• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 3 Mei 2024

Keislaman

5 Cara Meraih Keberkahan Malam Lailatul Qadar

5 Cara Meraih Keberkahan Malam Lailatul Qadar
Ilustrasi 5 cara meraih keberkahan malam lailatul qadar. (Foto: NOJ/ freepik)
Ilustrasi 5 cara meraih keberkahan malam lailatul qadar. (Foto: NOJ/ freepik)

Lailatul qadar merupakan salah satu malam yang istimewa dalam Islam yang terjadi di bulan Ramadhan. Meskipun tanggal pasti malam lailatul qadar dirahasiakan, tetapi mayoritas ulama berpendapat malam lailatul qadar terjadi pada tanggal ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

 

Terkait kemuliaan dan keutamaan malam lailatul qadar ini dijelaskan langsung oleh Allah dalam surat Al-Qadr ayat 3. Allah berfirman:

 

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ

 

Artinya: "Malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadr: 3)

 

Menurut Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar, ayat “Lailah Mubarakah” yang dimaksud ialah malam Lailatul Qadar. Hal ini jika kita merujuk pada penjelasan Al-Quran surat Al-Qadar ayat 1 tentang Al-Qur’an yang diturunkan di Lailatil Qadar.

 

Lebih lanjut Al-Baqarah ayat 185 mengatakan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan diturunkan Al-Quran. Adapun malam lailatul qadar, berarti malam yang amat berharga, cocok artinya dengan Lailatin Mubarakatin (malam yang diberi berkah), yang tertulis di ayat ini.

 

Cara Meraih Lailatul Qadar
Untuk meraih keberkahan malam lailatul qadar dan mendapat pahal besar dari Allah SWT, umat Islam dianjurkan untuk beribadah dan beramal kebaikan. Berikut ini ada 5 cara untuk meraih berkah malam lailatul qadar.

 

Pertama, meningkatkan ibadah. Perbanyak ibadah selama 10 malam terakhir Ramadhan dengan melakukan shalat malam (tahajud), membaca Al-Quran, berdoa, dan berzikir. Pasalnya, Rasulullah di malam 10 terakhir Ramadhan senantiasa mengisi dengan ibadah kepada Allah. Dijelaskan oleh Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda;

 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ أَحْيَا اللَّيْلَ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَر

 

Artinya: “Rasulullah saw bila memasuki 10 hari, yakni 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan, mengencangkan kain sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR Al-Bukhari).

 

Sementara itu Abu Ishaq As-Syirazi dalam Kitab At-Tanbih menuliskan bahwa seyogianya oran​​​​​​g​mengisi 10 malam terakhir Ramadhan, terlebih malam ganjilnya dengan memperbanyak amal kebajikan.

 

ويطلب ليلة القدر في جميع شهر رمضان وفي العشر الأخير أكثر وفي ليالي الوتر أكثر وأرجاها ليلة الحادي والعشرين والثالث والعشرين ويستحب أن يكون دعاؤه فيها اللهم انك عفو تحب العفو فاعف عني

 

Artinya: “Dianjurkan mencari Lailatul Qadar di setiap malam Ramadhan, terutama malam 10 akhir dan malam ganjil. Lailatul Qadar paling sering diharapkan terjadi pada malam 21 dan 23.” Dianjurkan memperbanyak doa di dalamnya, “Allahumma innak ‘afuun tuhibbul afwa Fa’fu 'anni”.

 

Kedua, beriktikaf di masjid. Untuk meraih malam Lailatul Qadar seyogianya mengisi dengan melaksanakan iktikaf di masjid, terlebih di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Contoh iktikaf model ini, dipraktikkan langsung oleh Rasulullah saw ketika bulan Ramadhan. Hal ini sebagaimana hadis yang bersumber dari Imam Muslim, Nabi saw bersabda;

 

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يعتكف العشر الأواخر من رمضان

 

Artinya: “Bahwa Rasulullah saw, beliau melekasanakan iktikaf di malam 10 terakhir bulan Ramadhan.”

 

Adapun tujuan Rasulullah saw melakukan iktikaf, untuk mendapatkan kemuliaan malam Lailatul Qadar. Pasalnya, dalam malam tersebut lebih mulia dari 1000 bulan (83 tahun 4 bulan). Orang yang mendapatkan malam tersebut, maka akan memperoleh ampunan dan rahmat Allah, yang tidak ada bandingannya.

 

Ketiga, berinfak dan bersedekah. Infak dan sedekah pada malam lailatul qadar sangat dianjurkan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pahala dan mendekatkan diri kepada Allah swt. Allah berfirman;

 

إِنَّ ٱلۡمُصَّدِّقِينَ وَٱلۡمُصَّدِّقَٰتِ وَأَقۡرَضُواْ ٱللَّهَ قَرۡضًا حَسَنًا يُضَٰعَفُ لَهُمۡ وَلَهُمۡ أَجۡرٌ كَرِيمٌ

 

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah, baik laki-laki maupun perempuan, dan meminjamkan (kepada) Allah pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) kepada mereka dan baginya (diberikan) ganjaran yang sangat mulia (surga).”

 

Praktik sedekah di bulan Ramadhan juga dilaksanakan oleh Rasulullah saw secara langsung, yang disaksikan oleh sahabat yang lain. Hal ini terekam dalam hadits riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim;

 

انَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ (أَجْوَدَ) مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ

 

Artinya: “Rasulullah saw adalah orang paling dermawan di antara manusia lainnya, dan ia semakin dermawan saat berada di bulan Ramadhan.”

 

Keempat, berdoa dengan penuh khusyuk. Berdoa dengan penuh khusyuk, tawadhu', dan memohon ampun kepada Allah swt agar diberikan keberkahan pada malam Lailatul Qadar. Ada satu doa yang diajarkan Rasulullah saw pada Aisyah ra, yang cocok diamalkan di bulan Ramadhan. Pun doa ini populer di Nusantara:

 

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

 

Artinya: “Dari Sayidah Aisyah, dia berkata, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat engkau jika aku tahu bahwa malam tertentu adalah Lailatul Qadar, lantas apa doa yang mesti saya ucapkan?’ Nabi Saw menjawab, ‘Bacalah doa berikut ini: ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni’, (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).”

 

Kelima, meningkatkan kebaikan. Selama 10 malam terakhir Ramadhan, perbanyak melakukan kebaikan seperti membantu orang lain, berbuat baik kepada orang tua, dan lain-lain. Hal ini dapat menjadi amal yang berkelanjutan dan terus mendatangkan keberkahan dari Allah:

  

من قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه. رواه البخاري

 

Artinya: “ِBarang siapa yang mengisi Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Al-Bukhari). Wallahu a’lam.

 

Penulis: Ustadz Zainudin Lubis


Keislaman Terbaru