• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Opini

Mengarungi Kisah Inspiratif Hj Khofifah Indar Parawansa

Mengarungi Kisah Inspiratif Hj Khofifah Indar Parawansa
Khofifah memancarkan sinar kepemimpinan yang unik dan inspiratif, (Foto: NOJ/.jpnn.com)
Khofifah memancarkan sinar kepemimpinan yang unik dan inspiratif, (Foto: NOJ/.jpnn.com)

Kepemimpinan adalah seni, dan dalam konteks Indonesia, sosok seperti Hj. Khofifah Indar Parawansa, atau Bunda Khofifah, menonjol sebagai maestro dalam kancah ini. Melalui perjalanan karier dan kehidupannya, Bunda Khofifah tidak hanya membangun prestasi, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi banyak orang.


Refleksi tentang interaksi dan pengamatan saya terhadap Bunda Khofifah membuka wawasan tentang bagaimana kepemimpinan yang efektif dapat mencakup lebih dari sekadar pengambilan keputusan strategis; ia juga tentang membangun hubungan, menginspirasi perubahan, dan menciptakan dampak positif yang berkelanjutan. Sahabati Khofifah (begitu julukan para sahabat-sahabi memanggilnya, baik junior ataupun senior) telah membentuk pandangan dan pengalaman saya, serta memberikan wawasan tentang bagaimana nilai-nilai ini relevan dalam konteks kepemimpinan kontemporer.


Saya berkesempatan untuk merasakan dampak langsung dari kepemimpinan Bunda Khofifah Indar Parawansa ketika saya menulis sebuah karya magnum opus berjudul "Mbah Kiai Syafa'at, Bapak Patriot dan Imam Al-Ghazalinya Tanah Jawa." Pengalaman ini, yang dimulai dengan usaha mendapatkan testimoni dari Bunda Khofifah, mengungkapkan lebih dari sekadar keterlibatan seorang menteri dalam proyek literatur. Dengan rekomendasi dari Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) almarhum KH Hasyim Muzadi, saya diberi kesempatan langka untuk berinteraksi langsung dengan Bunda Khofifah, yang saat itu adalah Menteri Sosial RI. Kontribusinya pada buku tersebut memberikan wawasan yang lebih luas tentang bagaimana beliau memandang dan mendukung pengembangan intelektual dan sosial.


Interaksi ini menandai pengalaman yang tak terlupakan dalam perjalanan karier saya. Bunda Khofifah tidak hanya memberikan komentar dan kata pengantar untuk buku itu; tindakannya tersebut menunjukkan bahwa beliau adalah pemimpin yang mampu menjembatani berbagai aspek kehidupan sosial. Bagi Bunda Khofifah, literatur dan pendidikan bukan sekadar alat untuk menyampaikan informasi, tetapi juga sebagai medium untuk menginspirasi dan memperkuat nilai-nilai sosial serta budaya. Keterlibatannya tidak hanya sebagai figur politik, tetapi sebagai pelaku aktif dalam kebudayaan dan pendidikan, menegaskan bagaimana seorang pemimpin dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat.


 

Dari Kampus hingga Kepedulian Lintas Generas

Hj Khofifah Indar Parawansa, dikenal sebagai Bunda Khofifah, memancarkan sinar kepemimpinan yang unik dan inspiratif, sebuah fenomena langka dalam dunia politik dan sosial Indonesia. Kenangan pertama saya tentang Bunda Khofifah berawal dari masa kuliah di IAIN (kini UIN) Sunan Ampel Surabaya, dimana beliau, seorang alumni Unair Surabaya, telah membuktikan bahwa kepedulian dan pengaruh seorang pemimpin tidak terbatas pada institusi formal. Ketika berpartisipasi dalam organisasi seperti IPNU-IPPNU dan PMII Rayon Syariah, saya menyaksikan bagaimana Bunda Khofifah menggabungkan kharisma dan kebijaksanaan untuk memengaruhi generasi muda.


Keterlibatannya di kampus kami menunjukkan bagaimana seorang pemimpin dapat membentuk masa depan bukan hanya melalui kebijakan dan program, tetapi juga melalui interaksi langsung dan pribadi. Dengan memberikan wawasan, nasihat, dan terkadang kritik yang membangun, Bunda Khofifah mengajarkan kami, para mahasiswa, tentang pentingnya keterlibatan aktif dalam masyarakat. Sikapnya yang terbuka dan pendekatannya yang inklusif menjadikan beliau lebih dari sekadar figur otoritatif; beliau menjadi mentor, inspirator, dan bahkan teman bagi banyak dari kami.


