• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Matraman

LFNU Trenggalek Minta Setiap MWCNU Susun Jadwal Shalat Masing-masing

LFNU Trenggalek Minta Setiap MWCNU Susun Jadwal Shalat Masing-masing
Shalat. (Foto: NOJ/NU Online)
Shalat. (Foto: NOJ/NU Online)

Trenggalek, NU Online Jatim  

Beberapa daerah di Trenggalek memiliki kontur tanah dataran tinggi yang membuat perbedaan tenggat waktu shalat beberapa detik dari wilayah lainnya. Hal itu membuat Pengurus Cabang (PC) Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Trenggalek mendorong setiap Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) membuat jadwal waktu shalat sendiri-sendiri.

 

Ketua LFNU Kabupaten Trenggalek, Ahmad Mustofa Musyafa' menjelaskan Trenggalek memiliki medan yang tidak sama dengan daerah-daerah lain. Ada daerah yang ketinggiannya sampai 800 meter dari permukaan laut, sehingga waktu perhitungan ihtiyat 2 menit antara dataran tinggi dengan dataran bidang berbeda, khususnya Maghrib.

 

"Sehingga kita tidak bisa membuat jadwal shalat Trenggalek dan sekitarnya. Maka kita dorong membuat jadwal per-MWCNU," beber Ahmad Ali Musyafa', Senin (30/10/2023). 

 

Mengutip Badan Pusat Statistik Trenggalek dan laman resmi Pemkab Trenggalek, Bhumi Menak Sopal ini menempati wilayah seluas 1.261,40 km² dengan komposisi dua pertiga merupakan pegunungan yang tersebar di 14 kecamatan.  

 

Ia berharap masing-masing MWCNU ada kader yang bisa menyusun jadwal shalat maupun jadwal imsakiyah. Alhasil, tidak harus mengantri, serta dari PCNU tinggal mempublikasi dan meneliti data awal sampai akhir. Ketika sudah betul berarti bisa dipakai untuk umum.

 

"Waktu ihtiyat untuk wilayah Trenggalek 2 menit itu tidak bisa untuk waktu Maghrib, kalau selain Maghrib sudah mencukupi. Ya itu tadi 800 meter tidak bisa disamakan dengan daerah dengan lainnya," ujarnya.

 

Musyafa' menambahkan, selain ketinggian ada pengaruh perbedaan waktu shalat namun tak signifikan, yaitu suhu, ketebalan atau kepadatan tekanan.

 

"Kalau tekanan dan suhu dibuat rata-rata 10/1.000 karena tidak banyak berubah. Sedangkan yang paling berpengaruh masih di ketinggian," paparnya. 

 

Pria yang pernah mondok di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri mengatakan sejauh ini yang sudah memiliki kader falakiyah sekaligus telah membuat jadwal sendiri adalah MWCNU Pogalan dan Durenan. 


Matraman Terbaru