya ditempa sejak dini agar menghormati antar sesama dan membersihkan hati dari segala kotoran.


Iri, dengki, berburuk sangka, tutur kata yang buruk, dan sejenisnya yang dilakukan oleh seseorang, secara otomatis telah menggambarkan keadaan batinnya yang tidak kuat. 


فَالْخُلُقُ عِبَارَةٌ عَنْ هَيْئَةٍ (فِى) النَّفْسِ رَاسِخَةٍ عَنْهَاتَصْدُرُ الْأَفْعَالُ بِسُهُوْلَةٍ وَيُسْرٍ مِنْ غَيْرِ حَاجَةٍ اِلَى فِكْرٍ وَرَوِيَّةٍ. فَإِنْ كَانَتِ الْهَيْئَةُ بِحَيْثُ تَصْدُرُعَنْهَا الْأَفْعَالُ الْجَمِيْلَةُ (اَلْمَحْمُوْدَةُ) عَقْلاً وَشَرْعًا، سُمِّيَتْ تِلْكَ الْهَيْئَةُ خُلُقًاحَسَنًا، وَإِنْ كَانَ الصَّادِرُ عَنْهَاالْأَفَعَالَ الْقَبِيْحَةَ، سُمِّيَتِ الْهَيْئَةُ الَّتِى هِىَ الْمَصْدَرُ خُلُقًاسَيِّئًا 


Artinya : Akhlak adalah ungkapan yang menggambarkan keadaan batin yang kuat sebagai sumber lahirnya tingkah laku secara mudah dan spontan tanpa memerlukan proses berpikir. Jika yang lahir dari keadaan batin itu tingkah laku yang baik secara akal dan syariat, maka keadaan batin itu lazim disebut akhlak yang baik; sebaliknya, jika yang lahir adalah tingkah laku buruk, maka keadaan batin itu disebut akhlak yang buruk... (Imam Ghazali, Ihya Ulum ad-din, Juz 3, halaman 73)


Akhlak menjadi persoalan penting dalam meneruskan tongkat estafet agama, keluarga, bangsa dan negara. Sebagaimana misi utama Nabi Muhammad SAW turun ke bumi untuk menyempurnakan akhlak manusia.


إِنَّمَابُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ

 

Artinya : Sesungguhnya aku diutus (ke dunia ini) hanya untuk menyempurnakan keluhuran akhlak. (HR. Al-Baihaqi, Juz 10, halaman 323)


Jika dikaji secara historis, dakwah Islam yang dilakukan oleh Nabi di Makkah, terjadi pertentangan dari masyarakat Quraisy. Walaupun mendapat perlawanan, Nabi dengan santun, lemah lembut, rendah diri dalam penyampainya. Hanya kejujuranlah yang menundukkan lawan.


Di antara kisah akhlak mulia yang mashur yaitu tatkala Nabi memasuki kota Tha'if. Sesampainya di sana, beliau mendapat penghinaan, dan caci maki, bahkan dilempari batu hingga berlumuran darah kedua kakinya. Kejadian itu tidak dibalas dengan dendam tetapi mengangkat kedua tangannya, lalu berdoa kepada Allah.


اَللّٰهُمَّ اهْدِ قَوْمِيْ فَإِنَّهُمْ لاَيَعْلَمُوْنَ


Artinya : Wahai Tuhan, berilah hidayah kaumku ini, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.


Demikian akhlak dan kesabaran Nabi yang begitu besar. Dengan budi pekertinya kehidupan umat Islam tenteram dan damai, terikat dalam persatuan dan kesatuan. Mengapa demikian? Karena Nabi dibimbing Allah secara langsung. Diriwayatkan oleh Ibnu Sam'any dalam kitab Adabul Imla dari sahabat Ibnu Mas'ud.


أَدَّبَنِي رَبِّي فَأَحْسَنَ تَأْدِيْبِي. رَوَاهُ ابْنُ السَّمْعَانِي فِى كِتَابِ أَدَبِ الْإِمْلَاءِ عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدِ رَضِيَ اللهُ بِإِسْنَادٍصَحِيْحٍ


Artinya : Sesungguhnya Allah telah membimbing dan mendidikku, hingga sempurnalah pendidikanku.


Dari hadits di atas menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW bersifat ma'shum. Dinyatakan oleh Allah di dalam firman-Nya yang tertera dalam surat Al-Qalam ayat 4.


وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ


Artinya : Dan sesungguhnya engkau (hai Muhammad) adalah di atas keluhuran budi; yakni seorang nabi yang berbudi luhur dan berpekerti tinggi.


Dengan demikian, akhlak merupakan cara yang digunakan Nabi saat berdakwah. Dengan budi pekertinya, saat ini Islam tumbuh besar di berbagai belahan dunia. Sebagaimana diriwayatkan oleh Atthayalisi dan Annasa'i dan Jadham dari sahabat Abi Darda' ra.


إِنَّكُمْ لَنْ تَسَعُوْا النَّاسَ بِأَمْوَالِكُمْ فَسَعُوْهُمْ بِبَسْطِ الْوِجْهِ وَحُسْنِ الْخُلُقِ. رَوَاهُ الطَّيَالِسِيْ وَالنَّسَائِى وَجَهْدَمُ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، بِإِسْنَادٍحَسَنٍ


Artinya : Sesungguhnya kamu tak akan dapat menguasai (mempengaruhi) seseorang dengan harta bendamu. Maka kuasailah mereka dengan muka yang berseri-seri dan dengan akhlak yang baik.

 


Keislaman Terbaru