• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Keislaman

Tertinggal Shalat Tahiyatul Masjid, Berikut Dzikir yang Dibaca

Tertinggal Shalat Tahiyatul Masjid, Berikut Dzikir yang Dibaca
Shalat tahiyatul masjid. (Foto: pabrikjam.com)
Shalat tahiyatul masjid. (Foto: pabrikjam.com)

Ketika sudah masuk di dalam masjid, Islam senantiasa menganjurkan umatnya melaksanakan shalat sunnah. Dianjurkan ketika melaksanakan shalat dalam kondisi memakai pakaian yang bersih dan suci.


Salah satu ibadah yang disunahkan ketika berada di dalam masjid adalah shalat sunah tahiyatul masjid. Shalat tahiyatul masjid merupakan bentuk penghormatan umatnya kepada Dzat yang memiliki masjid, yakni Allah SWT. Kesunahan shalat ini didasarkan pada hadits riwayat Abu Qatadah bahwa Rasulullah SAW berkata:


إذا دخل أحدكم المسجد فليكع ركعتين قبل أن يجلس


Artinya: Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, hendaklah shalat dua rakaat sebelum duduk. (HR Al-Bukhari dan Muslim).


Dalam hadits di atas dijelaskan, Rasulullah menganjurkan umatnya agar shalat dua rakaat ketika masuk masjid dengan syarat belum duduk terlalu lama. Sebab itu, Syekh Zainuddin al-Malibari dalam Fathul Mu’in mengatakan:


ويسن ركعتا تحية لداخل مسجد وإن تكرر دخوله أو لم يرد الجلوس


Artinya: Disunahkan shalat tahiyatul masjid bagi orang yang masuk masjid, meskipun masuknya berulang-ulang selama belum duduk. (Lihat Zainuddin Al-Malibari, Fathul Muin, Jakarta, Darul Kutub Al-Islamiyyah, 2009, halaman 67).


Shalat tahiyatul masjid disunahkan dua rakaat sebelum duduk. Kesunahan shalat sunah tahiyatul masjid menjadi hilang ketika masuk masjid langsung duduk, baik lama ataupun sebentar. Kalau lupa atau tidak tahu dibolehkan langsung berdiri mengerjakan shalat sunah tahiyatul masjid, dengan syarat duduknya tidak terlalu lama.


Syekh Zainuddin Al-Malibari menambahkan:


وتفوت التحية بالجلوس الطويل وكذا القصير إن لم يسه أو يجهل


Artinya: Kesunahan tahiyatul masjid hilang karena duduk lama ataupun sebentar dengan syarat duduknya bukan karena lupa atau tidak tahu. (Lihat Zainuddin al-Malibari, Fathul Muin, Jakarta, Darul Kutub Al-Islamiyyah, 2009, halaman 67).


Shalat tahiyatul masjid makruh ditinggalkan kecuali dalam kondisi terdesak. Misalnya, pada saat masuk masjid muadzin sudah iqamah dan shalat berjamaah sebentar lagi akan dilaksanakan. Dalam kondisi diharuskan untuk langsung shalat berjamaah untuk mendapatkan keutamaan takbiratul ihram bersama imam.


Bagi orang yang tidak bisa mengerjakan shalat tahiyatul masjid dianjurkan berdzikir sebanyak empat kali. Lafal dzikir yang dianjurkan, sebagaimana disebutkan Syekh Zainuddin al-Malibari ialah:


سبحان الله والحمد لله ولا اله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم 


Subhanallah, walhamdulillah, wa la ilaha illallah wallahu akbar, wa la haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil adzim. Lafal ini dibaca empat kali. (Lihat Zainuddin Al-Malibari, Fathul Muin, Jakarta, Darul Kutub Al-Islamiyyah, 2009, halaman 67).


Artinya: Maha Suci Allah, segala bagi Allah, tidak ada tuhan selain Allah, tidak ada daya dan upaya melainkan karena Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.

 


Terkhusus bagi orang yang bisa mengerjakan shalat sunah tahiyatul masjid, jangan lupa berniat sebelum shalat. Niatnya adalah sebagai berikut:


أصَلِّي تَحِيَّةَ الْمَسْجِدِ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةَ لِلّهَ تَعَاَلَى


Ushalli tahiyyatal masjid rak’ataini sunnatan lillâhi ta’ala.


Artinya: Saya shalat tahiyatul masjid dua rakaat karena Allah Taala.

 

Demikian penjelasan terkait masalah ini, semoga dapat menambah pengetahuan bagi umat Islam, khususnya warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin. Wallahu a’lam.


Keislaman Terbaru