• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Pendidikan

Mengenal Lebih Dalam Penyakit Lupus menurut RSI Unisma

Mengenal Lebih Dalam Penyakit Lupus menurut RSI Unisma
Penyakit lupus. (Foto: NOJ/NU Online)
Penyakit lupus. (Foto: NOJ/NU Online)

Malang, NU Online Jatim

Lupus atau lupus eritematosus adalah penyakit autoimun kronis yang dapat menyebabkan peradangan di berbagai bagian tubuh, termasuk kulit, persendian, ginjal, dan otak. Siapapun bisa mengalami lupus, tapi lebih sering terjadi pada wanita.


Dalam keadaan normal, sistem kekebalan melindungi tubuh terhadap infeksi atau cedera. Namun, pada orang dengan penyakit autoimun seperti lupus, sistem kekebalan tubuh akan menyerang sel, jaringan, dan organ yang sehat.


Pada umumnya lupus adalah kelainan pada sistem imun yang menyerang jaringan atau sel di dalam tubuh. Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut Rumah Sakit Islam Universitas Islam Malang (RSI Unisma), di antaranya:


Pertama, lingkungan. Hal yang dapat meningkatkan risiko lupus yaitu dari faktor lingkungan seperti merkuri, asap rokok, dan gel natrium silika. Beberapa zat tersebut dapat memicu peradangan dan mendorong terbentuknya autoantibodi yang menyerang sel tubuh.


Kedua, hormone. Menurut penelitian, wanita lebih rentan mengalami lupus dibandingkan pria karena lebih banyak menghasilkan hormon estrogen. Hormon pada wanita lebih kuat dibanding pria, namun hal ini justru menjadi bumerang ketika antibodi berubah menjadi autoantibodi dan menyerang sel tubuh.


Ketiga, genetik. Lupus juga terjadi karena faktor genetik atau keturunan. Ada beberapa orang yang memiliki riwayat keluarga terkena lupus mendapatkan hasil positif saat tes DNA autoimun.


Ada tiga gejala secara umum yang dialami oleh penderita lupus, antara lain nyeri pada persendian. Gejala yang pertama terjadi pada saat seseorang mengalami lupus ialah rasa nyeri di persendian dan berpindah-pindah dari satu ke sendi lainnya. Nyeri pada persendian ini bersifat sementara. Dengan kata lain, kondisi ini tidak akan menyebabkan kerusakan atau cacat permanen pada persendian.


Selanjutnya, muncul ruam pada kulit. Pada umumnya ruam timbul menyebab di pipi dan batang hidung. Penyebaran ruam tersebut berbentuk seperti kupu-kupu. Selain di pipi dan batang hidung, ruam pada penderita juga sering terjadi di tangan dan pergelangan tangan. Ruam yang tejadi bersifat permanen atau berbekas dan akan bertambah parah jika terpapar sinar matahari.


Kemudian, mudah merasa Lelah. Penderita lupus akan mengalami rasa lelah setiap harinya walupun ia melakukan aktivitas sederhana, seperti mengurus rumah tangga. Rasa lelah yang dirasakan tidak kunjung pulih sekalipun telah beristirahat dengan cukup.


Terdapat beberapa komplikasi yang disebabkan oleh penyakit lupus. Hal ini dikarenakan peradangan yang disebabkan oleh penyakit lupus itu sendiri. Beberapa kemungkinan komplikasi lupus, meliputi:


Pertama, penyakit ginjal. Peradangan penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal bahkan gagal ginjal. Kedua, pembuluh darah atau darah. Lupus dapat disebabkan oleh peradangan pada pembuluh darah, disebut juga vaskulitis. Selain itu, lupus juga dapat menyebabkan perdarahan atau penggumpalan darah.


Ketiga, penyakit jantung. Ketika peradangan lupus terjadi di jantung dan jaringan sekitarnya, seseorang berisiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke. Keempat, paru-paru. Radang paru-paru yang disebabkan oleh lupus dapat mengakibatkan rasa sakit atau nyeri saat bernafas. Keenam, sistem saraf. Ketika lupus sudah sampai menyerang bagian otak, maka penderitanya bisa mengalami gejala mulai dari sakit kepala, pusing, bahkan kejang. 


Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah diri terkena lupus dengan menghindari faktor risiko yang dapat meningkatkan gejalanya. Beberapa cara untuk mencegahnya, yaitu kurangi paparan sinar matahari, utamanya saat siang hari, lakukan diet nutrisi, hindari stress dan kembangkan teknik mengelola stress, seperti yoga dan meditasi, berhenti merokok, olahraga secara teratur, dan tidur yang cukup kurang lebih 7-9 jam setiap malam.


Apabila anda mengalami gejala-gejala tersebut, maka segera hubungi dokter agar mendapatkan perawatan dan saran medis yang tepat. Dengan perawatan yang tepat, dapat meminimalisir akibat atau risiko lainnya yang bisa terjadi dan pengobatanpun dapat diberikan secara cepat.


Pendidikan Terbaru