• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Pustaka

Jauharah at-Tauhid, Kitab Rujukan Penting Akidah Aswaja

Jauharah at-Tauhid, Kitab Rujukan Penting Akidah Aswaja
Kitab Jauharah at-Tauhid karya Syeikh Ibrahim al-Laqqani. (Foto: NOJ/ Alfan Jamil)
Kitab Jauharah at-Tauhid karya Syeikh Ibrahim al-Laqqani. (Foto: NOJ/ Alfan Jamil)

Kitab Jauharah at-Tauhid merupakan karya seorang ulama bernama Ibrahim bin Ibrahim bin Hasan bin Ali al-Laqqani al-Maliki al-Misri. Ia punya gelar Burhanuddin, sedangkan kunyahnya adalah Abu al-Amdad dan Abu Ishaq, seorang keturunan dari kabilah al-Munhadir dari jalur nasab ayahnya. Sedangkan al-Laqqani dinisbatkan kepada sebuah daerah bernama Laqanah di Buhaira —salah satu provinsi di Mesir sebagaimana dituturkan oleh Syeikh az-Zabidi dalam kitab Taj al-‘Arus juz 36 halaman 124.

 

Syeikh Ibrahim al-Laqqani wafat pada tahun 1041 H/1632 M. Sementara tahun kelahirannya belum ada catatan valid, sehingga sampai saat ini identitas kelahirannya belum diketahui secara pasti. ia adalah salah seorang ulama yang bermadzhab maliki dalam fikih, juga termasuk seorang sufi dan mutakallim (ahli kalam). Maka tak heran jika dalam kitabnya ditemukan pembahasan seputar tasawuf dan akhlak. Sedangkan dalam bidang akidah beraliran Asy’ariyah.

 

Ketokohan  dan kealiman Syeikh Ibrahim al-Laqqani  tidak sembarangan, sebagaimana disinggung dalam biografi singkat beliau dalam kitab Bughyah al-Murid li Jauharah at-Tauhid karya Syeikh Ibrahim al-Marghani berikut:

 

كان رضي الله عنه أحد الأعلام المالكية المشار إليهم بسعة الاطلاع في علم الحديث, والدراية والتبحر في علم الكلام وعلوم شتى, وإليه المرجع في المشكلات والفتاوي في وقته بالقاهرة, وكان قوي النفس عظيم الهيبة, يخضع له العظماء والملوك ويقبلون شفاعته, جامعا بين الشريعة والحقيقة, له كرامات خارقة ومزايا باهرة, ينسب للشرف النبوي ويكتمه تواضعا منه, ولا ينكر ذنبا أو عيبا نسب إليه قهرا لنفسه الزكية.

 

Artinya: Syeikh Ibrahim al-Laqqani merupakan salah satu pembesar ulama Malikiyyah yang memiliki pengetahuan luas dalam ilmu hadits dan dirayah, penguasaan dalam ilmu kalam dan ilmu-ilmu lainnya. Beliau juga menjadi rujukan berbagai musykilat dan fatwa di Cairo pada zamannya. Beliau adalah orang yang kuat jiwanya, agung wibawanya, disegani para bangsawan, para penguasa, dan mereka menerima pertolongannya. Beliau juga seorang yang menghimpun antara syari’at dan hakikat, beliau memiliki karomah dan keistimewaan yang luar biasa, beliau juga dinisbahkan kepada kemulian yang bersifat kenabian tapi beliau menyembunyikannya karena ketawadlu’annya, beliau tidak memungkiri dosa dan ‘aib yang dinisbahkan kepada dirinya, semata-mata untuk menaklukkan nafsunya.

 

Peran ulama yang bergerak di bidang tauhid seperti Syeikh Ibrahim al-Laqqani sangat jelas dan sangat konsisten dalam menyebarkan paham Ahlussunnah wal Jamaah atau Aswaja, paham yang mendapat sambutan hangat dari mayoritas muslim di seluruh penjuru.