Ekspansi pengaruh Bunda Khofifah melampaui batas kampus, menggambarkan gambaran yang lebih besar dari peranannya dalam masyarakat. Sebagai seorang pemimpin yang telah berkecimpung di berbagai aspek kehidupan publik, beliau memberikan contoh yang sangat dibutuhkan tentang bagaimana kepemimpinan yang efektif dapat dijalankan dengan kepedulian, empati, dan kebijaksanaan. Pemahaman mendalam Bunda Khofifah tentang dinamika sosial dan kebutuhan generasi muda menjadi katalis bagi perubahan positif, menginspirasi banyak orang untuk mengikuti jejaknya.


Pengalaman ini menekankan pentingnya mentorship dalam pembangunan karakter dan kapasitas kepemimpinan. Melalui interaksi dengan Bunda Khofifah, saya dan rekan-rekan saya memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana pemimpin seharusnya bertindak, tidak hanya di arena politik tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Kami belajar bahwa untuk menjadi pemimpin yang efektif, seseorang harus terlebih dahulu menjadi pendengar yang baik, pemikir kritis, dan pembelajar yang rajin. Kesediaan Bunda Khofifah untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan tidak hanya menunjukkan kebesarannya sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai pendidik dan pengarah yang memahami pentingnya mempersiapkan generasi penerus.

 

Murah Senyum dan Memadamkan Konflik

Salah satu aspek paling menonjol dari kepribadian Bunda Khofifah adalah sikapnya yang murah senyum. Dalam konteks politik yang sering kali tegang dan konfrontatif, senyuman Bunda Khofifah memiliki kekuatan yang signifikan. Ini bukan sekadar gestur simpel, tetapi simbol dari pendekatan yang lebih hangat dan manusiawi dalam politik. Dalam banyak kesempatan, senyumnya yang tulus berhasil meredakan ketegangan dan membangun jembatan di antara lawan politik.


Keteladanan ini lebih dari sekadar etiket; ini adalah strategi politik yang cerdas dan efektif. Dalam dunia yang terpolarisasi, Bunda Khofifah menunjukkan bahwa keramahan dan empati bisa menjadi alat yang kuat untuk mempromosikan dialog dan pemahaman. Pendekatannya ini, yang menggabungkan kelembutan dengan kekuatan, menginspirasi banyak orang untuk melihat di luar retorika politik yang kasar dan menemukan cara-cara baru untuk berkomunikasi dan berkolaborasi.


Senyum Bunda Khofifah, terpahat dalam benak banyak orang, sering kali menjadi cahaya penuntun melalui labirin politik yang kerap kelam. Ini bukan hanya refleksi dari sikap personal yang menyenangkan, melainkan juga ekspresi dari filosofi kepemimpinannya yang mendalam – sebuah filosofi yang mengedepankan kemanusiaan di atas segala perbedaan. Dalam setiap pertemuan dan perundingan, kecenderungan beliau untuk menyambut setiap tantangan dengan senyum tidak hanya memperlihatkan kepercayaan diri yang tinggi, tetapi juga mengirimkan pesan kuat tentang pentingnya menjaga martabat dan kehormatan dalam segala situasi.


Lebih jauh, senyum tersebut menjadi simbol dari kesediaan Bunda Khofifah untuk terbuka dan berempati dengan semua pihak, menunjukkan bahwa ia adalah seorang pemimpin yang mendengar dan memahami. Dalam praktik politiknya, beliau menunjukkan bahwa kekuatan sejati sering kali terletak pada kemampuan untuk tetap tenang dan mengontrol emosi dalam situasi yang paling menantang sekalipun. Ini adalah bentuk ketenangan yang hanya bisa berasal dari kepercayaan yang mendalam pada nilai-nilai yang beliau perjuangkan, serta kebijaksanaan yang diperoleh dari pengalaman panjang dalam melayani masyarakat.


Dalam perjalanan mengenal lebih dekat sosok Hj Khofifah Indar Parawansa, saya menemukan bahwa beliau adalah amalgamasi dari berbagai aspek kepemimpinan yang jarang ditemukan pada satu individu. Kehadirannya dalam dunia politik dan sosial Indonesia bukan hanya sebagai sekadar tokoh publik, tetapi sebagai inovator, pendidik, dan pelopor perubahan.


