• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Jujugan

Masjid Al-Muhajirin Tulungagung Simpan Ornamen Berusia 182 Tahun

Masjid Al-Muhajirin Tulungagung Simpan Ornamen Berusia 182 Tahun
Suasana Masjid Al-Muhajirin dengan ornamen klasik. (Foto: NOJ/Madchan Jazuli)
Suasana Masjid Al-Muhajirin dengan ornamen klasik. (Foto: NOJ/Madchan Jazuli)

Tulungagung, NU Online Jatim

Ornamen masjid bisa menjadi penanda sekaligus ciri khas yang melekat dari masa ke masa. Seperti halnya Masjid Al-Muhajirin Tulungagung yang menyimpan ornamen khas ukiran kayu yang sudah berusia 182 tahun.

 

Masjid ini tak jauh dari pusat kota. Tepatnya ada di Desa Gedangsewu, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung. Saat masuk ke dalam masjid, pengunjung akan merasakan kesejukan dan ciri khas bangunan lama dari ornamen ukiran asli kayu jati.

 

Ketua Yayasan Mashur Al-Muhajirin, Muslim menuturkan lama ornamen bisa dilihat dari tahun enkripsi yang berada di atas imaman. Di situ jelas tertulis kapan pembuatan ornamen tersebut. 

 

"Dalam ekripsi diatas imaman, terdapat tulisan Kiai Mangun Fuqaha selaku tokoh agama yang ikut memprakarsai pembangunan Masjid Jami Kota Tulungagung. Sedangkan di baris ketiga bertuliskan hari Ahad Paing, 11 Syawal 1262 Hijriah," beber Muslim saat ditemui, Selasa (28/03/2023).

 

Kendati usinya ratusan tahun, namun usia masjid ini belum ada 30 tahun. Ia menjelaskan kronologi pendirian masjid berawal dari pemugaran Masji Al-Munawwar atau Masjid Jami' Tulungagung. Salah satu panitia pembangunan masjid bertemu dengan tokoh masyarakat Gedangsewu saat melaksanakan ibadah haji.

 

Saat itu, yang sekarang menjadi masjid di dekatnya terdapat mushola kecil. Dahulu lokasi masjid merupakan tanah masyarakat, selanjutnya kabar gembira dari H Mashuri akan dibangun masjid. Alhasil, masyarakat merelakan tanahnya tukar guling, akhirnya diukur cukup untuk pembangunan Masjid Al-Muhajirin.

 

"Kayu ini asli dari Masjid Jami', dibawa dengan peralatan seadanya seperti ledok atau pedati waktu itu. Dirangkai 2 lalu diturunkan, gotong royong masyarakat membawa saka atau tiang ke sini," imbuhnya.

 

Muslim menambahkan, motif ornamen berwarna putih dan biru ini berasal dibuat dengan pahatan tangan. 

 

"Ini cuma meneruskan warnanya dulu warnanya seperti ini dan kita dipertahankan. Kalau mimbar masih tetap dipakai khutbah jum'at," jelasnya.

 

Sementara, Ketua Takmir Masjid Al-Muhajirin, H Mugiono mengungkapkan bahwa beberapa waktu lalu sempat ada satu keluarga besar yang berkunjung untuk melihat kondisi masjid. Tidak disangka, neneknya dahulu juga ikut gotong royong mengangkat tiang berdiameter sekitar 50-an centimeter.

 

Tidak hanya itu, ada cerita menarik lainnya. Pada tahun 1994 ada yang mencoba berniat buruk. Yaitu mengambil salah satu ornamen atau umpak yang masih tersisa. Karena beberapa potongan masih disimpan rapi di gudang masjid.

 

"Tidak lama meninggal. Tidak tahu memang kualat atau memang sudah waktunya," tandasnya.

 

Selama bulan Ramadhan, masjid ini menggelar buka bersama secara gratis untuk umum. Dari pantauan NU Online Jatim, ibu-ibu tengah bersiap-siap untuk memasak menyiapkan menu berbuka di sebelah utara masjid. 

 

"Kami juga akan terus memelihara amaliyah Ahlussunnah Wal Jamaah an Nahdliyah. Salah satu caranya dengan mengajarkan madin yang berada di teras masjid dan mushola lama," pungkasnya.


Jujugan Terbaru