 

Rihlah Ilmiah, Guru, hingga Murid

Syeikh Ibrahim al-Laqqani muda adalah orang yang sangat haus akan ilmu pengetahuan. Setelah baligh, ia menuntut ilmu kepada beberapa ulama yang masyhur saat itu. Di antaranya adalah Syeikh Shadruddin al-Manawi dan Abu ‘Abbas asy-Syarnubi, dua tokoh inilah yang mempunyai pengaruh besar pada dirinya di bidang akhlak dan tasawuf.

 

Pemikiran Syeikh Ibrahim al-Laqqani memang boleh dikatakan besar dipengaruhi oleh imam-imam madzhab Maliki, hal itu dikarenakan karena mayoritas gurunya berasal dari sumber tersebut. Selain itu, kapasitas keilmuannya dalam bidang hadits dirayah dan ilmu kalam menjadikan Syeikh Ibrahim al-Laqqani sebagai tokoh penting dan sumber rujukan bagi tokoh-tokoh lain di Mesir.

 

Selain dua tokoh di atas, masih ada beberapa guru Syeikh Ibrahim al-Laqqani yang sangat mempengaruhi perkembangan pemikiran dan penulisan kitab-kitab karyanya. Antara lain Syeikh Abdul Karim al-Barmuni, Syeikh Salim as-Sanhuri, Syeikh Yahya al-Qarafi. Tokoh-tokoh utama yang menjadi guru beliau bergerak pada spiritual iman dan akidah, khususnya dalam menghadapi kelompok-kelompok ghuluw baik secara konsep maupun keyakinan.

 

Selain dari kalangan Malikiyyah, ia juga memiliki guru dari kalangngan Syafi’iyyah, yaitu Syeikh Muhammad bin Abi al-Hasan al-Bakri ash-Shiddiqi, Syeikh Muhammad ar-Romli, dan Syeikh Ahmad bin Qasim al-‘Abbadi.

 

Sebagai seorang tokoh besar, Syeikh Ibrahim al-Laqqani memiliki banyak murid dengan jumlah banyak, baik dari madzhab Maliki maupun lintas madzhab, baik dari dalam maupun luar negeri. Murid-muridnya yang populer dan menjadi tokoh penting setelahnya sebagaimana tercatat dalam salah satu syarah Jauharah at-Tauhid yang berjudul Taqrib al-Ba’id ila Jauharah at-Tauhid halaman 12 ada sekitar empat tokoh. Pertama, Syeikh Abu Muhammad Abdussalam al-Laqqani (w. 1078 H/1668 M) yang tak lain adalah putra beliau sendiri, seorang muhaqqiq, mutakallim, ushuli dan muhaddits.

 

Kedua, Syeikh Abdullah Muhammad al-Kharsyi (w. 1101 H/1690 M) seorang faqih madzhab Maliki. Ketiga, Syeikh Abu Muhammad Abdul Baqi az-Zarqani (w. 1099 M/1688 M) seorang imam, muhaqqiq, faqih dan sumber rujukan dalam madzhab Maliki. Keempat, Syeikh Abu Ishaq Ibrahim asy-Syabarkhauti (w. 1106 H/1695 M) seorang faqih, imam, dan muhaqqiq.

 

Masih cukup banyak murid-muridnyayang belum tertulis, baik mengambil ilmu secara langsung dari beliau ataupun tidak. Para murid inilah yang nantinya akan melanjutkan estafet keilmuan dan banyak memberikan kontribusi atas karya-karyanya, sehingga karya-karya agung Syeikh Ibrahim al-Laqqani menjadi tersebar hingga ke seluruh Jazirah Arab dan Melayu-Nusantara.

 

Substansi dan Syarah

Kitab Jauharah at-Tauhid ini telah menjadi salah satu rujukan penting dalam bidang akidah Ahlussunnah wal Jamaah al-Asy’ariyah. Kitab ini disusun dalam bentuk nadzam yang terdiri dari 144 bait syi’ir berkaitan dengan hal-hal yang diyakini oleh kaum muslimin secara i’tiqad Ahlussunnah wal Jamaah.

