• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Madura

Pelajar NU Diharap Tidak Silau Tampilan Megah Tapi Kosong Nilai

Pelajar NU Diharap Tidak Silau Tampilan Megah Tapi Kosong Nilai
Seminar kaderisasi santri di Darul Ihsan Pakamban Daja Kecamatan Pragaan, Sumenep. (Foto: NOJ/Abdullah Hafidi)
Seminar kaderisasi santri di Darul Ihsan Pakamban Daja Kecamatan Pragaan, Sumenep. (Foto: NOJ/Abdullah Hafidi)

Sumenep, NU Online Jatim
Menyongsong kebangkitan kedua atau satu abad Nahdlatul Ulama, lembaga pendidikan Darul Ihsan Pakamban Daja Kecamatan Pragaan, Sumenep menggelar seminar kaderisasi santri, Sabtu (15/2). Kegiatan dipusatkan di aula utama gedung lembaga setempat. 

 

Acara dihadiri santri dari tingkat MTs (Madrasah Tsanawiyah) sampai MA (Madrasah Aliyah) Darul Ihsan dengan menghadirkan Kiai Zubairi Karim. Yang bersangkutan adalah salah seorang Wakil Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pragaan yang membidangi kaderisasi dan penguatan gerakan pemberdayaan lembaga struktural NU. 

 

Alumni Pesantren An-Nuqayah Guluk-guluk ini mengaku senang dan bangga pada Darul Ihsan yang selalu berada di garda depan dalam gerakan kaderisasi santri untuk pemberdayaan NU. Kaderisasi menurutnya menjadi amanah Muktamar ke-33 NU di Jombang 2015 lalu.  

 

"Amanat Muktamar NU Jombang memuat lima jenis model pendidikan kader. Ada kaderisasi struktural, kaderisasi keulamaan, kaderisasi penggerak NU, kaderisasi fungsional, dan kaderisasi profesional,” katanya. 

 

Dalam pandangannya, lembaga pendidikan merupakan gerbong mendasar bagi para santri di bawah Pimpinan Komisariat (PK) IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama) yang harus dibekali dasar NU sejak dini.

 

“Agar mereka tumbuh menjadi generasi militan pejuang NU masa depan" ungkapnya.
Materi mendasar yang disampaikan kepada para santri adalah pilar teologi, yaitu syariah dan tasawuf yang dijalankan NU menurut manhaj ulama. 

 

Kiai Zubairi Karim juga menyampaikan  tiga model pokok ukhuwah yang menjadi ciri khas Nahdlatul Ulama yaitu ukhuwah islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama warga bangsa) dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama manusia) dalam kehidupan sosial kebangsaan.

 

"Tiga model ukhuwah itu makin terdistorsi menjadi ukhuwah islamiyah saja oleh sekelompok minoritas yang memahami agama secara dangkal, sehingga ruang universalitas agama Islam sebagai rahmah bagi segenap alam makin terasa sempit dan kaku," ujarnya.

 

Ditanya soal upaya membangun kebanggaan bagi generasi muda pada identitas Nahdlatul Ulama, dirinya menekankan agar santri tidak mudah terpesona dengan propaganda simbolistik agama yang tampak megah di permukaan tapi isinya kosong oleh nilai. 

 

"Ciri kebanggaan bagi NU bukan pesona tampilan luar yang formalistik, tapi substansi nilai dalam yang disemangati moderasi, toleransi, keseimbangan dan keadilan,” ungkapnya. 

 

Dikemukakannya, kalau aneka prinsip itu sudah menyatu dalam kepribadian kader, maka akan selalu mampu memesrai siapa saja dalam kehidupan kebangsaan.

 

 

Kontributor: Abdullah Hafidi
Editor: Syaifullah
 


Editor:

Madura Terbaru