Malang, NU Online Jatim
Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Jawa Timur berkomitmen akan terus menguatkan minat dan keahlian dalam bidang Ilmu Falak di Kalangan Pesantren. Hal ini mengingat bahwa ilmu falak merupakan salah satu ilmu yang paling mencerminkan integrasi agama dan sains.
Di sisi lain, peran para santri dan pesantren dinilainya tidak kalah dengan para akademisi dalam bidang keilmuan astronomi ini. Demikian sebagaimana dijelaskan Ustadz Khoirul Anwar salah satu pengurus Lembaga Falakiyah PWNU Jawa Timur kepada NU Online Jatim.
Ustadz yang juga dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Malang ini juga mengungkapkan kiat-kiat untuk menguatkan dan terus mensosialisasikan ilmu falak di berbagai pesantren dan Nahdliyin.
Ia mengungkapkan bahwa setidaknya ada dua langkah yang dapat dilakukan di dalam rangka meningkatkan minat para santri dan masyarakat kepada Ilmu Falak.
Pertama: adalah sosialisasi, hal ini dilakukan untuk mengenalkan ilmu falak kepada masyarakat. Kedua: adalah praktik, hal ini menurutnya, merupakan cara memberitahu masyarakat bahwa praktik ilmu falak seperti pemantauan hilal adalah tidak sulit adanya dengan adanya dukungan teknologi digital sekarang.
“Pertama mereka (masyarakat) harus tahu dulu ilmu falak itu bagaimana. Kedua: harus praktik, untuk mengenalkan kepada mereka bahwa praktik-praktik ilmu falak itu sederhana,” katanya.
Ustadz yang juga alumni Pondok Pesantren PPAI Ketapang ini juga menjelaskan bahwa pada masa sekarang, praktik dan alat ilmu falak seperti pemantauan hilal menjadi semakin mudah dilakukan seiring dengan perkembangan teknologi digital saat ini.
Bahkan ia juga menunjukkan bahwa alat teropong yang bisa digunakan untuk memantau hilal dapat menggunakan aplikasi via android. Kemudian pria yang akrab dipanggil Ustadz Anwar ini menunjukkan bagaimana penggunaan aplikasi teropong lewat Handphone. “Begini caranya, dan kita hanya perlu mengerti cara menghitungnya,” ujarnya.
Berkaitan dengan hal ini semua, maka dalam waktu dekat ini setidaknya ia akan melaksanakan kegiatan Madrasah Falakiyah Gelombang Pertama di Kabupaten Malang. Hal ini ia jelaskan sebagai wujud melestarikan dan menghidupkan keilmuan pesantren dalam rangka integrasi sains dan agama.
Rencananya, madrasah falakiyah ini tidak hanya belajar teori di kelas saja, melainkan juga praktik pemantauan hilal secara langsung.
“Jika dilaksanakan menjelang Ramadhan, bisa kita langsung praktik pemantauan hilal. Tidak usah jauh-jauh ke Tanjung Kodok Lamongan, tapi bisa dilaksanakan di Gempol Pasuruan atau di Kota Batu,” pungkasnya.
Penulis: R. Ahmad Nur Kholis