 

Pembahasan tauhid dalam kitab ini dapat diklasifikasikan menjadi beberapa pembahasan. Pertama, yaitu mukaddimah tentang akidah, kedua yaitu Ilahiyyat (membahas tentang Tuhan dan sifat-sifat Nya), ketiga yaitu Nubuwwat (membahas tentang Nabi dan sifat-sifatnya). Sementara yang keempat yaitu tentang keistimewaan Nabi Muhammad SAW, kelima adalah Sam’iyyat (membahas perkara-perkara yang sumbernya berasal dari dalil-dalil naqli seperti ruh, tanda-tanda kiamat, siksa kubur dan seterusnya), keenam yaitu Mutammimah (pelengkap pembahasan), ketujuh yaitu tentang Tazkiyyah (penyucian jiwa).

 

Di samping itu, kandungan dari kitab ini bisa dilihat dari kitab syarah karya Syeikh Ibrahim al-Laqqani sendiri, seperti kitab Hidayah al-Murid li Jauharah at-Tauhid ataupun kitab-kitab syarah karya para ulama lainnya setelah ia menjelaskan matan teks kitab tersebut.

 

Di antara kitab-kitab yang mensyarahi kitab Jauharah at-Tauhid antara lain kitab Tuhfah al-Murid ‘ala Syarhi Jauharah at-Tauhid karya Syeikh Ibrahim al-Baijuri, kitab al-Mukhtashor al-Mufid fi Syarh Jauharah at-Tauhid karya Syeikh Nuh ‘Ali Sulaiman al-Qudlot, kitab al-Minhaj as-Sadid fi Syarh Jauharah at-Tauhid karya Syeikh Muhammad al-Hanifi al-Halabi, kitab Bughyah al-Murid li Jauharah at-Tauhid karya Syeikh Ibrahim al-Marghani, dan kitab At-Ta’liqot al-Mufidah ‘ala Mandzumatai Jauharah al-Tauhid wa Bad’i al-Amali karya Syeikh Abdussalam Syakir.

 

Di samping itu, ada pula kitab Hasyiyah Ibn al-Amir ‘ala Ithaf al-Murid Syarh Jauharah at-Tauhid karya Syeikh Muhammad al-Sanbawi al-Azhari al-Maliki, kitab al-Mujiz al-Jadid min Tuhfah al-Murid ‘ala Jauharah at-Tauhid karya Syeikh Umar Abdullah Kamil, kitab Taqrib al-Ba’id ila Jauharah at-Tauhid karya Syeikh Ali bin Muhammad at-Tamimi al-Shafaqisi, kitab ar-Ra’yu as-Sadid fi Syarh Jauharah at-Tauhid karya Syeikh Dr Ibrahim Muhammad Ibrahim Haribah, kitab Syarh ash-Shawi ‘ala Jauharah at-Tauhid karya Syeikh Ahmad ash-Shawi, kitab Fath al-Majid fi Syarh Jauharah at-Tauhid karya Syeikh Abdusshamad al-Jawi al-Palimbani.

 

Sebagai penutup, hendaknya kita sebagai pelajar menyadari bahwa melihat pentingnya naskah tauhid tersebut dalam membentengi akidah. Maka lazimnya kitab tersebut tidak hanya dipelajari di pesantren untuk dunia modern saat ini, tapi sangat penting juga untuk diimplementasikan ke sekolah-sekolah umum, sehingga lebih aplikatif dalam pembentukan akidah ala Ahlussunnah wal Jamaah di Nusantara ini. Wallahu a’lam.

 

Identitas Kitab:

Judul Kitab: Kitab Jauharah at-Tauhid
Penulis: Syeikh Ibrahim bin Ibrahim bin Hasan bin Ali al-Laqqani al-Maliki al-Misri
Peresensi: Alfan Jamil, alumni dan pengajar di Ma'had Aly Nurul Jadid Paiton Probolinggo.


Pustaka Terbaru