Sebagai kader PMII yang tangguh, Bunda Khofifah memulai langkah kepemimpinannya dengan menjadi Ketua Pengurus Cabang PMII Surabaya pada tahun 1986. Tidak lama setelah itu, beliau menapaki tangga lebih tinggi sebagai ketua Korp PMII Putri (Kopri) di tingkat pusat. Perjalanan ini menandai awal dari sebuah era kepemimpinan yang kharismatik, di mana Bunda Khofifah tidak hanya berperan sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai inovator dan penggerak dalam dunia organisasi dan aktivisme. Dedikasi dan ketekunannya dalam menggeluti berbagai aspek organisasi menunjukkan bahwa sukses dalam kepemimpinan tidak hanya diperoleh melalui talenta alamiah, tetapi juga melalui kerja keras dan komitmen yang tak kenal lelah.


Selanjutnya, dalam kapasitasnya sebagai pemimpin yang berfokus pada kesejahteraan rakyat, Bunda Khofifah memperkenalkan program Nawa Bhakti Satya, sebuah visi kerakyatan yang komprehensif, menjangkau dari sektor ekonomi hingga pendidikan. Ini bukan hanya menunjukkan kepemimpinan legal-rasional, tetapi juga komitmen mendalam untuk mendorong kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur. Melalui program ini, beliau menggarisbawahi pentingnya pendekatan holistik dalam pembangunan masyarakat, di mana setiap aspek kehidupan masyarakat diperhatikan dan dikembangkan.


Karakter multidimensi Bunda Khofifah semakin terlihat jelas ketika menelaah latar belakang dan kontribusinya sebagai ulama. Lahir di Surabaya pada 19 Mei 1965, beliau mengembangkan keahlian yang tidak hanya terbatas pada ilmu agama, tetapi juga meliputi berbagai disiplin ilmu lainnya. Kepemimpinan beliau dalam menghadapi berbagai masalah, mulai dari ekonomi hingga sosial budaya, baik di tingkat regional maupun nasional, menunjukkan bahwa seorang pemimpin perlu memiliki pemahaman yang luas dan beragam untuk melayani umat dengan efektif.


Menggali lebih dalam tentang kepemimpinan Bunda Khofifah, saya menemukan bahwa kekuatan sejati beliau terletak pada kemampuan untuk menginspirasi dan mempengaruhi. Baik di lingkungan kampus maupun di panggung nasional, Bunda Khofifah bukan hanya tentang memegang posisi; lebih dari itu, beliau tentang menciptakan pengaruh, memberikan inspirasi, dan berperan aktif dalam membangun masyarakat. Kepemimpinan beliau mengajarkan kita tentang pentingnya keramahan, dedikasi, dan memiliki visi yang luas untuk menciptakan kesejahteraan bersama. Kisah Bunda Khofifah bukan hanya sebuah narasi tentang perjalanan seorang pemimpin, tetapi juga tentang bagaimana kepemimpinan yang baik dapat membentuk dan menginspirasi generasi saat ini dan yang akan datang.


Sebagai lembaran terakhir dalam mozaik pengalaman dan interaksi saya dengan Bunda Khofifah, saya berharap dan berdoa bahwa karier beliau akan terus melesat tinggi, menorehkan jejak-jejak yang tidak hanya berarti bagi zaman ini tapi juga bagi generasi yang akan datang. Saya yakin, beberapa puluh tahun mendatang, kisah dan keteladanan Bunda Khofifah akan menjadi kerinduan, sebagaimana aroma kopi yang telah lama habis tetapi masih terasa baunya. Terinspirasi dari kata-kata para cerdik pandai, saya percaya bahwa Bunda Khofifah adalah contoh nyata dari bagaimana satu orang, dengan dedikasi dan manfaat yang dihadirkannya, dapat menyamai seribu orang dalam pengaruh dan inspirasinya. Dan sebaliknya, seribu orang tanpa semangat untuk menginspirasi dan bermanfaat, tidak akan mampu menyamai kekuatan satu sosok seperti Bunda Khofifah. Semoga karir dan hidup beliau terus diberkahi, dan semoga kita semua dapat mengambil inspirasi dari teladannya untuk menciptakan nilai dan manfaat yang serupa dalam kehidupan kita sendiri.


Muhammad Fauzinuddin Faiz, dosen di UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember serta Yayayasan Pendidikan dan Pondok Pesantren Islam Bintang Sembilan (YASPPIBIS) Wuluhan Jember.


Editor:

Opini Terbaru