• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Tapal Kuda

Perempuan Asal Lumajang Ini Terpilih Tokoh Pelestari Budaya dan Pegiat Keris

Perempuan Asal Lumajang Ini Terpilih Tokoh Pelestari Budaya dan Pegiat Keris
Nyai Istianah, perempuan asal Lumajang terpilih Tokoh Pelestari Budaya dan Pegiat Keris. (Foto: NOJ/ Sufyan Arif)
Nyai Istianah, perempuan asal Lumajang terpilih Tokoh Pelestari Budaya dan Pegiat Keris. (Foto: NOJ/ Sufyan Arif)

Lumajang, NU Online Jatim
Istianah, ibu rumah tangga kelahiran Lumajang tahun 1969 merupakan sosok yang selalu mengabdikan dirinya untuk kelestarian keris sebagai warisan budaya Indonesia. Atas dedikasinya tersebut, ia pun diganjar penghargaan Gus Muhaimin Award sebagai tokoh pelestari budaya dan pegiat keris.


Apresiasi tersebut diberikan oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), H Abdul Muhaimin Iskandar. Penghargaan diberikan saat acara ‘Doa Bersama Ulama dan Habaib untuk Perdamaian Dunia’ yang dipusatkan di Dyandra Convention Center, Surabaya, Ahad (22/05/2022).


Nyai Isti, sapaan akrabnya, mengaku senang dangan apresiasi yang diperoleh. Menurutnya, pusaka asli Indonesia yang ditetapkan UNESCO sebagai karya agung warisan kemanusiaan milik seluruh bangsa di dunia sejak 2005 silam ini merupakan identitas penting bangsa Indonesia yang harus dijaga.


"Saya tersentuh, saya senang mendapat award ini, terharu, uri-uri (merawat) budaya leluhur dapat penghargaan. Warga Indonesia itu budayanya mengakar, tanpa budaya tidak akan ada roh dan jati diri," ujarnya saat diwawancarai NU Online Jatim, Selasa (24/05/2022).


Ia menceritakan, dirinya menekuni pelestarian keris ini berawal sejak ayahandanya yang juga seorang pegiat keris meninggal dunia beberapa tahun lalu. Dirinya yang lulusan sarjana hukum tidak menyangka apa yang ia geluti bisa menjadi kecintaan yang kuat terhadap keris-keris peninggalan leluhur.


"Di rumah ada sekitar 150 keris dan tombak koleksi saya, kadang ada teman yang menitipkannya di sini karena tidak bisa merawat. Rata-rata keris yang saya simpan itu keris sepuh, jika suroan biasanya saya adakan suroan juga," ucapnya.


Ketua Paguyuban Keris Lumajang ini menjelaskan, sebenarnya keris tidak hanya diidentikkan dengan hal-hal mistik. Karena sejatinya sejak zaman dulu keris dinilai sebagai simbol diri bagi seseorang.


"Keris itu lambang, dulu pada zamannya keris itu sebagai lambang kebanggaan, anak umur 17 dulu harus punya keris," imbuhnya.


Ia mengaku, selama ini dirinya bersama pegiat keris lainnya sering membuat pameran keris, baik di Lumajang dan luar Lumajang dengan menjalin sinergi bersama pemerintah. Hal itu dimaksudkan sebagai media sosialisasi dan kampanye keris kepada generasi muda.


"Namun, semenjak pandemi saya vakum. Ke depan, insyaallah akan lebih eksis lagi untuk melestarikan keris ini. Harapan saya semoga Pemerintah Kabupaten Lumajang bisa ada tindak lanjut dalam pelestarian budaya keris ini nantinya," tandasnya.


Tapal Kuda Terbaru