Syaifullah
Penulis
Ini kejadian saat KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dimakamkan di Pesarean Pesantren Tebuireng, Jombang, Kamis (31/12/2009) silam.
Seperti diketahui, konsentrasi manusia ada di Pesantren Tebuireng. Berbagai kalangan merasa kehilangan dan ingin memberikan penghormatan terakhir kepada sang guru bangsa, Gus Dur.
Praktis, halaman pesantren tidak mampu menampung lautan manusia dari berbagai kalangan yang hadir. Mereka yang datang terlambat, tentu saja tidak memiliki akses untuk masuk area pesantren yang memang dikelilingi pagar.
Dalam suasana seperti itu, membuat KH Mustofa Bisri atau Gus Mus tak sempat mengurus sandalnya sendiri seusai menyalati jenazah di masjid.
Bersama keluarga Gus Dur, Gus Mus harus langsung menyertai jenazah masuk ke area upacara pemakaman. Sementara sandalnya tercecer berikut menantunya yang memungut tanggung jawab atas sandal itu.
Menjelang upacara pemakaman dimulai, Gus Rizal, si menantu, kemecer untuk mengikutinya.
“Tapi pasti sudah nggak boleh masuk ini…”, keluhnya.
“Lha kamu kan bawa sandalnya Gus Mus!” Kiai Mu’adz Thohir mengingatkan.
“Terus?”
“Tunjukkan saja sama yang jaga pintu.”
Gus Rizal mengikuti saran Kiai Mu’adz, dan penjaga pun membiarkannya masuk.
Itulah syafaat sandal kiai, sebagaimana ditulis Hidayat Muslim di akun Facebooknya.
Terpopuler
1
4 Rekomendasi MUI Jatim soal Penggunaan Sound Horeg
2
Fatwa MUI Jatim: Sound Horeg Haram Jika Timbulkan Gangguan dan Kemaksiatan
3
Workshop Nawaning Nusantara Dorong Gerakan Pesantren Anti Kekerasan Seksual
4
Fatayat NU Jatim Gelar Sosialisasi Tanggap Bencana, Perkuat Peran Perempuan dalam Kesiapsiagaan
5
MDS Rijalul Ansor Jatim 2024-2028 Dikukuhkan dan Rakerwil di Lirboyo
6
Melalui DTD Garfa, Fatayat NU Jatim Cetak Kader Tanggap Darurat
Terkini
Lihat Semua