• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 1 Mei 2024

Matraman

HAJI

Kerja Keras Marbut Masjid di Jombang Wujudkan Mimpi Berangkat Haji

Kerja Keras Marbut Masjid di Jombang Wujudkan Mimpi Berangkat Haji
Muhammad Minhajul Khoirot atau Cak Pir yang sehari-hari sebagai marbut masjid siap berangkat haji. (Foto: NOJ/wartafavorit.com)
Muhammad Minhajul Khoirot atau Cak Pir yang sehari-hari sebagai marbut masjid siap berangkat haji. (Foto: NOJ/wartafavorit.com)

Jombang, NU Online Jatim

Sejumlah calon jamaah haji harus melewati perjuangan demikian berat untuk akhirnya bisa menunaikan rukun Islam kelima menuju baitullah. Bahkan kalangan yang sepertinya tidak mungkin berhaji, toh dengan upaya sungguh-sungguh akhirnya bisa mewujudkan mimpi.

 

Hal tersebut seperti yang dialami Muhammad Minhajul Khoirot (57) atau Cak Pir. Meski hanya sebagai marbut atau petugas kebersihan masjid, akhirnya juga mendapatkan panggilan menuju Tanah Haram.

 

Sebagaimana dilansir Kompas, Cak Pir harus melakoni sejumlah pekerjaan dan menabung bertahun-tahun demi bisa berhaji. Pekerjaan utamanya adalah mengayuh becak dan berjualan kopi. Dan di saat tidak memiliki kesibukan, harinya diisi dengan menjadi marbut Masjid At-Taqwa di Desa Ngoro, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang.

 

Cak Pir menuturkan, dirinya mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah pada 2011. Saat itu hanya memiliki uang Rp7 juta dan mendaftar melalui salah satu Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di Jombang. Karena hanya memiliki uang Rp 7 juta, dia memanfaatkan fasilitasi dana talangan yang disediakan oleh KBIH tempatnya mendaftar. Dengan fasilitasi tersebut, dia akhirnya terdaftar sebagai calon jamaah haji dengan masa tunggu keberangkatan selama 10 tahun.

 

“Waktu daftar punya uang Rp7 juta, terus ada dana talangan sehingga saya akhirnya bisa daftar haji,” kata pria kelahiran 1968 tersebut.


Cak Pir mengungkapkan, uang yang digunakan untuk mendaftarkan diri sebagai calon jamaah haji diperoleh dari keajegannya menabung. Tabungannya terkumpul dari ongkos mengayuh becak, honor sebagai marbut, serta hasil dari berjualan kopi setiap malam.

 

Tukang becak yang biasa mangkal di kawasan Pasar Ngoro, Jombang ini menjelaskan bahwa sekitar tahun 2007 terbesit untuk pergi haji. Dengan dorongan orang sekitarnya, terutama orang-orang yang biasa berinteraksi di masjid, Cak Pir menguatkan tekad tersebut.


Sejak saat itu, dia mulai merambah usaha jualan kopi di salah satu persimpangan, tak jauh dari masjid tempatnya mengabdikan diri. Dari hasil usahanya berjualan kopi, menarik becak, serta mengumpulkan honor sebagai marbut masjid, pria tersebut berhasil mendaftarkan dirinya untuk menunaikan ibadah haji.


“Daftar haji tahun 2011. Itu (uang Rp7 juta) hasil menabung, sekitar 3 atau 4 tahun. Saya kumpulkan dari hasil (menarik) becak, bisyarah (honor) dari masjid, sama hasil jual kopi,” ujarnya.


Setelah mendaftar, dia kemudian melanjutkan perjuangannya mengumpulkan uang untuk melunasi dana talangan biaya haji kepada KBIH tempatnya mendaftar haji. Meski sempat terlambat beberapa bulan dari masa jatuh tempo pelunasan dana talangan, Cak Pir pada akhirnya bisa melunasi seluruh tanggungannya yang ada.


“Alhamdulillah, bisa lunas. Sempat telat beberapa bulan, tetapi akhirnya (dana talangan) bisa lunas,” ujar dia.


Cak Pir itu dijadwalkan berangkat ke tanah suci pada 20 Juni 2023. Dia tergabung dalam kloter 79 dan berangkat melalui embarkasi haji Sukolilo Surabaya.


Matraman Terbaru