• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Rehat

UMRAH RAMADHAN 2023

Menyentuh Rukun Yamani sebagaimana Dicontohkan Rasulullah

Menyentuh Rukun Yamani sebagaimana Dicontohkan Rasulullah
Sempatkan menyentuh Rukun Yamani dan berdoa di kawasan tersebut. (Foto: NOJ/Syaifullah)
Sempatkan menyentuh Rukun Yamani dan berdoa di kawasan tersebut. (Foto: NOJ/Syaifullah)

Makkah, NU Online Jatim

Saat melakukan tawaf yakni mengelilingi bangunan Ka’bah, hendaknya juga menyempatkan untuk menyentuh Rukun Yamani. Hal tersebut sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah SAW. Dan perlu diketahui bahwa di samping Hajar Aswad, ada satu sisi dari Ka'bah yang selalu diusap oleh Rasulullah SAW yang kemudian diikuti oleh para sahabat, yaitu Rukun Yamani.


Rukun Yamani adalah sisi Ka'bah yang sejajar dengan Hajar Aswad, tepatnya di sudut barat daya yang kiswahnya terbuka. Disebut Rukun Yamani karena sudut Ka'bah yang bagian barat daya kalau ditarik garis lurus ke selatan persis sejajar dengan negara Yaman.


Kalau Hajar Aswad diusap dan dicium oleh Rasulullah SAW, tapi untuk Rukun Yamani Nabi Muhammad mengusapnya. Sehubungan dengan kebiasaan Rasulullah yang selalu mengusap Rukun Yamani, maka Umar bin Khattab pun berkata:


مَا تَرَكْتُ اسْتِلَامَ هَذَيْنِ الرُّكْنَيْنِ الْيَمَانِيَ، وَالْحَجَرَ، مُذْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَلِمُهُمَا، فِي شِدَّةٍ وَلَا رَخَاءٍ


Artinya: Aku tidak pernah meninggalkan meraba kedua sudut ini, yaitu sudut Yamani dan sudut Hajar Aswad, sejak aku melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengusapnya, baik dalam keadaan sempit (kesulitan) maupun dalam keadaan lapang (longgar). (Diriwayatkan oleh Muslim)


Rukun Yamani merupakan salah satu sudut Ka’bah yang mampu menyedot perhatian jamaah haji dan umrah, setelah Hajar Aswad. Menyentuh sudut Ka’bah yang menghadap ke arah Yaman itu tidaklah sesulit menggapai Hajar Aswad.


Perjuangan menyentuh Rukun Yamani tak sesulit mencium atau menyentuh Hajar Aswad. Bahkan, setiap kali putaran tawaf jamaah yang berada dekat Ka’bah bisa menyentuh dan bahkan mencium Rukun Yamani. Wangi sudut Ka’bah yang satu ini menempel pada tangan yang menyentuhnya.


Setiap kali menunaikan tawaf, tidak sedikit jamaah yang selalu berusaha menyentuh sudut Ka’bah yang berada di bagian timur itu.  Agar bisa menyentuh Rukun Yamani, dalam setiap putaran tawaf, maka jamaah selalu berupaya untuk mendekat ke arah Ka’bah.  Jika tak terlalu banyak jamaah yang bergerombol di dekatnya, Rukun Yamani tak pernah terlewatkan.

 

“Rasulullah SAW menyentuh Rukun Yamani dan Hajar Aswad dalam setiap tawaf,” kata Ibnu Umar RA dalam sebuah riwayat. Jabir RA juga pernah menceritakan, pada saat Fathu Makkah, Rasulullah menyentuh Rukun Yamani dan Hajar Aswad dengan sebatang tongkat.

 

Menyentuh Rukun Yamani adalah sunah yang dicontohkan Rasulullah SAW dan sejumlah sahabat juga melakukannya. Ibnu Abbas, Jabir, Abu Hurairah dan Ubaid bin Umar tak pernah lupa menyentuh rukun yamani dan Hajar Aswad. Para sahabat melakukan itu, karena Nabi SAW mencontohkannya.


Bukan tanpa alasan Rasulullah SAW dan para sahabat menyentuh rukun yamani. Menurut Ibnu Umar, menyentuh Rukun Yamani dan Hajar Aswad bisa menghapuskan beragam kesalahan. Namun, Jabir bin Zaid mengingatkan agar jamaah haji dan umrah menghindari berdesak-desakan untuk mencapainya. “Janganlah kamu berdesak-desakan untuk mencapainya. Apabila kamu mendapatinya sedang senggang, sentuhlah, dan jika tidak, berlalulah,” ujar Jabir bin Zaid.

 

Selain menyentuhnya dapat menghapus aneka kesalahan, Rukun Yamani juga memiliki keutamaan. Menurut Ibnu Abbas, pada sudut Ka’bah itu terdapat seorang malaikat yang mengucapkan: amin.


Maka, kata Ibnu Abbas, ketika menyentuh Rukun Yamani, bacalah: Rabbana atina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina adzaban nar. Ibnu Mas’ud RA menuturkan, Rasulullah SAW pernah bersabda: Setiap kali sampai pada Rukun Yamani, aku selalu bertemu dengan Malaikat Jibril.


Tak hanya kaum pria yang berlomba menyentuh Rukun Yamani, kaum perempuan terutama dari Turki dan Pakistan juga berdesak-desakan mendekati sudut Ka’bah itu.  Namun, dalam sebuah  riwayat, Aisyah RA tak menganjurkan kaum wanita menyentuh Rukun Yamani.


Ketika sampai  pada rukun, wanita itu berkata kepada Aisyah: Wahai ummul mukminin, tidakkah engkau memegangnya? Aisyah berkata: Apa perlunya bagi kaum wanita dan apa perlunya memegang rukun? Biarkanlah berlalu. (Al-Fakihy: I/122).


Meski Aisyah RA tak menganjurkan kaum hawa menyentuhnya, namun dalam praktiknya sebagian besar yang menyentuh sudut Ka’bah ini. Demi menyentuh Rukun Yamani, jamaah rela berdesak-desakan dengan kaum pria. Padahal, Aisyah melarang kaum wanita mendorong-dorong pria demi menyentuh Rukun Yamani.


Dalam tulisannya, Heri Ruslan menyebutkan wangi Rukun Yamani begitu khas. Setiap kali menyentuhnya, selalu menggosokkan tangan pada sudut Ka’bah itu dan wanginya sungguh begitu harum. Jika tak terlalu banyak jamaah yang menyentuhnya, dia juga menyempatkan untuk mencium Rukun Yamani.


Meski memiliki keutamaan yang luar biasa, menyentuh Rukun Yamani tak perlu dipaksakan apalagi saat jamaah yang tawaf begitu meluber.  Tak perlu mendorong-dorong jamaah lain untuk menyentuhnya, apalagi sampai ada jamaah lain yang terluka.


Banyak jamaah yang melakukan apa saja demi menyentuh Rukun Yamani dan Hajar Aswad. Padahal, menyentuh kedua rukun itu haruslah dilakukan dengan cara yang baik. Dan dengan demikian, maka saat ingin menyentuh Rukun Yamani sebaiknya memperhatikan keadaan sekitar.


Editor:

Rehat Terbaru