• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Nusiana

Humor Gus Dur tentang Polisi Jujur di Indonesia

Humor Gus Dur tentang Polisi Jujur di Indonesia
Menurut Gus Dur, di Indonesia hanya ada tiga polisi yang jujur. (Foto: NOJ/TRd)
Menurut Gus Dur, di Indonesia hanya ada tiga polisi yang jujur. (Foto: NOJ/TRd)

Sekadar diketahui bahwa allahumma yarham KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur merupakan Presiden RI pertama yang menjadikan institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sebagai lembaga independen yang diletakkan di bawah presiden langsung.   


Muhammad AS Hikam dalam buku berjudul Gus Durku, Gus Dur Anda, Gus Dur (2013) menyebutkan bahwa telah terjadi perbincangan pada 2008 silam. Kala itu ada almarhum Rozi Munir dan AS Hikam sendiri. Pertemuan berlangsung di kediaman Gus Dur di kawasan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan      


Obrolan diawali kegelisahan terkait fenomena maraknya praktik korupsi di lintas institusi negara, perbankan, termasuk Polri. Padahal, institusi-institusi negara bertugas tidak lain melayani seluruh elemen warga negara. Praktik korupsi ini tentu tidak hanya merugikan negara, tetapi juga menyengsarakan warga negara.   


AS Hikam memberikan gambaran bahwa mega-korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dan Bank Century yang melibatkan pihak-pihak tertentu merupakan kasus yang penangannya tidak jelas. Padahal uang rakyat telah raib ratusan triliun (Rp600 triliun untuk kasus BLBI dan RP6,7 triliun untuk kasus Bank Century).   


Di hadapan Gus Dur, AS Hikam berucap: “Kasus yang melibatkan Polri ini apakah saking sudah kacaunya lembaga itu atau gimana ya Gus. Kan dulu panjenengan yang mula-mula menjadikan Polri independen dan diletakkan langsung di bawah Presiden?”   


“Gini loh, Kang,” Gus Dur mengawali perkataannya.   


Polri sebelumnya di bawah TNI dan itu tidak benar. Bagaimana mungkin aparat keamanan dalam negeri dan sipil diatur oleh dan dengan cara tentara. Tapi itu memang begitu maunya Pak Harto dan TNI supaya bisa menggunakan Polri untuk mengawasi rakyat. 

 


Setelah reformasi harus diubah, maka Polri dibuat independen dan untuk sementara supaya proses pemberdayaan terjadi dengan cepat di bawah presiden langsung. Nantinya di bawah salah satu kementerian, apakah kehakiman seperti di AS atau kementerian dalam negeri seperti di Rusia, dan lain-lain. 


“Nah, Polri memang sudah lama menjadi praktik kurang bener itu, sampai guyonannya kan hanya ada tiga polisi yang jujur: Pak Hoegeng (Kapolri 1968-1971), patung polisi, dan polisi tidur... he he he...,” urai Gus Dur panjang lebar. 


Tentu saja Rozi Munir dan AS Hikam tertawa ngakak. 


Editor:

Nusiana Terbaru