• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Rehat

Pesan Gus Kafa dan Ning Sheila bagi Anak Muda Pencari Ilmu

Pesan Gus Kafa dan Ning Sheila bagi Anak Muda Pencari Ilmu
KH Ahmad Kafa dan Ning Sheila Hasina. (Foto: NOJ/YTb)
KH Ahmad Kafa dan Ning Sheila Hasina. (Foto: NOJ/YTb)

Surabaya, NU Online Jatim

Saat ini, sejumlah mahasiswa telah kembali mengikuti perkuliahan usai libur panjang. Demikian pula santri sudah kembali ke pesantren setelah libur Ramadhan. Setidaknya 3 pesan disampaikan KH Ahmad Kafa dan Ning Sheila Hasina dari Pesantren Lirboyo kepada mereka yang tengah menempuh studi atau tafaqquh fiddin.

 

Pertama, al-ittishal billah atau persambungan kepada Allah, kedua, al-ittishal bil mudarris yakni persambungan antara santri dengan guru, serta ketiga adalah al-ittishal bis shadiq atau persambungan antara santri dengan sesama teman.


"Persambungan dengan Allah, dalam kalian menuntut ilmu jangan putus berdoa kepada Allah,” kata suami dari Ning Sheila Hasina tersebut sebagaimana dilansir NU Online.

 

Dalam pandangannya, setiap sudut majelis ilmu baik di bangku kuliah maupun kala di pesantren mengandung waktu mustajabah kepada Allah. Maka hendaknya kala studi senantiasa berdoa apa pun yang baik-baik dan tidak takut gagal.

 

“Maka ketika kalian gagal mencapai bulan, kalian akan berada di antara bintang-bintang," ungkap Gus Kafa.

 

Dikemukakan, dalam perjalanan mencari ilmu setiap baik santri maupun mahasiswa pastilah menghadapi berbagai ujian dan rintangan yang bisa menghambat dalam proses belajar.

 

Berikutnya, apa pun perintah kiai, ibu nyai, guru hingga dosen hendaknya dipatuhi. Sebagai contoh saat sang guru belum mengizinkan pulang, maka santri pun harus patuh. Karena di sinilah terletak kunci ridlanya guru.

 

"Kunci menjadi santri itu nurut terhadap guru yakni nurut dulu baru belajar, mondok itu bukan bisa atau tidaknya memahami pelajaran tetapi mondok itu aspek yang lebih penting perbaiki karakter, perbaiki akhlak," jelasnya.

 

Ketiga, al-ittishal bis shadik yakni persambungan dengan teman. Lantaran teman juga membawa pengaruh dalam dalam proses mencari ilmu dan salah memilih teman bisa mempengaruhi semangat dalam belajar maka pandai-pandailah memilih teman.

 

Sementara itu, Ning Sheila Hasina menambahkan bahwa mahasiswa maupun santri harus pintar mengatur waktu. Hal ini penting karena akan menghindari terbuangnya waktu dengan sia-sia.

 

"Sebagai orang muslim harus pintar dalam manajemen waktu. Mengatur waktu untuk hal yang bermanfaat adalah suatu hal yang wajib. Apabila sudah mendapat kan barakahnya waktu, maka semua waktunya di setiap hari akan menjadi berkah," terang Ning Sheila.

 

Dirinya mencontohkan Imam Nawawi yang menulis kitab hingga mencapai ribuan karya padahal umurnya hanya 40 tahun. Hal ini tentu saja di luar nalar. Akan tetapi, karena mendapatkan barakah waktu maka hal itu menjadi hal yang sangat mungkin terjadi.

 

"Maka agar mendapatkan barakahnya waktu kita yang terpenting bagi santri adalah istikamah dalam segala hal. Misal biasakan tadarus di pagi hari, maka terus lakukan itu jangan berhenti. Baru kita akan mendapatkan barakah waktu," sambungnya. "Selain itu semangat juang yang tinggi, tekad yang teguh, dan pantang menyerah itu penting bagi seorang yang menuntut ilmu," tegasnya.


Rehat Terbaru